•Forced Marriage•
"Mampir dulu ke minimarket."
"Iya, Sayang."
Keenan menepikan mobil di pinggir jalan.
Sebelum turun, Natasya memakai topi, menyiapkan uang agar tidak gagap atau terburu saat di depan kasir.
"Kak Keenan mau titip apa?"
"Sampoerna Mild."
"Kak Keenan masih ngerokok?" Natasya membuang napas panjang.
"Okay."
Keenan tersenyum simpul mengantar kepergian Natasya dengan mata.
Keenan merogoh ponsel. Mengecek tiket penerbangan yang dipesan Johan. Masih tersisa dua jam sebelum check-in.
"Udah? Cepet ba— lo siapa?"
Keenan terkesiap saat yang masuk ternyata bukan Natasya, melainkan orang asing langsung menunduk dan meringkuk.
"Keluar!"
"Diam!"
Keenan naik pitam. Badannya condong ke belakang mendorong-dorong kasar, mengusir.
"Pergi!"
Keenan berdecak. Keluar dari mobil tepat saat orang-orang datang mencari-cari. Keenan smirk, membuka pintu lalu menarik orang asing keluar paksa.
"Pencuri yang kalian cari—"
"Gue bukan pencuri!"
Orang asing itu menatap Keenan kesal. Menyentak tangan Keenan lalu berlari.
Seperti tersadar dari hipnotis, Keenan mengerjap beberapa kali. Jantung Keenan tiba-tiba berdegup kencang.
"Za!"
"Kak!"
Keenan mematung di tempat.
"Sampoerna Mild kosong. Mau yang lain?"
Natasya mengernyit, melihat arah pandang Keenan. Tidak ada apapun selain gang kumuh dan toko kaki lima yang masih tutup.
"Kak Keenan lihat apa?"
"Salah lihat."
"Okay... Sampoerna Mild kosong. Mau yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE
Romance"Maaf aku udah bohongin Kak Keenan." "Nggak masalah. Tapi janji jangan diulangi lagi," ucap Keenan dengan mata masih terpejam. "Iya janji, kalau khilaf ntar aku janji lagi. Aku manusia biasa, nggak luput dari kesalahan." ⚠️ Not for children. Be wis...