6 : berdamai

3K 154 9
                                    


Typo bertebaran

.
.
.

Kamarnya sungguh berantakan, Evelyn sekarang sedang duduk di balkon kamarnya.

Oke, dia akan menerimanya.

Dia masih bisa merubahnya jika tidak teledor seperti Evelyn asli.

Evelyn sepertinya marah bukan karna dia bukan menjadi pewaris lagi, tapi gadis itu marah karna harta yang di pakai orang-orang itu 60% milik ibunya.

Dan dia sangat tidak terima akan hal itu.

Dan tentang pembunuhan itu? Dia akan mencarinya sebelum tuduhan tak menentu itu datang kepadanya.

Oke, alur masih bisa di rubah.

"Kerja sama? Kayaknya ide bagus, gue bakal ajak si bangsat itu kerja sama cari pembunuhan nya" Ucap Evelyn.

Tapi entah kenapa hatinya merasa tidak Terima kalau dia akan berdamai dengan kely.

Terserah, Evelyn tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah merubah alur.

Dan mencari kebahagiaan.

Persis seperti yang Evelyn asli inginkan.

"N-nona? Boleh kami masuk" Ucap seorang pelayan takut.

Emosi Evelyn sudah reda sekarang, dia juga risih melihat keadaan kamarnya sekarang itu.

"Silahkan" Ucapnya.

Dan pelayan itupun membersihkan kamarnya.

Evelyn tampa sadar tertidur di balkon kamar dengan terduduk di ayunan sambil memegang sebuah buku diary nya.

Ralat lebih tepatnya, milik Evelyn asli.

.
.
.

Keesokannya, Evelyn datang ke sekolah tepat waktu.

Dengan cepat dia melangkah menuju kelas kely, dia tidak ingin membuang waktu lagi.

Eh tunggu dulu, gadis itu akan curiga kalau dia terlalu tergesa-gesa, aneh kalau dia tiba-tiba mau bekerja sama, sedangkan Evelyn tidak tau apa yang terjadi pikir kely pasti begitu.

Oke jangan terlalu cepat, dia hari ini hanya perlu berdamai dengan kely.

Itu tidak terlalu sulit.

Tiba-tiba saja vania datang merangkulnya.

"Kelas yuk" Ajak vania.

Evelyn langsung menepis tangan vania yang ada di pundak nya.

"Jangan sentuh gue" Tekan Evelyn.

"Eh, m-maaf lyn tadi reflek hehe, yasudah kelas yuk" Ajak vania yang langsung di angguki Evelyn.

Nanti saja waktu jam istirahat dia akan menemui kely.

.
.
.

Kringg...

Jam istirahat berbunyi, sedangkan di sisi lain, seseorang malah sibuk mengobrak ambrik isi gudang sekolah untuk mencari sesuatu.

Dia kely, gadis ini mencari buku absen milik kelas temannya.

Pasalnya teman kely ini adalah mantan siswi SMA ini.

Dia murid beasiswa seperti kely, namun bedanya dia lebih awal di pindahkan ke sini, dan itu adalah kesialan untuknya.

Sekolah ini mengerikan untuk orang kurang berada seperti mereka.

"Gue yakin, buku absen itu masih ada" Yakin kely.

Pasalnya kely ingin mencari kelas yang di tempati temannya itu, dia tidak mungkin bertanya pada orang-orang.

Mereka malah curiga nantinya.

Dengan mendapatkan buku absen dengan nama temannya itu, dia bisa tau dikelas mana dia sebelumnya.

Evelyn muncul dan mengejutkan kely, buku yang di pegang kely pun terjatuh.

"K-kenapa lo bisa ada di sini?" Gugup kely.

Dia tidak ingin Evelyn berpikiran aneh-aneh, seperti menuduhnya maling atau apa.

Padahal sebelumnya dia yang menuduh Evelyn seperti itu :)

"Lo ingin hidup aman di sekolah ini kan?" Tanya Evelyn pada kely.

Kely hanya diam menerjemahkan maksud ucapan Evelyn.

Dia takut terjebak.

"Tenang aja, lo tinggal jawab jujur" Ucap Evelyn menghilangkan keraguan kely.

"Ya iyalah, siapa juga yang mau ganggu terus terusan sama lo, walau murid lain udah gak ganggu gue tetap aja ratunya lo, kalo lo belum berub-" Ucapan kely terpotong.

"Cerewet" Sinis Evelyn.

"Apa?" Bingung kely

"Lo tinggal jawab ya atau tidak" Tekan Evelyn.

Mendengar ucapan Evelyn yang penuh penekanan itu pun dia dengan cepat menjawab, sebelum Evelyn berubah pikiran nantinya.

"Iya, gue ingin tenang" Ucap kely cepat.

"Oke, lo tinggal jadi babu gue selama di sekolah ini" Ucap Evelyn yang mengejutkan kely.

'Apaan, gakk lah! ogah gue' batin kely menolak keras.

'Tapi tanpa gue dan dia belum berdamai, gue akan terus di ganggu, tapi... Gue kan udah jadi babu Malvin, Aiss gimana ini' batin kely bingung.

"Bagaimana?" Tanya Evelyn seakan tau kegelisahan kely.

Dia tau kalau kely dan Malvin sudah melakukan perjanjian itu, dan novel ini sudah berjalan 30% menuju ending.

"Tapi pacar gue entar marah deh kayaknya" Ucap kely yang sedikit gugup.

Kely geli sendiri saat mengatakan itu.

"Tenang aja, dia itu masih di bawah gue" Ucap Evelyn menatap sombong kely.

Tatapan itu mengatakan seolah-olah, gue lah yang lebih berkuasa dari dia.

Kely menatap Evelyn ragu.

"Jawab sebelum gue berubah pikiran" Ucap Evelyn penuh penekanan.

.
.
.

Segitu dulu ya.

Si orkay :)

Btw ini ceritanya gak tentang lesbi ya, takutnya ada yang nganggap gitu lagi 😭🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw ini ceritanya gak tentang lesbi ya, takutnya ada yang nganggap gitu lagi 😭🙏

Ini cerita murni normal.

Gendre nya lebih ke thriller, misteri, fantasi gitu.

It girl EvelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang