11

1.1K 109 8
                                    

Gyuvin membaringkan Yujin yang pingsan dan basah di ranjang UKS, lalu dirinya menyuruh petugas UKS membawa baskom berisi air dan baju milik Gyuvin di loker.

Gyuvin membersihkan tubuh adiknya sembari menangis, ia gagal menjadi seorang kakak.

Gyuvin membersihkan tubuh Yujin dengan kain yang dibasahi, mulai dari wajah putih pucat Yujin hingga badan Yujin semua Gyuvin bersihkan perlahan.Disampingnya sudah ada baju olahraga milik Gyuvin dan baskom berisi air.

Dengan pelan Gyuvin membuka seragam Yujin yang sudah kotor, lalu setelah merasa tubuh Yujin sudah bersih seperti semula Gyuvin memakaikan baju olahraga miliknya pada tubuh Yujin.

Ia memeluk Yujin yang masih terbaring lemah, Gyuvin terus menangis dan menangis.

Yujin membuka matanya perlahan, melirik sekitarnya, lalu matanya menuju seseorang yang tengah terduduk sembari memeluknya dari samping. Yujin bisa mendengar suara isakan dari orang yang tengah memeluk dirinya.

Yujin tau itu sang kakak Kim Gyuvin.

Dengan perlahan tangan Yujin mengusap surai Gyuvin, dengan segera Gyuvin mengangkat kepalanya saat merasakan elusan pelan di kepalanya.

"Sayang mana yang sakit? Dimana hmmm?"

Yujin menggeleng sembari tersenyum lembut, tangannya terulur untuk mengusap air mata yang menetes dari mata kakaknya itu.

"Sayang maaf, kakak ngga bisa jaga kamu. Harusnya kakak ngga telat, harusnya kak-" perkataan Gyuvin terpotong saat telunjuk Yujin telat berada dibibir Gyuvin.

"Ngga apa-apa" kata Yujin pelan sembari tersenyum.

Lihatlah Yujin masih bisa tersenyum dengan lembut atas apa yang tadi dia alami,

Mata Yujin menoleh ke gelas berisi air disampingnya, dengan pelan Gyuvin langsung menyodorkan gelas itu kepada adik kecilnya.

Gyuvin duduk disamping Yujin yang juga terduduk di ranjang UKS, tangan Gyuvin terus mengelus surai Yujin dengan lembut. Mata mereka bertemu, saling memandang masing-masing namun tidak ada percakapan atau hal apapun lagi.

Mata Gyuvin yang basah, menatap mata Yujin yang terlihat sendu. Mata yang biasanya berbinar bahagia sekarang terlihat begitu sendu.

Setelah lamanya saling memandang Gyuvin mulai mendekati wajahnya kepada wajah Yujin, mata yang tadi menatap mata sendu Yujin sekarang beralih ke bibir tipis nan pucat itu.

Gyuvin menempelkan bibirnya dengan bibir Yujin, lalu mulai melumat kedua bibir Yujin.

Yujin hanya diam lalu terpejam, merasakan kelembutan lidah Gyuvin yang menyapu bibirnya.

Ciuman ini tidak tergesa-gesa, Gyuvin melakukannya perlahan namun dalam.

Tangan Gyuvin mengelus pinggang Yujin tanpa henti memberikan rangsangan yang lebih pada adiknya itu.

Gyuvin mencoba menggigit bibir bawah Yujin, agar Yujin membuka mulutnya,

Namun Yujin tersadar saat otaknya memutar perkataan Jessica tadi, lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Gyuvin, lalu Gyuvin langsung menatap sendu pada Yujin lalu menangkup pipi itu.

"Kakak minta maaf, kakak janji kakak bakal lebih ngejaga adek dari orang-orang jahat, kakak janji hal yang kayak tadi ngga bakal lagi terjadi di hidup kamu Kim Yujin"

"I love you" ujar Gyuvin lalu mengecup kening Yujin dengan penuh rasa sayang.

.

.

.

Gyuvin sudah mengintrogasi kedua curutnya Junhyeon dan Gunwook, atas kejadian Yujin di lapangan tadi. Mengapa mereka tidak ada dan tidak menolong Yujin nya itu.

Junhyeon dan Gunwook menjawab mereka tengah nongkrong di warung belakang sekolah karena tau dari para siswa-siswi bahwasanya hari ini sekolah bebas, guru-guru sedang berkegiatan diluar sekolah dari jam enam pagi tadi.

Jadilah kedua curut itu memilih nongkrong dibelakang bersama teman-temannya yang lain sembari menunggu kedatangan Gyuvin.

Dan untuk Jessica dan keempat temannya Gyuvin sudah memberitahu atas kasus pembullyan yang Jessica lakukan terhadap Yujin.

Gyuvin meminta video cctv yang berada di lapangan lalu memberikan kepada kepala sekolah dan untungnya diruangan itu juga ada bapak pemilik yayasan, jadilah kelima orang itu langsung dikeluarkan dari sekolah dan sebelumnya mereka disuruh memanggil wali masing-masing.

Karena kejadian itu juga sekolah langsung dibubarkan pada jam sepuluh pagi,

"Loh kok kalian udah pulang?"

"Adek? Perasaan tadi kamu pake seragam deh?" Ujar bunda yang terheran-heran apalagi dirinya melihat Gyuvin dengan wajah yang terlihat kesal.

"Sekolahnya dibubarin guru pada mau rapat trus tadi minuman adek tumpah Bun, jadi ganti deh pake baju kakak" kata Yujin berbohong sembari tersenyum mencoba meyakinkan bunda.

"Adek keatas ya Bun," sambung Yujin sedikit berteriak saat Gyuvin menariknya pergi menaiki tangga.

"Kenapa?" Tanya Yujin pada Gyuvin saat mereka sudah berada di kamar Yujin,

Gyuvin merebahkan tubuhnya di kasur, Yujin berjalan mendekat setelah menutup pintu kamarnya.

Yujin duduk ditepi ranjang, dengan cepat Gyuvin pun ikut terduduk. Gyuvin langsung meraih kedua tangan Yujin dielusnya pergelangan tangan itu pelan.

"Masih sakit?" Tanya Gyuvin sembari mengecup-ngecup pergelangan tangan yang sedikit memerah itu.

"Udah ngga kok" jawab Yujin sembari tersenyum lembut, matanya terus menatap Gyuvin yang tengah mengelus tangannya dan sesekali mengecupnya lagi.

"Adek mau makan atau mau tidur?"

"Tidur" jawab Yujin dengan suara yang sangat kecil, terlihat bahwa Yujin sangat lelah.

Gyuvin mengepuk-ngepuk kasur disampingnya menyuruh Yujin untuk tidur disampingnya, Yujin menurut lalu merebahkan tubuhnya disamping Gyuvin.

Gyuvin ikut merebahkan diri lalu mereka berdua saling berhadapan sembari berbaring, mata mereka bertemu Gyuvin tersenyum begitupun Yujin.

Chup

Gyuvin mengecup bibir Yujin, hanya kecupan tidak lebih. Lalu jempolnya mengusap sudut bibir Yujin pelan, sedangkan Yujin dia sudah mulai terpejam.

Gyuvin menatap lekat mata indah yang mulai tertutup itu, lalu tangan gyuvin mengusap pinggul adiknya itu dan mulai ikut memejamkan mata nya.

Pintu kamar Yujin terbuka sedikit sedari tadi, itu bunda.

Iya bunda melihat semuanya, melihat sang anak sulung yang mencium anak bungsunya. Bunda menutup kembali pintu kamar itu pelan lalu turun dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

Bunda menuruni tangga pelan, dengan kepala yang menunduk.

Dirinya tidak tahu harus berbuat bagaimana.

.

.

.

love u

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang