03

1.6K 141 3
                                    

Gyuvin mulai membuka matanya perlahan, tangan kanannya pegal karena telah menjadi bantal untuk Yujin semalaman.

Dengan pelan Gyuvin mengangkat kepala Yujin dan menarik bantal untuk menjadi tumpuan kepala sang adik

Gyuvin meregangkan otot tangannya, lalu berjalan menuju kamar mandi, ia mencuci muka dan gosok gigi.

Gyuvin tersenyum saat melihat wajah tampan dirinya di pantulan cermin, ia kagum dan bangga akan wajahnya.

Setelah ia membuka gonden kamar nya dan jendela, menghirup udara pagi yang menyegarkan.

"Eunggh" Yujin menggeliat diatas kasur dengan mata yang masih terpejam ia meraba-raba samping nya, mencari tubuh besar yang semalam tidur dengannya.

Gyuvin menoleh lalu menghampiri adiknya itu,

Duduk ditepi ranjang, tangannya terulur untuk menyelimuti tubuh kecil sang adik. Mengusap rambut, pipi hingga bibir mungil Yujin.

'chup'

Gyuvin tersenyum lembut lalu meninggalkan sang adik yang kembali tidur dengan nyenyak.

Kaki jenjangnya menuruni tangga, lalu mengambil segelas air di dapur.

"Tumben udah bangun"

Gyuvin menoleh,

"Laper bun," ujarnya sedikit merengek. Ini sungguhan Gyuvin benar-benar lapar ia tidak memakan apapun kemarin malam.

"Bunda baru juga mau masak, makan buah aja atau cemilan" jawab sang bunda sembari menunjuk kulkas,

Gyuvin akhirnya membuka kulkas itu dan mengambil dua buah apel, lalu berjalan menuju ruang tv. Menyalakan tv itu da memilih siaran yang ingin ia tonton, dan berakhir kepada siaran dua anak kembar yang tidak memiliki rambut.

Ah, si baju berwarna kuning itu memiliki sehelai rambut.

.

Berbeda halnya dari sang kakak, kini adiknya tengah terduduk menatap linglung sekitarnya.

Nyawanya belum terkumpul.

Mengangkat kedua tangannya keatas lalu sembari menguap. uh, Yujin sangat nyenyak tidur semalam.

Ia berdiri, turun kebawah untuk menghampiri sang kakak yang tenga menonton tv.

Yujin merebahkan diri nya di sofa itu dengan kepala diatas paha Gyuvin. Gyuvin yang melihat adiknya masih ngantuk ia mengusap pelan rambut adiknya pelan,

"Mau?" Tawar Gyuvin menunjukan Apel yang sedang ia makan,

Yujin menggeleng pelan, dan mulai memfokuskan diri pada siaran tv itu begitupun dengan Gyuvin.

.

.

.

Jam menunjukkan pukul dua siang, Yujin yang tengah berada di kamarnya bangun dan berjalan menuju kamar sang kakak.

Mengetok pintu itu lalu membukanya, Yujin menghampiri sang kakak yang tengah tidur siang itu.

Yujin ingin membangun Gyuvin namun dirinya merasa tidak enak, tetapi perut kosongnya ini seakan menyuruhnya untuk membangunkan sang kakak.

Yujin menggoyangkan pelan lengan sang kakak,

"Kak,"

Tidak ada sautan,

"Kakak, adek laper" ujar Yujin telat berada di kuping sang kakak.

Gyuvin langsung membuka mata, ia kaget.

Sedangkan Yujin merasa bersalah telah mengagetkan sang kakak yang tengah tertidur, tetapi sungguh ia berbisik pelan tadi.

Gyuvin menoleh, melihat wajah melas sang adik.

"Kenapa eum?" Tanyanya,

"Adek laper," jawab Yujin dengan pelan.

Gyuvin segera bangun, "mau makan apa? Kita deliv ya" tanya Gyuvin lagi sembari menatap mata cantik sang adik,

Namun Yujin menggeleng,

"Yujin pengen beli langsung sama kakak" jawabnya sembari memainkan jemari besar sang kakak.

"Yaudah ayo, adek mau beli apa?"

"Adek mau mie ayam"

Gyuvin yang melihat senyuman itu langsung bangkit tak lupa ia menganggukkan kepalanya menjawab apa yang adiknya inginkan.

Gyuvin membuka lemari dan mengganti baju dihadapan Yujin,

Yujin melotot lalu menghindari apa yang ada dihadapannya, ia mencari objek untuk ia lihat selain tubuh atas kakaknya yang tengah telanjang.

Hey kenapa Yujin seperti itu, apa salahnya Gyuvin membuka baju dihadapan sang adik, lagian mereka kan sama-sama laki-laki jadi tidak masalah bukan?

.

.

.

Akhirnya yang Yujin inginkan sudah didepan mata, mie ayam itu tepat didepannya.

Dengan segera Yujin menuangkan sambel nya, dia mengambil kembali sendok sambal itu berniat untuk menambah. Namun tangan nya langsung diraih oleh Gyuvin.

Tatapan Gyuvin cukup tajam,

"Udah cukup,"

Yujin malah menggeleng, plis lah satu sendok mana ada kata pedas?

Yujin bersikeras kembali untuk mengambil sendok sambal itu, tapi lagi dan lagi tangan kecilnya dihentikan oleh tangan besar sang kakak.

"Cukup, atau kita pulang" ancam Gyuvin, Yujin yang mendapat lirikan tajam sang kakak rasanya meleleh. Ia takut astaga

Yujin mengambil supit dan mulai memakan mie ayam yang tidak pedas itu dengan kesal,

Ternyata salah ia meminta antar Gyuvin untuk membeli mie ayam. Kalo akan seperti ini tadi saja Yujin membeli sendiri.

Ia kesal.

Gyuvin hanya melirik sekilas sang adik yang tengah makan dengan wajah kesal.

Ia menghela nafas, ini kan juga buat kebaikan Yujin. Kalo terlalu pedas nanti perut adiknya akan sakit ia tidak mau itu terjadi.

Setelah membayar mie itu, Gyuvin mendekati motor besarnya yang ternyata Yujin sudah duduk di jok belakang dengan wajah yang masih kesal.

"Adek, itukan demi kebaikan ade-"

"Cepetan, ayo pulang!" potong Yujin dengan nada ketus.

Gyuvin langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia mencoba meraih tanga Yujin dibelakang. Mengambil tangan itu lalu meletakkan di pinggang nya.

Yujin tetap diam, dan Gyuvin tersenyum kecil melihat sang adik dikaca spion dengan wajah yang masih kesal.

Lalu Gyuvin memberhentikan motor nya di minimarket, ia berniat membujuk sang adik.

Gyuvin turun terlebih dahulu, lalu membantu adiknya turun dari jok tinggi itu.

Mata Yujin mulai berbinar, namun sepertinya adiknya itu masih sedikit kesal.

Gyuvin menarik tangan kecil adiknya untuk memasuki minimarket tersebut.

"Ayo adek mau beli, apa aja boleh asal jangan yang pedas" ujar Gyuvin sembari tersenyum

Yujin masih gengsi, ia menatap Gyuvin

"Es krim?" Tanyanya

Gyuvin mengangguk-anggukkan kepalanya lalu mencubit pipi gembul adiknya itu.

Yujin langsung tersenyum dan tidak memperdulikan sang kakak yang tengah sibuk dengan pipinya.

'uh aku akan beli semuanya' batin Yujin,

.

.

.

Terimakasih orang baik yang telah vote dan komen,

See you di chapter berikutnya..

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang