18 | Wedding Day, Tapi Reynald...

154 82 11
                                    

Forced Marriage•

•Forced Marriage•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Sah?"

"Sahhh…...."

"ANJING!" Reynald berdiri setelah membaca notifikasi pesan yang masuk. Wajahnya berubah pucat setelah melihat isi pesan yang dikirimkan padanya.

Semua orang kaget melihat Reynald, lebih tepatnya kaget mendengar umpatan kasar cowok itu. Terutama Natasya, ia mendesis karena Reynald malah mengacau. Natasya begitu cantik dengan balutan gaun putih juga make up natural yang membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.

Reynald menundukkan tubuhnya, meminta maaf karena membuat kekacauan. "Maaf, lanjutin aja."

"Lo mau kemana, Rey?" tanya Anshen karena sepertinya Reynald hendak pergi.

Reynald menutup wajahnya bingung, kemudian menghembuskan napas panjang.

"Ada urusan."

***

Memacu mobilnya diatas batas kecepatan normal, Reynald tidak peduli jika perbuatannya bisa membahayakan nyawa sendiri juga orang lain. Pikirannya kacau, kalut, cemas semuanya menjadi satu.

Satu dua mobil membunyikan klakson keras karena terganggu dengan mobil Bugatti Reynald yang ngebut diambang batas kenormalan. Mengabaikan peringatan pengendara lain, Reynald memutar setir mobilnya tajam, jika saja Reynald tidak pandai menguasai mobil sudah dipastikan mobilnya menabrak pembatas jalan.

Memasuki area pelabuhan terbengkalai di sisi utara ibu kota. Area di sekitarnya rusak, berlumut, tak terurus. Reynald memarkirkan mobil Bugatti nya di dekat pintu masuk pelabuhan, lalu berjalan menuju sebuah bangunan dengan tangan terkepal.

Sialan!

Di pintu masuk Reynald langsung disambut oleh sembilan orang.

Buagh!

Reynald menerjang apapun yang ada di depannya. Emosi membuat ia tidak bisa mengendalikan energinya. Mereka bertarung seperti binatang buas. Kepalan demi kepalan terus dilayangkan, tinju dibalas tinju, pukulan dibalas pukulan.

"Cuih," Reynald mengeluarkan darah yang memenuhi rongga mulutnya. Rasa darah pekat itu membuatnya mual.

"Cuma segini kemampuan kalian? Mati aja sana," ejek Reynald.

Reynald berhasil merobohkan mereka semua. Ia berjalan melangkahi mereka yang tergeletak tidak sadarkan diri. Pria itu bergegas berlari mengecek setiap ruangan. Tidak peduli bagaimana kondisinya saat ini. Tidak peduli bahkan jika napasnya akan habis. Reynald tetap berlari tanpa henti sampai menemukan satu ruangan tersisa.

Bruak!

Satu tendangan mampu merusak pertahanan pintu kokoh itu.

"Reynald!" pekik seorang wanita dengan kondisi kacau, tangannya terikat di sudut ruangan.

FORCED MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang