20 | Masih Saja Terjadi

822 36 7
                                    

Malam itu David kembali bertanya terkait tawaran kerja sama Amora dengan dirinya mengingat besok adalah batas waktu terakhir yang diberikan kepada Amora. Banyak sekali pertimbangan matang Amora untuk mengambil keputusan tersebut.

"Amora, ingat hanya satu minggu. Besok kasih saya keputusan ya cantik"
20.24

"Iya besok gue kasih tau"
20.25

"Jangan ketus gitu, nanti cantiknya hilang. Selamat malam Amora sayang"
20.25

•••

Di depan cermin, Amora tengah bersiap. Matanya yang indah bertambah cantik ketika dipakaikan soflens dan bibirnya begitu merekah saat di olesi lipstik merah marun yang tidak terlalu tebal. Dikenakannya gaun berwarna putih tak lupa sepatu dan tas yang serasi dengan pakaiannya. Betapa cantik Amora di malam itu. Tiba-tiba chat masuk dari seseorang menyalakan layar ponsel Amora. Ketika dilihat, ternyata David yang baru saja  menghubunginya.

"Udah siap gadisku?"
21.00

"Bentar lagi"
21.01

"Saya sudah di depan ya"
21.02

Tidd...tidd...

Terdengar suara klakson mobil dengan cahaya lampunya yang menyoroti kaca kamar Amora. Perasaan Amora mulai tidak tenang, pasti itu David. Tangan dingin Amora membuka sedikit gorden yang menutupi kaca, lalu dilihatnya di halaman terparkir mobil hitam. Ya benar, mobil yang sama ketika Amora menemui David di rumahnya. Amora meraih cepat ponselnya dan kembali mengirimi chat kepada David.

"Jangan bunyiin klakson"
21.06

"Loh, kenapa?"
21.06

"Nanti kakak gue tau"
21.07

Setelah pesan terakhir yang Amora kirim kepada David, dia pun memasukkan ponselnya ke dalam tas dan beranjak pergi dari kamar. Sebelum itu, Amora menatapi dirinya di kaca dan sesekali melirik ke arah foto keluarganya sambil bermonolog " Bu, Wulan, Kak Arfin, maafin Ara harus lakuin ini. Tapi ini demi jagain keluarga kita. Ara janji akan selesaikan semuanya". Lalu setelahnya, Amora pun bergegas membuka pintu kamar. Mata Amora melirik ke seluruh sudut rumah berharap Arfin tidak melihatnya keluar malam itu. Memastikan suasana rumah aman, Amora pun segera masuk ke dalam mobil yang telah di sampakan David disana.

"Selamat malam, cantik sekali" ucap David sambil memandangi tubuh Amora yang duduk disampingnya itu. Tangan David mencoba meraih jemari Amora.

"Jangan sentuh gue. Itu udah perjanjiannya kan?"

"Jangan marah dong sayang, kamu lupain perjanjian yang lain gak?"

Amora mengerutkan alisnya ketika mendengar ucapan David.

"Apa lagi?"

"Hemm.. dress nya cantik. Tapi ga etis kalo ke bar kamu pakai beginian sayang"

"Terus, mau lo apa?"

"Kamu ngerti lah.. Masa harus saya yang gantiin?"

"Jangan kurang ajar" ucap tegas Amora.

"Ya udah kalo gini caranya sama aja, mending gue tetep bunuh keluarga lo" ancam kembali David.

"Lo! SIALAN! JALAN! JALANIN MOBILNYA!"

Dengan kecepatan tinggi David mengemudikan mobilnya itu menerobos malam dan angin yang dingin. Beberapa menit berlalu, akhirnya sampai di bar. Tidak ada mata yang berpaling dari menatap Amora, semuanya seolah terhipnotis oleh gadis itu. Gaun putih yang dikenakannya dari rumah, kini dia ganti dengan rok merah panjang selutut. Rambut yang biasanya tertutupi jilbab kini terlihat diikat dengan perpaduan warna rambut pirang cokelat. Sepatu high heels berwarna merah juga indah terpasang di kakinya yang putih.

A.M.O.R.A [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang