19

1K 110 3
                                    

Yujin masih tak berhenti menangis, masih memikirkan apa maksud dari perkataan Gyuvin yang tidak menganggap dirinya sebagai adik.

Ternyata memang benar Yujin hanya sebatas mainan bagi Gyuvin, kata-kata Gyuvin yang katanya Yujin adalah orang berharga bagi diri Gyuvin itu semua pasti bohong.

Gyuvin selalu bilang setiap harinya bahwa dia menyayangi Yujin, bahkan mencintai Yujin tapi apa tadi dia berbicara kebalikannya.

Gyuvin pembohong!

Yujin benci.

Katanya Yujin berharga, tapi kenapa dirinya tidak dianggap oleh Gyuvin?

Yujin berjalan lesu sembari terus mengusap air matanya, sampai-sampai penglihatan kurang jelas karena banyaknya air mata yang keluar.

Yujin menoleh saat matanya seperti melihat sorot lampu terang yang terasa seperti dekat, Yujin mengusap matanya lalu dirinya kaget saat ada mobil yang sangat dekat dengannya.

'brugh'

Yujin terpental cukup jauh, Yujin masih sadar saat dirinya terpental dan terjatuh diatas aspal.

Ini sakit, tolong Yujin ya Tuhan.

Mata Yujin mulai sayu, mata itu melihat banyak orang yang mulai berkerumun mendekati dirinya.

Yujin mendengar banyak sekali teriakan dari banyak orang, namun perlahan Yujin tidak lagi mendengar suara orang-orang bahkan matanya mulai terpejam perlahan.

"YUJIN" teriak Gyuvin sembari berlari mendekat terduduk disamping Yujin yang terbaring di jalanan itu, lalu mengangkat kepala Yujin dan dipindahkan kepala itu pada pahanya.

Gyuvin menangis keras,

"Yujin sayang, hey bangun jin"

"Bangun, adek ga boleh tidur disini"

"Sayang ayo bangun,"

"Kakak tau kok kamu kuat, ayo bangun sayang"

"Kakak mohon,"

"Bangun"

"TELPON AMBULAN!" teriak Gyuvin kepada orang-orang yang tengah mengerubunginya.

"Yujin, bangun sayang" lirih bunda lalu menjatuhkan diri, untung saja papah sigap menahan tubuh bunda.

Bunda pingsan saat melihat anak bungsunya terkapar penuh darah.

"Adek, bangun"

"Dek"

"Sayang, ini kakak ayo bangun"

"maafin kakak, lagi-lagi kakak gagal jagain kamu"

"Apa yang pernah adek katakan tentang kakak yang suka bohong itu bener, dan sekarang kakak bohong, kakak ingkar, kakak ngga bisa jaga kamu. Kakak ngga becus jagain adek. Maaf," lirih Gyuvin dengan air mata yang turun.

Gyuvin mengusap wajah yang penuh darah itu, mencoba menghilangkan darah dari wajah cantik Yujin. Gyuvin terus menangis melihat wajah favoritnya dipenuhi darah, diusapnya secara perlahan wajah itu dengan sesekali Gyuvin mencium kening dan rambut Yujin.

Gyuvin tidak peduli meskipun area itu dipenuhi darah.

.

.

.


BROTHER || KIM GYUVIN HAN YUJIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang