14

1.1K 117 9
                                    

"KAMU BERANI SAMA KAKAK?!"

Yujin menggeleng cepat, lalu menatap mata kakaknya yang sangat menyeramkan.

"Akhhh sakit, kak maaf" lirih Yujin sembari terisak, sekarang kakaknya kembali menarik dirinya.

'bruk'

Yujin terbanting ke atas kasur, meskipun empuk namun Yujin tetap merasakan sakit.

Wajah Gyuvin masih kesetanan, memerah melotot dengan alis yang menyatu jangan lupa rahang ya mengeras itu membuat Yujin takut takut dan takut melihatnya.

Dia belum pernah melihat wajah kakaknya seperti ini.

Wajah yang selalu Yujin liat dari kakaknya itu ya, senyuman tampannya.

Tapi mengapa sekarang seakan bukan sosok kakaknya?

"Kak maafin Yujin," Yujin masih mencoba memohon sebisanya,

"Ini bukan kakak, kakak Yujin ngga pernah jahatin Yujin, kakak yu-Yujin ga pernah bikin Yujin ngerasa sakit. Kakak Yujin Kim Gyuvin selalu bikin Yujin bahagia bukan terluka kayak gini."

"Kakak Yujin selalu bikin Yujin ketawa bu-bukannya buat Yujin nangis kaya gini,"

"Yujin cuman suka, sayang bahkan cinta itu cuman ke kakak Kim Gyuvin" Yujin masih berusaha menurunkan emosi kakaknya itu, Yujin masih yakin pasti kakaknya akan luluh.

Yujin terus memandangi wajah kakaknya, sekarang wajah menyeramkan itu seolah kembali menjadi wajah Gyuvin yang sebenarnya.

Yujin bisa melihat dengan jelas, pelupuk mata kakaknya mulai berair, jika saja Gyuvin mengedip maka air itu akan mengalir ke pipinya.

Dan benar, air mata itu keluar.

Dengan tangan yang perih, dan tubuh yang sudah melemas Yujin tetap berusaha untuk menghapus air mata yang berada dipipi kakaknya itu.

Posisi mereka ada diatas kasur, dimana Yujin berada dibawah Gyuvin. Gyuvin sedikit menahan tubuhnya menggunakan lutut dan tangannya mengukung Yujin dari atas.

Tangan Yujin terulur ke pipi itu, diusapnya perlahan air mata Gyuvin dengan tangannya yang gemetar.

'bruk'

Belum selesai Yujin mengusap air mata itu, sekarang Gyuvin malah menindih tubuh Yujin, ini engap tapi Yujin harus menahannya.

Dia mengerti kakak nya sedang menurunkan emosi.

Tangan Yujin mengusap surai dan punggung kakaknya penuh rasa sayang, meyakinkan Gyuvin bahwa Yujin hanya menyukai dirinya.

"Maafin Yujin ya kak," ujar Yujin telat ditelinga kakaknya.

Lalu Yujin memeluk tubuh kakaknya dari bawah, Yujin bisa merasakan kakaknya sedang menangis.

"Adek ga bakal suka atau jatuh cinta sama orang lain kecuali kakak seorang"

"Maaf," suara kecil itu terdengar jelas ditelinga Yujin,

Gyuvin kembali bangun, lalu membaringkan tubuhnya disisi Yujin bukan lagi di atas Yujin.

Diraihnya pergelangan tangan itu, Gyuvin meneteskan air mata atas perilaku gila dirinya terhadap sang adik.

Pergelangan yang memerah dan bahkan tangannya hampir tercetak jelas ditangan Yujin,

Yujin memiringkan tubuhnya, mencoba menatap kakaknya,

Gyuvin menoleh, mata mereka bertemu wajah yang sama-sama basah karena air mata itu.

Saling memandang satu sama lain, Gyuvin meraih rahang Yujin dielusnya rahang itu pelan.

"Maafin kakak, kakak kalut"

"Maafin kakak sayang,"

"Yujin ga boleh lagi jalan sama cowo lain tanpa seijin kakak,"

"Kakak ga suka, kakak cemburu" kata terakhir itu semakin terdengar pelan, lalu tangan Yujin juga menyentuh rahang kakak nya.

Mereka saling mengusap wajah satu sama lain, setelahnya tangan Gyuvin turun meraih pinggang ramping itu.

Ditariknya Yujin pelan agar tubuh mereka menyatu tanpa jarak.

Setelah jarak mereka yang benar-benar dekat Gyuvin terus mengelus tubuh adiknya, mulai dari pinggang lalu ke punggung kecil itu.

Diusapnya perlahan dengan penuh rasa sayang,

"Maaf,"

"Maafin kakak umm?" Sambung Gyuvin sembari mengecup-ngecup seluruh wajah Yujin,

"Kakak sayang kamu," ujar Gyuvin tepat ditelinga Yujin,

Entah mengapa semakin lama rasa cinta yang terlarang ini semakin tumbuh membesar, rasa ingin memiliki sepenuhnya terus saja terbayang di otaknya. Akal sehat sepertinya sudah tidak bekerja, namun hati kecil terkadang berkata sesuatu yang sangat menyebalkan

'dia adikku'

'dia adikku'

'kim Yujin adikku'

Pertarungan antara pikiran dan hati selalu membuat Gyuvin bingung harus bagaimana, dan harus melakukan apa.

Semakin hari Yujin dan Gyuvin semakin dekat, dan kedekatan mereka semakin tidak wajar untuk status sebagai saudara. Benar-benar tidak wajar.

Gyuvin terus mengelus-elus pinggang itu, mengecup dahi Yujin berkali-kali.

"Akkhhh kakak geli," kata Yujin dengan sedikit tertawa, ini sangat geli Gyuvin terus saja mengecup dirinya berkali-kali dan yang membuat Yujin kegelian itu saat bibir Gyuvin terus mengecup leher putihnya.

Gyuvin yang mendengar suara adiknya itu, semakin semangat dirinya terus mengecup leher adiknya itu.

"Ahhhhhk" suara desahan Yujin terdengar, membuat Gyuvin yang tengah menjilati leher Yujin mematung.

Suara itu, suara itu membuat nafsu Gyuvin meningkat.

Mata mereka bertemu,

Tatapan Yujin yang sayu membuat libido Gyuvin benar-benar memuncak mata itu terlihat seperti ingin diterkam.

Gyuvin dengan cepat langsung mencumbu bibir adiknya itu dengan penuh nafsu, sapuan lidah Gyuvin dibibir Yujin membuat Yujin ikut nafsu dan segera dirinya membuka mulut itu mengizinkan Gyuvin untuk mengobrak-abrik rongga mulutnya.

Ciuman kali ini sangat panas, baru pertamakali mereka ciuman seperti ini.

Tangan Gyuvin yang tadinya tengah mengusap pinggang Yujin, sekarang mulai naik keatas punggung kecil itu diraba olehnya dengan sangat sensual.

Yujin tidak kuat, ini terlalu enak

.

.

.

maapin nuna ya dek ujin😭
jngn hujat! cukup ngumpat dlm hati klo g suka.

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang