14 | Khawatir

1.5K 64 11
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah, tapi tidak dengan suasana hati Rakasha. Tubuh tinggi lelaki itu duduk di pinggiran danau dekat parkiran pondok pesantren Al-Muhajirin. Betapa masih ingat Rakasha akan sosok perempuan pertama yang duduk bersamanya di danau itu, Amora. Namun kini dia masih tidak tahu begaimana keadaan sahabatnya itu. Pasalnya sejak kejadian semalam Amora  tidak bisa dihubungi.

•••

"Rakaa.."

"Iya Amoraa?"

"Nanti gue pengen kesini lagi"

"Nanti kapan?"

"Sesering mungkin sih kalo bisa"

"Emang kenapa mau kesini lagi?"

"Gue gak tau rasanya nyaman banget kalo duduk di danau ini (sama lo)"

"Jadi yang nyaman tempatnya atau gue?"

"Orang bilang, kemana pun tempatnya kalo sama orang tersayang pasti rasanya bakalan indah "

"Oh jadi gue orang tersayang lo ya?"

" Ishhh.. GR banget lo"

Rakasha menyubit hidung gadis disampingnya itu sambil sesekali mereka tertawa lepas.

" Sesayang apa gue ke lo itu gak bisa dijabarin Ka. Yang harus lo tau, gue gak mau kehilangan lo" tutur batin Amora.

•••

Kata-kata lembut yang keluar dari mulut Amora waktu itu masih saja terngiang di pikiran Rakasha. Mata Rakasha memandang hamparan luas danau itu. Semakin kencang di genggamnya gantungan kucing milik Amora.

"Amora, tolong kabarin gue. Bilang sama gue kalo lo baik-baik aja" monolog Rakasha kepada benda yang ada di tangannya.

Terdengar langkah seseorang mendekati Rakasha dari arah belakang, namun dia tidak menyadarinya. Lantas orang tersebut memegang bahu Rakasha dan menyadarkan dia dari lamunan.

"Assalamu'alaikum Aca" ujar Falah sambil ikut duduk di pinggiran danau.

"Waalaikumussalam, eh abi" jawab Rakasha sambil mencium kedua tangan Falah.

"Kamu pulang ke Garut jam berapa Aca? Takut keburu ujan"

"Bentaran lagi Abi"

"Kamu ada masalah Aca?" tanya Falah ketika melihat wajah murung Rakasha.

"Ohh nggak kok. Emang kenapa? Wajah Aca menyedihkan ya Bi?" tanya balik Rakasha sambil memegangi wajahnya dan memperlihatkan kepada Falah.

"Haha.. bukan. Kamu makin ganteng Aca" candanya.

"Ehh Abi bisa aja.." jawab malu Rakasha.

'Terus kamu udah bilang sama papah Andra kalo hari ini kamu pulang?"

"Udah kok Bi, Papah udah tau. Ini gak papa kalo misal Aca pulang dulu? Nanti Aca nitip santri-santri Aca ya Bi. Gak lama kok hari senin pasti Aca kesini lagi" jelas Rakasha.

"Nggak kok Aca. Lagian kan kamu udah lama ya gak ke Garut. Malahan kalo ada waktu Abi juga pengen ke Garut. Udah kangen" jawab Falah sambil tersenyum kepada Rakasha.

•••

Rakasha menyusuri sepanjang jalan Nagreg, Bandung-Garut  sambil memandang berbagai tempat yang biasa disinggahi olehnya bersama Amora. Satu tempat yang tak pernah terlupakan oleh Rakasha adalah saat mereka jatuh dari motor ketika hendak pergi ke kampus. Lantas disana, Rakasha pun berhenti sejenak untuk minum.

A.M.O.R.A [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang