3. Orang Sirik

78 11 3
                                    

"Hidup itu penuh rintangan. Jika mulus jalannya, bukan hidup tapi jalan tol."_Roby

"Hai bro, apa kabar?" tanya Roby basa-basi.

"Sok yes juga lo By, tiap hari juga ketemu," celetuk Diki. Teman sebangku Roby.

Diki Satria-pegusaha dini. Ia punya mimpi yang tinggi. Masih di bangku SMA ia sudah punya bisnis, bukan tanpa alasan. Ia ingin meraih impiannya. Sebagai pengusaha muda.

"Ya basa-basi aja-lah Dik, lagian nih ya. Galen tuh sibuk ngebucin aja sih, makanya jarang ketemu sama dia. Paling ketemu pas di sekolah doang," curhat Roby.

Ema yang sedang makan roti pun tersedak akibat tertawa mendengar keluhan Roby.

"Uhuk, sakit banget tengorokan gue."

Galen yang siap siaga langsung membukakan tutup botol susu, memberikannya kepada Ema.

"Pelan-pelan Ema, lo ngapain sih makan roti pake keselek segala," ujar Diki yang ikutan nimbrung.

"Refleks Dik, lagian nih ya. Kayaknya baru tadi malam kalian ngumpul di rumah Galen, si Roby udah curhat aja pagi-pagi gini," balas Ema. Tergelak tawa melihat kelakuan para temannya.

Ema tidak memiliki banyak teman di sekolah, teman Galen juga temannya. Tapi tidak semua, Ema terlalu tertutup, maka dari itu ia memilih teman untuk dirinya. Bukan sombong, hanya saja Ema tidak ingin lukanya terlihat.

Saat sedang asik berbincang-bincang, seorang gadis menyindir Ema. Ema tidak tahu salah dirinya di mana.

"Kok Galen mau ya sama cewek gak jelas kayak dia, kalau diliat-liat masih cakepan gue ke mana-mana," julidnya.

Ema hanya diam, menundukan kepalanya. Ia bukan tidak berani, hanya saja ia sangat malas berurusan dengan anak kelasnya. Galen yang geram ingin menghampiri, tapi dicegah Roby, Roby sangat hapal bagaimana karakter Galen, lelaki itu emosional.

"Gak usah balas pake kekerasan, dia cewek bro. Bukan lawan lo, biarin aja. Kalau dia pake mulut, harus dibalas pake mulut juga," saran Roby. Apa yang Roby katakan ada benarnya juga.

"Dih, sirik banget sama kehidupan orang Mbak, iri kok sama pentolan korek kayak Ema. Kalau lo ngerasa cakep, harusnya lo bisa dong dapetin yang lebih dari Galen, ini omong kosong doang. Yang mau sama lo aja gak ada, malu gue kalau jadi lo, banyak bacot bukti gak ada, haha."

Ema dan ketiga temannya terkejut mendengar kalimat itu. Arul Janu Hartigan- lelaki itu tiba-tiba datang, diantara mereka.

"Arul," ucap Ema.

"Hai Ma, lo gak usah dengerin bacotan orang kayak dia. Heran gue, ngakunya cantik, tapi sirik sama orang," lanjutnya.

Tika yang kesal pun diam, baginya jika lawannya Arul, susah sekali untuk ditangani. Lelaki itu banyak senjata tajam dalam mulutnya.

Tika Ramlan-gadis yang menyukai Galen. Namun, bersaing dengan cara kasar.

Arul ikut bergabung dengan mereka berempat, Ema tersenyum hangat kepada Arul.

"Makasih ya Rul, udah belain gue," ucap Ema penuh rasa bersyukur.

"Santai aja kali Ma, lo pacarnya Galen, mau bagaimanapun tugas Galen jagain lo. Itu juga tugas kita," manis sekali ucapannya.

"Siapa lagi korbannya setelah ini," celetuk Diki.

Arul mendengar itu tidak terima, Arul mendekap kepala Diki penuh rasa kesal.

"Eh, awas ya lo Dik, gue emang suka gombal tapi gak pernah nyakitin anak orang," elaknya.

"Yakin?" tanya Ema dengan nada bercanda.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang