22

1.9K 126 7
                                    

Pagi ini Yujin tengah disuapi oleh sang kakak, hanya dengan sebuah bubur dan sayur ini sangat tidak enak namun Yujin terpaksa memakannya.

"Ayo sayang sekali lagi oke?" Rayu Gyuvin saat Yujin sudah menggelengkan kepala dan menutup mulutnya.

Yujin menggeleng pelan menatap Gyuvin dengan wajah sendu.

Ini tidak enak!

"Sekali lagi, nanti abis itu kita pergi ketaman gimana?" tawar Gyuvin dengan tersenyum

Yujin sedikit tertarik saat ditawari pergi ketaman, Yujin sudah bosan berbaring dikamar inap nya ingin sekali menghirup udara segar bukan bau obat-obatan seperti sekarang.

Oke, Yujin kalah.

Dengan cepat Gyuvin menyuapi Yujin yang sudah membuka mulutnya, sebenarnya makanan ini belum habis tapi ia mengerti Yujin tidak suka dengan menu ini.

Setelah selesai menyuapi Yujin, Gyuvin mengambil obat yang ada di nampan makanan yang dibawa perawatan tadi.

"Ayo ke taman," ajak Yujin dengan sedikit panik saat melihat Gyuvin malah membuka dua butir obat. Yujin gelagapan dirinya tidak mau minum obat.

"Kak ayo," sambung Yujin dengan menggoyangkan tangan kakaknya itu, mencoba menggagalkan upaya Gyuvin untuk memberi dirinya obat.

"Ka-"

"Minum obat dulu sayang, nanti ke taman" kata Gyuvin duduk disamping Yujin dengan tangan yang sudah ada dua butir obat milik Yujin.

Yujin menggeleng, dirinya tidak mau.

"Ayo minum obat dulu," Gyuvin menyodorkan obat itu, melihat ekspresi adiknya yang seperti menahan tangisan Gyuvin ikut bingung, Yujin harus minum obat agar cepat sembuh tapi ekspresi adiknya ini membuat dirinya merasa kasihan.

"Yujin ngga pengen sembuh kah?"

"Yujin pengen disini terus? Iya?"

Yujin menggeleng dengan pelupuk mata yang sudah mulai mengeluarkan air, sekali kedip air itu akan turun dengan cepat.

"Ey jangan nangis sayang, ini cuman obat loh kan Yujin anak kuat masa minum obat aja ngga bisa" tutur Gyuvin sembari mengelus pelipis Yujin dan pipi Yujin pelan.

Yujin tetap menggeleng, membuat Gyuvin menghela nafas panjang.

Yujin melotot saat melihat kakaknya memasukan kedua butir obat itu pada mulut kakaknya sendiri, tapi Yujin lebih kaget saat kakaknya mulai mendekat dan menyatukan bibir keduanya.

Gyuvin menangkup pipi Yujin agar mulut itu terbuka, dengan cepat Gyuvin mendorong obat itu dengan lidah dan memasukan obat itu pada mulut Yujin.

Yujin kaget saat rasa pahit mulai terasa, dengan cepat Gyuvin menjauhkan bibirnya dan segera menyodorkan sebuah air pada Yujin. Dan Yujin dengan cepat meminum air itu hingga habis,

Setelahnya Gyuvin meletakkan kembali gelas itu di atas nakas, Gyuvin merasa gemas melihat wajah Yujin yang memerah dengan kening yang mengkerut.

Gyuvin kembali mendekat dan menempelkan bibirnya pada bibir Yujin, hanya penyatuan antara kedua bibir itu, menyalurkan rasa sayang yang mendalam. Gyuvin terus menghisap bibir bawah Yujin dengan tidak santai seolah bibir itu akan pergi.

Lumatan kecil dibibir Yujin, lidah Gyuvin menyapu bibir yang terbuka kecil,

Yujin yang merasa engap dan susah bernafas segera menjauhkan diri lalu menatap Gyuvin malu, wajah Yujin memerah sedangkan Gyuvin dia tengah tersenyum senang.

Gyuvin beranjak mengambil kursi roda dipojok kamar mendorong kursi itu kedekat ranjang Yujin, lalu memangku Yujin dan didudukkan nya Yujin pada kursi roda itu, tidak lupa Gyuvin mengambil selang infus dan memindahkan infus itu dibantu oleh seorang perawat.

Mendorong Yujin pelan, berjalan menuju keluar kamar.

Sesampainya ditaman Gyuvin duduk di kursi taman dengan Yujin yang terduduk di kursi roda dihadapannya. Yujin terlihat senang udara pagi ini juga sangat sejuk tidak panas tidak juga mendung intinya sangat pas untuk dihirup.

Gyuvin menatap Yujin lekat mengusap pipi halus itu sembari tersenyum, fokus menatap ciptaan tuhan yang sangat sempurna dihadapannya.

Melihat sang semesta dengan seksama.

"Cantik" ujar Gyuvin sembari tersenyum menatap sang semesta.

"Kamu cantik, cantik banget malah" sambung Gyuvin saat melihat wajah Yujin bingung, mendengar itu wajah Yujin langsung memerah dan memutuskan kontak mata dengan Gyuvin.

Yujin malu dan langsung menunduk menyembunyikan senyuman kecil dan rona dipipinya.

"Kamu harus janji sama kakak kamu ga akan terluka lagi,"

"Kakak juga janji bakal jaga kamu dan lindungi kamu selamanya," tangan Yujin digenggam erat oleh jemari besar Gyuvin lalu diciumnya punggung tangan Yujin.

'chup'

"Kakak cinta sama kamu kemarin, sekarang, besok dan selama-lamanya. Kamu harus tetap jadi Yujin yang hidup sebagai semesta kakak" ujar Gyuvin dengan tangan yang mengangkat dagu Yujin pelan mencoba membuat Yujin agar menatap dirinya.

Wajah Gyuvin terlihat sangat tulus saat mengucapkan kalimat itu membuat Yujin menggigit bibirnya, Yujin juga sangat mencintai Gyuvin tapi dirinya bingung harus bagaimana mulutnya seakan sulit untuk mengucapkan kalimat cinta pada Gyuvin.

"Kakak ngga bisa ngebayangin seberapa hancurnya kakak tanpa kehadiran kamu, secara selama ini kamu selalu hadir di hidup kakak sebagai seorang semesta, seorang yang memegang kendali hidup kakak itu kamu, jiwa kakak separuhnya ada di kamu. kamu itu sepenting itu di hidup kakak, jadi kakak mohon kamu harus selalu sehat dan terus disamping kakak"

Gyuvin mengusap surai Yujin, menyelipkan sehelai rambut Yujin yang sedikit panjang pada belakang telinga, Yujin hanya diam menatap Gyuvin dalam. Yujin bisa merasakan ungkapan yang sangat tulus itu, membuat Yujin bahagia.

"Kak," suara serak nan pelan itu terdengar membuat Gyuvin menatap Yujin dengan raut wajah yang bertanya.

"Kenapa?"

"Yujin sayang, suka dan cinta juga ke kakak, Yujin harap kakak selalu ada di hidup Yujin, hidup sebagai mentari yang selalu menyinari semestanya" ujar Yujin pelan lalu dirinya langsung menunduk malu, Gyuvin mendengar dengan jelas dirinya langsung tersenyum kearah Yujin yang menunduk lalu memeluk Yujin erat.

Gyuvin sangat bahagia.

Gyuvin harap dirinya selalu diberi kebahagiaan bersama sang Yujin.

.

.

.

!END!

terimakasih semuanya telah membaca, vote, bahkan komen diceritaku.

Tunggu Gyujin di book selanjutnya ya♡⁠‿⁠♡
Love you all<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang