04 | Benjamin : My Dangerous Boyfriend - Family Drama

6.7K 362 5
                                    

Kamala menggeliatkan tubuhnya ketika cahaya matahari menembus di sela-sela gorden kamarnya. Menggerakkan tubuhnya ke samping — berat? Kamala membelalakkan matanya terkejut, seketika menyedari situasi yang tengah Ia hadapi. Lengan kokoh milik Benjamin melingkar manis di atas perutnya, membelit Kamala ke dalam pelukan hangatnya. Merutuk, Kamala memukul pelan dahi sempit miliknya, memaki di dalam hati.

"Kak, bangun," gumam Kamala pelan, jemari lentiknya menggoyangkan lengan Benjamin perlahan. Bukannya bangun, Benjamin semakin mengeratkan pelukannya pada Kamala, membawa tubuh mungil itu untuk semakin dekat ke arahnya. Benjamin mengigit pelan pipi gembul milik Kamala, membuat perempuan mungil itu memekik tertahan.

Benjamin meraih lengan milik Kamala, membawa jemari mungil itu, mengecupnya perlahan. Tatapan matanya masih sama, datar. Menatap Kamala intens, "Aku akan mandi di kamar mandi bawah, bersiaplah!" Perintah Benjamin.

Kamala menatap punggung tegap yang penuh dengan tato itu perlahan meninggalkan kamar tidurnya. Kedua mata Kamala berkaca-kaca, mengiggit kesal boneka buaya miliknya. Entah hukuman apa yang akan Benjamin berikan, tapi Kamala yakin apapun itu pasti bukan merupakan hal baik.

Apa Kamala akan melihat hal-hal menyeramkan seperti penyiksaan yang orang-orang Benjamin lakukan? Apa Kamala akan mendapatkan pengalaman yang lebih mengerikan? Kamala benar-benar tidak menyangka, kalau saja Kamala tahu hal ini akan terjadi, pasti ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa Kamala akan melihat hal-hal menyeramkan seperti penyiksaan yang orang-orang Benjamin lakukan? Apa Kamala akan mendapatkan pengalaman yang lebih mengerikan? Kamala benar-benar tidak menyangka, kalau saja Kamala tahu hal ini akan terjadi, pasti Kamala tidak akan pernah berani mengingkari aturan yang sudah Benjamin tetapkan.

Kamala duduk di samping Benjamin dengan salah satu lengan berada atas pangkuan, Benjamin tengah sibuk memperhatikan layar laptop dengan tampilan grafik-grafik yang Kamala sendiri tidak mengerti. Sedangkan di kursi depan terdapat Pak Syarif yang tengah fokus mengemudi, bersama dengan pria jas hitam yang juga duduk di depan. Kamala beberapa kali melirikkan pandangan matanya kedepan, mengrenyitkan dahinya heran—siapa dia? Kamala merasa tidak pernah melihat eksistensi pria jas hitam itu di tengah orang-orang Benjamin.

"Kak, kita mau kemana?"Tanya Kamala. Benjamin mengalihkan pandangannya, menatap kedua manik mata milik Kamala, lekat. "Keluargaku ingin bertemu denganmu." Jawaban singkat milik Benjamin sukses membuat Kamala membelalakkan kedua matanya, menatap Benjamin dengan tatapan horror. Bertemu dengan keluarganya? Sekumpulan Wiradmaja? Kamala benar-benar tidak pernah membayangkan jika pertemuannya dengan anggota keluarga Benjamin akan terjadi secepat ini. Dua tahun menjadi kekasih Benjamin, Kamala sama sekali tidak pernah bertemu dengan kedua orang tua Benjamin. Mereka pasangan pebisnis yang sangat sibuk, kerap sekali memiliki agenda kunjungan keluar negeri, di tambah lagi dengan keluarga Benjamin yang terkesan tertutup dari dunia luar, hal itu membuat Kamala tidak pernah bertemu dengan mereka.

Asik dengan lamunannya, membuat Kamala tidak menyadari jika mobil yang mereka tumpangi sudah mulai memasuk ke dalam kawasan kediaman utama milik Wiradmaja. Kamala bisa melihat, di halaman luas kediaman utama terparkir beberapa jajaran mobil mewah keluaran dari brand-brand ternama dunia. Kamala menoleh ke arah Benjamin dengan takut, "Kak nggak mau," ucap Kamala dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Kamala benar-benar tidak siap bertemu dengan keluarga Benjamin. Setiap hari menghadapi dua orang Wiradmaja saja membuat Kamala sakit kepala. Apalagi ini, Kamala bertemu dengan mereka semua.

Benjamin : My Dangerous BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang