15 | Benjamin : My Dangerous Boyfriend - The Beginning of Wibisana's Doom

5.3K 318 70
                                    

Halo semuanya, feign disini.

Senang sekali rasanya bisa kembali menyapa kalian, melihat beberapa komentar kalian yang antusias menunggu cerita ini membuat semangatku kembali terbakar. Ingin sekali rasanya cepat—cepat memberikan kalian update terbaru cerita ini, tapi aku mengalami sedikit kendala-stuck. Berharap bisa melewatinya dengan cepat.

Terima kasih karena sudah mau menunggu Benjamin, semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.

Salam hangat, feign.

*****

Kamala Sastra—sedikitpun tidak pernah terbesit di dalam angan Benjamin untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis sebelumnya, namun ketika bertemu dengan Kamala. Semua berubah, Benjamin begitu memujanya. Sosok gadis pendiam yang terlihat mencolok, menarik diri dari lingkungan sekitar namun begitu menyilaukan. Benjamin menyerah dengan perasaannya, Benjamin menyerah akan Kamala.

Benjamin mengelus pelan rambut panjang Kamala yang terurai, terasa sangat lembut-menggelitik jemarinya. Hari ini secara khusus, mereka akan berkunjung ke Surakarta. Menemui eyang putri Kamala. Melewati banyak sekali pertimbangan, apalagi setelah kejadian tidak mengenakkan di malam itu. Berambisi, Benjamin akan memburu mereka nanti.

Iring-iringan mobil yang membawa mereka mulai memasuki akses khusus menuju ke landasan pacu, terdiam. Kamala melirik ke arah Benjamin singkat sebelum kembali menatap ke arah depan. Ini kali pertama Kamala kembali ke Surakarta setelah lima tahun kematian mendiang eyang kakung. Senang rasanya diberikan kesempatan untuk kembali kesana. Surakarta merupakan kampung halaman papa nya, sejak kecil Kamala kerap sekali berkunjung kesana. Hampir setiap tahun. Mulai jarang dilakukan setelah papa nya mulai masuk ke dalam dunia politik, eyang putri yang kerap mengunjungi mereka ke Jakarta.

Pintu penumpang dibukakan oleh Adam, menunduk. Mengenai keadaan Adam setelah kejadian, dia baik-baik saja. Bahkan keesokan harinya, Adam masih bisa bekerja seperti biasanya. Semuanya masih sama, Benjamin masih bungkam mengenai alasan dari kejadian yang tidak mengenakkan di malam itu. Benjamin bersikap seolah Kamala tidak perlu tahu, Kamala tidak diizinkan untuk tahu. Sempat Kamala ingin bertanya pada Adam maupun Pak Syarif yang sering bersama dengannya. Nihil—loyalitas mereka pada Benjamin memang tidak bisa diragukan.

Benjamin turun terlebih dahulu, mengamati sekeliling singkat sebelum mengulurkan tangannya pada Kamala yang langsung di sambut baik oleh Kamala. Kamala menempatkan dirinya di samping Benjamin, kedua lengan mereka saling bertautan. Di sisi-sisi mereka, beberapa pria berjas hitam terlihat berjaga di sekeliling mereka.

Tidak lama setelahnya, dua orang pria paruh baya dengan seragam putih milik salah satu maskapai datang menghampiri mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak lama setelahnya, dua orang pria paruh baya dengan seragam putih milik salah satu maskapai datang menghampiri mereka. Menunduk—"I am very honored to be of service to you, Mr. Wiradmaja as well. I will try to give you my best." Ujar salah seorang dari mereka dengan sopan. Penuh dengan penghormatan kemudian beranjak pergi setelah Benjamin memberikan perintah.

Benjamin : My Dangerous BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang