15

1.1K 116 4
                                    

Yujin terbangun dari tidurnya, dirinya menoleh ke arah jam yang ternyata masih jam dua pagi. Yujin kedinginan sekaligus lapar, dirinya belum makan dari siang tadi.

Yujin mengucek matanya lalu bangun terduduk diatas kasur, menoleh kesamping melihat sang kakak yang tidur dengan damai.

Sebenarnya hati kecil Yujin belum memaafkan kakaknya itu sepenuhnya, dirinya masih merasakan sakit saat ingatan tentang beberapa jam yang lalu atas perlakuan kasar kakaknya dan omongan jahat kakak nya.

Yujin mengambil Hoodie yang berada dilantai, memakainya lalu berjalan pelan keluar dari kamar. Melangkah dengan pelan, menuruni satu persatu anak tangga itu.

Mengambil air lalu meminumnya, tangannya mencari makanan membuka semua rak yang ada di dapur itu.

Setelah membuka yang ini dan itu akhirnya Yujin menemukan satu bungkus mie goreng, dengan tersenyum kecil Yujin segera memasak mie itu.

Memasukan mie kedalam air yang mendidih, menunggu mie itu matang sembari melamun lagi-lagi kata-kata kakak nya lewat dibenak Yujin.

"Sayang?"

Yujin sedikit terlonjak saat ada suara dan tangan yang melingkar diperutnya, Yujin menoleh kebelakang ternyata kakaknya.

Dengan muka bantal Gyuvin tersenyum lalu menyembunyikan wajahnya di bahu Yujin mencoba mencari letak ternyaman. Namun beda dengan Yujin yang entah mengapa dirinya merasa hal aneh.

Ini tidak wajar.

Semakin hari semakin tidak wajar kedekatan dirinya dan kakaknya, Yujin sadar namun entah mengapa Yujin selalu ingin seperti ini, dirinya ingin kakaknya hanya melihat dirinya, manja padanya, sayang dan cinta hanya terhadap dirinya terhadap Kim Yujin.

Yujin meniriskan mie itu, lalu berjalan menuju kursi dengan kakak yang masih menempel di punggungnya.

"Adek mau duduk," ujar Yujin saat dirinya kesusahan untuk duduk,

Gyuvin hanya diam dengan posisi yang sama, lalu melirik kesamping mendudukkan dirinya di kursi itu

"Ehhh" kata Yujin kaget saat mie yang dia pegang hampir jatuh pasalnya Gyuvin tiba-tiba duduk dan membuat Yujin ikut terduduk namun bukan di kursi melainkan diatas paha Gyuvin.

Gyuvin memangku Yujin.

"Kak," rengek Yujin, plis lah posisi ini kurang nyaman untuk Yujin makan

"Udah makan aja,"

Yujin hanya menghela nafas kasar tidak ada yang bisa dirinya lakukan lagi, Yujin memakan mie itu dengan lahap hanya butuh waktu lima menit untuk Yujin habiskan satu bungkus mie itu.

"Kak lepas dulu, mau minum" kata Yujin sembari mencoba tautan tangan kakaknya di perutnya.

Gyuvin melepaskan tangannya lalu mengekori Yujin, melihat si manis meneguk air satu gelas penuh.

Lalu tanpa sepatah kata Yujin langsung berjalan meninggalkan dapur itu, mencoba untuk kembali ke dalam kamarnya. Yujin berjalan dengan langkah yang cukup besar dan cepat, agar kakaknya itu tertinggal lalu Yujin bisa mengunci pintu kamarnya.

Namun nihil, Gyuvin tetap bisa berjalan disampingnya mengikuti langkah besar Yujin.

Gyuvin ikut terduduk di atas kasur bersama Yujin yang berada disampingnya.

"Adek kakak mau nanya boleh?" Tutur Gyuvin sembari meraih tangan Yujin, diusapnya pelan punggung tangan itu lalu menatap Yujin

"Kamu punya hubungan apa sama orang itu, kenapa kamu sampai punya gelang couple?" Sambung Gyuvin dengan mata yang masih menatap adiknya itu.

Yujin menoleh, menatap sang kakak tanpa ekspresi.

"Gatau"

"Jadi bener kamu pacaran sama dia?" Suara Gyuvin sedikit lebih naik dari sebelumnya,

"Kenapa kakak nuduh gitu ke Yujin?" Tanya balik Yujin lalu menarik tangannya sendiri dari genggaman kakaknya.

"Kenapa kamu malah balik nanya? Jawab pertanyaan kakak. Kamu punya hubungan apa sama dia Kim Yujin" nada Gyuvin sudah mulai kesal hingga mengucapkan nama adiknya itu penuh penekanan.

"Yujin ga punya hubungan sama orang itu" jawab Yujin lalu tangannya meraih ponsel di nakas,

"Terus?"

Yujin tak meladeni ucapan Gyuvin lagi, dirinya tengah mengsibukkan diri dengan ponsel, membalas beberapa pesan masuk termasuk pesan dari orang itu Mas Jiwoong.

"Dek"

"KIM YUJIN!" Gyuvin kembali marah, ponsel Yujin direbut olehnya menatap Yujin dengan tatapan kesal.

"Apa?"

"Kakak tanya kenapa kamu punya gelang sama cowo brengsek itu?"

"Kan Yujin udah jawab gatau, ya gatau kak."

"Ya kamu harusnya tau, kenapa kamu bis-"

"GELANG ITU HARUSNYA DIPAKE SAMA KAKAK! YUJIN BELI GELANG ITU BIAR COUPLE SAMA KAKAK TAPI KAKAK UDAH PUNYA GELANG COUPLE SAMA NENEK LAMPIR ITU!"

"Yujin ga tau kenapa om itu bisa pake gelang itu. Mungkin waktu itu Yujin ga sengaja jatohin gelang itu dirumah dia pas Yujin disuruh sama bunda."

"Apa lagi? Apa lagi yang kakak mau tanya?" Yujin menatap kesal kearah kakaknya, mata yang biasanya berbinar itu berubah menjadi tatapan penuh amarah.

Gyuvin terdiam atas jawaban dan penjelasan panjang dari adiknya itu, Gyuvin bisa melihat Yujin sudah kesal.

"Kamu ga boleh manggil Sica nenek lampir itu ga sopan." Kata Gyuvin sembari menatap lekat adiknya,

"Yujin harus sopan? Yujin harus sopan sama orang yang udah ngebully Yujin? Harus sopan sama orang yang udah bikin Yujin malu? Bikin Yujin sakit? Apakah Yujin harus sopan?"

"Jawab kak!"

"Ya kamu emang harus tetap sopan dong, dia lebih tua dari kamu jin"

"Kakak ngajarin Yujin sopan santun sama yang lebih tua? Tapi kakak tadi panggil om Jiwoong dengan ga sopannya? Kakak tau apa tentang dia sampe kakak panggil dia cowo brengsek?"

"Kenapa kamu malah nyambungnya ke orang itu?"

"Kenapa ga suka?"

"IYA KAKAK GA SUKA!"

" YUJIN JUGA GAK SUKA KAKAK NYEBUT NAMA CEWE ITU!" Suara Yujin tak kalah tinggi setelahnya Yujin langsung bangun dari duduknya dan berjalan keluar kamar, menutup pintu itu dengan kencang.

Sedangkan Gyuvin dia hanya bisa terdiam entah apa yang ada dipikirannya.

.

.

.

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang