21

1K 94 0
                                    

Akhirnya, akhirnya dunia Gyuvin kembali.

Gyuvin mendekat, mencium pelipis Yujin menyalurkan rasa bahagia dan rindu yang mulai terobati.

"Kakak kangen banget sama Yujin," ujar Gyuvin dengan mata bahagia menatap sang semestanya.

"Adek mau minum? Atau ada yang kerasa sakit? Dimana?" Tanya Gyuvin saat Yujin hanya diam menatapnya.

Yujin menjawab dengan gelengan pelan, memejamkan mata sebentar lalu kembali menatap Gyuvin didepannya.

"Kakak kangen Yujin, kangen banget malah" Gyuvin mengusap pelan punggung tangan Yujin pelan sembari tersenyum.

"Yujin ngga kangen kakak?" Tanya Gyuvin,

"Kakak?" Yujin balik bertanya dengan raut wajah bingung,

Gyuvin mengerut alisnya, saat mendengar suara Yujin yang bersuara seolah bertanya.

Apa maksud adiknya?

Jangan bilang, Gyuvin segera menggelengkan kepalanya dengan cepat tidak mungkin Yujin melupakannya,

Tidak mungkin sang pujaan hati melupakan dirinya, tidak mungkin semestanya melupakan dirinya tidak mungkin.

"Adek ngga lupain kakak kan?"

"Jangan bercanda,"

"Sayang" Gyuvin terus-terusan berbicara, ini tidak lucu jika Yujin bercanda.

"Adek inget kakak kan? Jawab sayang" mata Gyuvin sudah mulai berair dirinya merasa sangat sedih, padahal baru saja dirinya bahagia karena Yujin tersadar namun sekarang Yujin telah melupakan dirinya.

Gyuvin mencoba menggenggam tangan Yujin, lalu mengecup punggung tangan itu dirinya merasa ini hanya sebuah mimpi.

"Adik? Siapa yang menjadi adikmu?"

"Bukankah kamu tidak memiliki seorang adik?" Yujin bersuara dengan suara seraknya, mencoba menatap Gyuvin dengan tatapan tajam.

Gyuvin semakin terheran-heran mendengar ujaran Yujin,

"Kamu, kamu Kim Yujin adik kakak, adik Kim Gyuvin"

Yujin tersenyum aneh, lalu memejamkan mata beberapa detik.

"Kamu bermuka dua, tidak pantas menjadi kakak ku" sarkas Yujin sembari menghindarkan tangannya yang digenggam oleh Gyuvin.

Ini ada apa? Kenapa tiba-tiba adiknya seperti ini?

Ini bukan Yujin!

"Hey, hey sayang kamu kenapa? Ini bukan adek kakak" Gyuvin menangkup wajah adiknya itu, wajah Gyuvin memerah menahan tangisan atas ucapan adiknya itu.

"Memangnya kamu memiliki seorang adik? Bukankah kamu tidak pernah menganggap sosok adikmu itu?" Yujin memiringkan kepalanya Yujin gemetar, dirinya ingin lari dari hadapan Gyuvin tapi tidak bisa.

Yujin menangis,

Dirinya juga terluka,

Ini sakit,

Tiba-tiba ingatan sebelum Yujin kecelakaan terulang, ingatan dimana dia berbicara pada sang papah dan bunda mengenai dirinya mencintai Yujin dan tidak menganggap Yujin sebagai seorang adik melainkan teman hidup.

Pasti Yujin mendengar hal itu, tapi sepertinya hanya bagian saat Gyuvin berkata tidak menggap Yujin sebagai seorang adik.

Apakah gara-gara hal itu juga Yujin keluar dari restoran dan mengalami sebuah kecelakaan?

Jika memang benar Gyuvin ingin sekali mebunuh dirinya sendiri,

"Yujin dengerin kakak sayang,"

"Yang kamu dengar direstoran itu memang benar, tapi kamu harus mendengar obrolan itu dari awal hingga akhir."

"Kamu salah paham sayang,"

Gyuvin menangkup wajah adiknya itu, mengusap air mata Yujin. Namun mata Yujin melihat objek lain tidak menatap Gyuvin.

Yujin yang masih lemas mencobanya melepaskan tangan Gyuvin dari wajahnya, namun ini terasa sangat sulit

"Ngga, dengerin kakak dulu sayang"

"Kakak ga mau kamu salah paham, kakak gamau Yujin nanti jauh dari kakak kalo Yujin salah paham,"

"Dengerin kakak dulu ya, kakak mohon" Gyuvin mencoba tersenyum mengusap sudut bibir Yujin yang pucat dengan ibu jarinya.

Menyodorkan segelas air pada adiknya sebelum dirinya mencoba menjelaskan hal yang membuat Yujin salah paham.

Gyuvin peka pasti adiknya haus setelah tertidur beberapa hari.

Setelah Gyuvin menggenggam tangan Yujin lalu menatap Yujin dalam,

"Kakak emang bilang bahwa kakak ngga anggap Yujin sebagai seorang adik, dan Yujin pasti mendengar hal itu kan"

"Tapi Yujin ngga dengerkan kakak bilang apa sebelum dan sesudah kakak berucap hal itu"

Yujin menatap Gyuvin dengan mata sayunya, menatap penuh penasaran. Memang apa yang telah ia lewatkan? Atau ini hanya alasan Gyuvin saja?

"Sebelum itu kakak jujur sama ayah dan bunda kalo kakak sayang dan cinta sama Yujin, bukan sebagai seorang adik tapi seseorang yang jatuh cinta terhadap orang lain." Ujar Gyuvin sembari menggenggam tangan Yujin mengusap pelan punggung tangan itu,

"Kakak sadar dari kakak SMP, kakak udah suka sama Yujin, udah sayang sama Yujin dan udah cinta sama Yujin. Kakak suka cemburu kalo Yujin main sama temen-temen Yujin."

"Dari awal kakak pengen rasanya miliki Yujin seutuhnya dan sepenuhnya, apalagi pas kakak masuk SMA rasa itu, rasa cinta kakak terhadap Yujin semakin besar kakak selalu pengen dideket Yujin selalu pengen bareng Yujin kemanapun, dan ngga bisa jauh dari Yujin"

"Kakak berharap Yujin juga jatuh cinta ke kakak, kakak harap Yujin juga suka dan sayang ke kakak" ujar panjang Gyuvin tangannya mengelus rambut Yujin pelan dengan senyuman tampannya,

Yujin yang mendengar itu bingung harus berbuat apa, dirinya senang mendengar ungkapan cinta dari sang kakak tapi dirinya bingung harus melakukan apa setelahnya.

"Adek cinta juga kan ke kakak?" Pertanyaan itu membuat Yujin menggigit bibirnya, dirinya malu jika harus mengatakan iya.

Mata Mereka bertemu, Gyuvin yang menunggu jawaban dan Yujin yang diam membisu.

Gyuvin tersenyum lalu mengecup kening Yujin,

"Ngga apa-apa adek ngga jawab sekarang juga, pasti adek lagi bingung, tapi kakak akan selalu nunggu jawaban dari adek,"

"Love u" sambung Gyuvin lalu mengecup bibir pucat itu,

.

.

.

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang