Jangan pernah salahkan perasaan, karena jatuh hati bukanlah kesengajaan.
•••
Pukul 13.00 usai melaksanakan shalat dzuhur, Amora duduk melamun sejenak sambil salah satu tangannya meraih ponsel di atas kasur yang sedari tadi berbunyi.
"Drttt..Drrtttt."
Muncul notifikasi pesan whatssapp dari nomor tidak dikenal.
"Assalamu'alaikum.."
13.00Tidak langsung dibuka, Amora memperhatikan nomor baru yang menghubunginya itu. Dilihat kontak tersebut tanpa foto profil namun masuk beberapa grup whatsapp yang sama, termasuk grup kelas kuliahnya. Lantas tak salah lagi kalau nomor tersebut adalah milik orang yang sekelas dengan Amora. Belum sempat dibalas, rupanya orang tersebut mengetik lagi sesuatu.
"Amora, kenalin gue Rakasha. Gue lihat nama di kontak lo, lo asal Garut? Gue juga kok. Btw Garut nya sebelah mana?"
13.01Amora berfikir keras. Seminggu itu Rakasha belum pernah masuk kelas karena alasan sedang sakit. Bahkan teman kelas pun sering menanyakan Rakasha kepada Amora, pasalnya orang-orang sudah tahu bahwa mereka berdua berasal dari kota yang sama. Padahal Amora sendiri masih sangat asing dengan nama itu. Tanpa menunggu lama lagi, Amora segera menggerakan jarinya menekan huruf-huruf di keyboard untuk membalas pesan Rakasha.
"Wa'alaikumussalam, oh ya? Gue di Garut Kota nya, kalau lo?"
13.05"Lah sama, gue juga. Btw lo kenal gue gak sih Amoo?"
13.06"Hah? Amo? Nama panggilan gue bukan itu woy"
13.08"Ehh maaf gak tau. Coba lo angkat dulu telpon gue. Siapa tau lo kenal sama gue dan gue kenal sama lo"
13.08Tak lama dari balasan chat terakhir Rakasha, tiba-tiba dering telepon Amora berbunyi dan benar saja Rakasha melakukannya.
(Di Telepon)
"Assalamualaikum, Amo lo kenal suara gue gak?"
"Wa'alaikumussalam. Bentar bentar..Coba deh lo ngomong lagi"
"Amora, apakah ananda mengenal suara saya ini?"
Gelak tawa kecil terukir di wajah Amora. Entah kenapa nada bicara Rakasha membuat Amora ingin tertawa.
" Ah nggak, gue kayaknya gak kenal lo deh"
" Oh iya ternyata kita gak kenal. Yaudah Amo matiin aja kita lanjut chat ya. Bye Assalamu'alaikum. Ehh jangan lupa save dulu nomor gue oke?"
Tuuutt..
Belum sempat menjawab salam, Rakasha sudah mematikan teleponnya. Amora sedikit kesal tapi terhibur juga dengan tingkah aneh Rakasha. Amora mengulang-ngulang kalimat terakhir yang diucapkan Rakasha tadi sebelum menutup teleponnya. Perlahan jari Amora mengarah ke profil kontak Rakasha dan menyimpan nomornya dengan nama "Raka". Tampaknya tidak ada balasan apapun lagi dari Rakasha, sedangkan Amora dari tadi terus membuka dan menutup room chat nya dengan Rakasha, berharap mendapati balasan. Baru saja Amora mematikan hp, tiba-tiba terdengar notifikasi chat whatsapp. Ya, itu dari Rakasha.
"Amooo"
"Amoooooo"
13.50"Kenapa harus Amo sihh? Lo panggil gue Ara. A-R-A bukan Amo"
13.51
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M.O.R.A [ TERBIT ]
Teen Fiction⚠️ Sudah Terbit di Penerbit Teori Kata ⚠️ Masih Bisa di Order lewat toko buku online (Shopee) ya AraDers AraDers : Amora Readers 🤩 ☆ C O M P L E T E D ☆ Harapan adalah sebuah ketidakpastian yang tak pernah diketahui pelabuhannya. Betapa lelah Amo...