16

1K 109 7
                                    

Yujin terisak diruang tengah, Yujin tidak mengerti atas sikap kakaknya itu. Memarahinya menyayanginya lalu kembali memarahi dirinya.

Yujin juga bingung kakaknya itu ada di pihak dirinya atau nenek lampir itu.

Ini yang Yujin benci dari kakaknya, yaitu sifatnya yang plin-plan,

Yujin hanya bisa terisak sembari kedinginan, dia merasa gengsi jika harus kembali masuk kedalam kamar untuk mengambil celana panjang ataupun selimut.

Terlalu malas melihat wajah kakaknya,

Membaringkan tubuhnya di karpet depan tv, mencoba untuk tertidur meskipun kedinginan. Mencoba melupakan semua yang terjadi kemarin malam dan dini hari tadi.

Memejamkan mata perlahan lalu tertidur.

Sedangkan Gyuvin dirinya tengah termenung sendiri dikamar Yujin, masih dengan posisi yang terduduk diam diatas kasur.

Gyuvin sendiri bingung akan sikap dirinya.

Gyuvin tidak suka Yujin memanggi Jessica dengan sebutan nenek lampir, meskipun Gyuvin tau kelakuan keji Jessica terhadap adiknya itu,

Gyuvin juga tidak suka Yujin tiba-tiba mengaitkan hal tadi dengan Jiwoong.

Padahal baru beberapa jam yang lalu dirinya sudah baikan dan saling memaafkan satu sama lain, namun tadi beberapa menit lalu dirinya dan Yujin kembali bertengkar hanya karena dua orang itu.

Jessica dan Jiwoong

Setelah termenung lama akhirnya Gyuvin terbangun dari atas kasur itu mencoba mencari dan menghampiri adik kecilnya itu,

Berniat untuk meminta maaf lagi.

Menuruni anak tangga dengan pelan, matanya mencoba mencari-cari sosok kecil itu,

Gyuvin sedikit mempercepat jalannya saat dirinya menemukan sosok yang dia cari.

Gyuvin kembali merasa bersalah saat melihat adiknya tertidur meringkuk sembari memeluk lututnya sendiri.

Betapa kasihannya Yujin,

Dengan pelan Gyuvin mengangkat tubuh kecil itu, menggendong Yujin seperti koala, Yujin sedikit bergerak mungkin dirinya merasa tidurnya terusik. Namun Gyuvin segera mengusap punggung itu.

Menaiki tangga mencoba kembali kedalam kamar.

Dibaringkannya Yujin diatas kasur itu, meraih selimut untuk menutupi badan adiknya. Lalu mata Gyuvin menatap penuh wajah Yujin yang tertidur dengan damai,

Mengusap pipi itu pelan, lalu mengecupnya.

Setelahnya Gyuvin kembali membaringkan diri disamping adiknya, masuk kedalam selimut yang sama mencoba tertidur kembali.

.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul Sembilang pagi, namun kedua anak Adam ini masih tengah tertidur nyenyak fokus akan mimpi masing-masing. Posisi tidur mereka berdua seolah-olah tidak ada yang terjadi malam tadi,

Tangan Gyuvin yang menjadi bantalan adiknya, tangan satunya memeluk pinggang ramping Yujin. Dan Yujin yang menyembunyikan wajahnya di dada sang kakak.

Terlihat nyaman satu sama lain.

Gyuvin membuka matanya lebih awal, tangannya terasa kesemutan. Mata itu terbuka perlahan dan langsung melihat objek favoritnya.

Gyuvin seolah melupakan tangannya yang tengah kesemutan, dirinya tersenyum saat melihat adiknya mendusel dan terus mencari kenyamanan dan kehangatan dalam pelukannya.

Dieratkannya lagi pelukan itu, lalu Gyuvin mengecup rambut Yujin dengan penuh kasih sayang.

Gyuvin masih merasa bersalah atas perbuatannya yang terus memarahi sang adik kemarin malam.

Ada kata-kata yang membuat Gyuvin tersenyum bahagia, saat ujaran Yujin terlintas dipikirannya

'Yujin suka sayang bahkan cinta cuman ke kakak seorang'

Yujin sudah semakin terusik mungkin karena cahaya dari jendela sudah menyorotinya.

Yujin membuka matanya, lalu matanya langsung menatap warna hitam pekat. Melirik keatas, dan ternyata itu kaos yang dipakai kakaknya.

Yujin langsung menjauhkan diri dari dada Gyuvin, lalu membelakangi Gyuvin.

Membalikkan tubuh dengan nyawa yang belum terkumpul seutuhnya.

Tiba-tiba tangan Gyuvin sudah melingkar diperut Yujin, lalu kakaknya itu memperdekat jarak antara dirinya dan Yujin hingga mereka berdua benar-benar menempel tanpa jarak.

Bahkan Yujin bisa merasakan sesuatu dibelakang pantatnya.

'chup'

Dikecupnya bagian belakang leher Yujin, membuat sang empu sedikit kegelian.

Yujin berusaha menjauhkan kepala dan tubuhnya dari sang kakak, namun ini sangat sulit.

'chup'

Lagi-lagi Gyuvin mengecup lehernya namun ternyata ini bukan sekedar kecupan singkat, Gyuvin menghisap leher Yujin dengan waktu yang cukup lama hingga lidah Gyuvin keluar untuk merasakan sesuatu yang manis dari leher adiknya.

"Eunggh" Yujin tidak lagi bisa menahan suara laknat yang keluar dari mulutnya.

Gyuvin melepaskan leher Yujin dari mulutnya, lalu tangannya naik keatas menuju dada Yujin.

"Yujin bukan boneka kakak"

Ucapan itu memberhentikan aksi Gyuvin seketika, Gyuvin terheran apa maksud ucapan adiknya itu?

"Apa maksudnya?" Tanya Gyuvin yang memang tidak paham,

"Yujin bukan boneka kakak"

"Yujin bukan mainan kakak Yujin adik kakak" sambung Yujin, dengan nada suara yang mulai gemetar.

Gyuvin langsung membalikkan posisi adiknya itu yang tadi membelakanginya sekarang sudah menghadapnya.

Gyuvin mengerutkan kening bingung,

"Hey, siapa yang bilang kamu mainan kakak?"

"Siapa orangnya? Biar kakak pukul orang itu" sambung Gyuvin dengan nada yang mulai kesal,

Apa-apaan orang itu menyebut adik kesayangannya sebagai boneka dirinya? Pikir Gyuvin.

"Ngga ada yang bilang gitu ke Yujin"

"Terus kenapa kamu bilang kamu mainannya kakak?"

"Loh, emang kakak ga sadar ya? Kakak marahin Yujin, kasar sama Yujin terus tiba-tiba baik sama Yujin cium-cium Yujin dengan sesuka hati kakak"

"Kalo bukan mainan apa yang cocok buat sebutan Yujin? Pelac-"

"Hey, hey kamu bukan mainan kakak sayang, ataupun boneka kakak. Tapi kamu orang yang paling berharga, paling kakak sayangi paling kakak cintai, Yujin ngga boleh anggap diri Yujin kaya gitu ngga boleh, oke?"

"Denger ya, kamu itu orang paling berharga buat kakak, itu sebutan yang pantas buat kamu Kim Yujin" sambung Gyuvin sembari membawa Yujin kedalam pelukannya diusap punggung itu pelan penuh kasih sayang.

"Kakak sayang sama kamu, maaf kalo kakak pernah jahat sama Yujin. Kakak janji bakal selalu sayangin Yujin sekarang dan selamanya."

"Inget itu, love u"

.

.

.

mohon maaf jika cerita ini semakin tidak jelas

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang