18

1K 98 8
                                    

Malam ini sebuah keluarga tengah makan malam diluar, disebuah restoran yang tidak terlalu besar namun sangat minimalis dekat dengan jalan raya yang indah karena lampu jalan yang menyala.

Keempat orang ini duduk didekat jendela berhadapan langsung dengan jalanan besar itu.

Mereka sudah memesan beberapa makanan berat dan juga makanan penutup yang manis. Gyuvin tengah memotong steak milik adiknya dirinya lebih mendahulukan milik Yujin dibanding dirinya sendiri.

Tidak banyak orang di restoran ini, hanya ada lima meja yang terisi selebihnya kosong.

"Vin kenalin dong pacarmu" kata bunda sembari melahap steak miliknya,

Gyuvin mengangkat kepalanya menoleh kearah sang bunda yang ada didepannya, menatap bunda dengan ekspresi aneh.

"Iya tuh, yakali kamu ngga punya pacar kan kamu ganteng kaya papah" ujar papah menyambung perkataan istrinya itu.

"Iya nanti" jawab singkat Gyuvin lalu matanya menoleh kesamping melihat Yujin yang tengah menatap minumannya dengan sedotan yang tengah diputar-putar.

"Nih aaa dek" kata Gyuvin pada Yujin sembari menyodorkan sesuap stik pada Yujin, Yujin memakan steak itu tanpa ekspresi bahkan Yujin tidak menatap mata kakaknya sama sekali.

"Nanti kapan? Apa mau papah jodohin?"

Bukan hanya Gyuvin yang langsung menatap kearah sang papah dengan kaget, namun Yujin juga.

Gyuvin menatap tidak suka kepada sang papah, Sedangkan Yujin langsung menunduk kembali.

"Namanya Jasmine dia seumuran denganmu, anaknya baik sopan cantik juga. Cocok banget deh sama kamu yang ganteng" sambung sang papah dengan raut wajah senang, mungkin sedang membayangkan si sulung dengan perempuan bernama Jasmine itu.

"Apaan si, emang masih jaman apa jodoh-jodohan gitu jadul banget" kata Gyuvin kesal.

"Makannya kenalin cewe mu itu" bunda bersuara,

"Adek ke toilet dulu ya," kata Yujin sembari berdiri menatap ketiga keluarnya itu,

"Mau kakak anter?" Tanya Gyuvin namun Yujin menggeleng pelan, lalu pergi menjauh dari meja itu saat mendapatkan anggukan dari kedua orang tuanya.

"Kenalin cewe mu Vin, minimal namanya lah" kata bunda lagi,

"Gyuvin ga punya pacar,"

"Masa si? Masa ga ada yang suka sama kamu aneh banget" bunda kebingungan bisa-bisanya anaknya yang tampan ini belum memiliki seorang kekasih

Gyuvin hanya mengangkat bahu acuh,

,

Yujin mencuci muka di wastafel, entah mengapa dirinya ingin keluar dari obrolan yang tengah diperbincangkan oleh keluarganya. Perihal tentang pacar Gyuvin, perjodohan atau apalah itu Yujin muak mendengarnya.

Menatap wajahnya sendiri di kaca yang berada didepannya, mengusap wajahnya sendiri.

,

"Nah bagus tuh kalo kamu ga punya cewe, nanti papah kenalin sama Jasmine" kata papah dengan kekehan kecil,

Gyuvin menatap dalam mata sang papah,

"Gyuvin ga suka cewe"

Mendengar ucapan si sulung bunda tersedak, lalu menatap bingung anaknya itu.

Bunda ngelag.

"Belum juga ketemu Vin," Ujar papah

"Mau ketemu atau belum Gyuvin tetep ga suka,"

"Gyuvin cuman suka adek," sambungnya santai,

"Iya dia kan adek mu, tapi ya buat pasangan hidup toh Vin maksud papah"

"Ya sama Yujin lah ngapain harus nyari yang lain susah-susah"

Papah mengerutkan keningnya, bingung atas jawaban Gyuvin. Gyuvin menghela nafas panjang saat melihat ekspresi wajah yang penuh kebingungan dari kedua orang tuanya.

"Gyuvin suka sama Yujin,"

"Bukan sebagai adik" sambung Gyuvin.

"Maksud mu apa Gyuvin? Jangan bercanda!"

"Siapa yang bercanda? Gyuvin serius. Gyuvin suka dan cinta sama Yujin." Jawab tegas Gyuvin, sudahlah dirinya tidak bisa menutupi apa yang dirinya rasakan

,
Setelah merasa cukup tenang Yujin berjalan keluar toilet dengan santai, melihat-lihat dekorasi dari restoran ini.
,

"Dia adikmu Kim Gyuvin!"

"Adik? Yujin bukan adik Gyuvin!"

"Apa maksud kamu! Jelas-jelas dia adikmu sedari kecil astaga Kim Gyuvin sadar!"

"Gyuvin ga pernah anggap Yujin sebagai adik, bahkan dari awal kedatangan Yujin, Gyuvin ga pernah suka atas keberadaan Yujin yang datang sebagai adik Gyuvin!"

Yujin mematung, saat mendengar obrolan kakaknya dan papahnya, suara mereka berdua cukup keras hingga Yujin yang berada sedikit jauh dari mereka masih bisa mendengar percakapan itu dengan jelas.

Apa maksud omongan kakaknya itu?

Apakah Yujin salah dengar?

Apa maksud Gyuvin yang katanya tidak menganggap Yujin sebagai adik?

Yujin meneteskan air mata, ini sakit sungguh.

Berarti selama ini dirinya tidak pernah dianggap oleh sang kakak? Lalu Gyuvin menganggap Yujin sebagai apa?

Apakah selama ini Gyuvin selalu berbohong terhadap Yujin? Pura-pura menyayangi Yujin, pura-pura baik dan pura-pura cinta pada Yujin?

Yujin dengan air mata yang menetes berjalan keluar restoran itu, ini benar-benar sakit.

Jadi selama ini dirinya dibohongi oleh Gyuvin?

Selama ini semuanya adalah kepura-puraan?

"Gyuvin benci Yujin yang ditakdirkan menjadi adik Gyuvin, coba kalo sedari awal papah sama bunda ga bawa Yujin kerumah. Mungkin Yujin bakal jadi pacar Gyuvin dari awal, bukan malah jadi adik Gyuvin."

'brak'

Suara kencang dari jalanan membuat semua orang melihat kearah jalanan, termasuk ketiga orang yang tengah berbincang ini.

Banyak teriakan dari jalanan itu, dan terlihat ada seorang anak laki-laki yang terkapar di aspal dengan penuh darah.

"Baju itu," kata Gyuvin sembari mencoba melihat dengan fokus kearah orang yang tergeletak itu.

"YUJIN!"

.

.

.

BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang