Taman💫

160 15 8
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>

Setelah kepulangan keluarga kyai Raziq tetapi tidak dengan Sinta-Harits mereka memutuskan menetap di rumah Aminah dan Ahsan.

"Kamu gak papa kan?" tanya Sinta menenangkan Humayna. Ia tau betul perjalanan cinta Humayna untuk Azhar, Humayna selalu curhat kepadanya apapun tentang Azhar.

"Ngga mba, gak papa tenang aja" jawab Humayna menghapus sisa air mata nya, lalu tersenyum.

"Sakit banget pasti" gumam Sinta menatap iba sahabatnya yang sudah menjadi adik iparnya.

"Mau ke rumah Umma Nanda?" tawar Harits yang duduk di sebelah kiri Humayna, sedangkan Sinta di sebelah kanan Humayna.

Humayna menggeleng. "Ngga mas, besok aja kalo udah pulang" tolak Humayna.

"Mau nangis hm?"

"Ga usah gengsi sini peluk" kekeh Harits merentangkan tangan nya.

Humayna menoleh ke Sinta. "Mba emang boleh?" tanya Humayna.

Sinta tertawa kecil. "boleh banget dong.. kan kamu adeknya Al, gimana si. Tenang aja mba Sinta ngga bakal cemburu selagi itu Adek" pekik Sinta.

"Mas Harits.. hiks hiks" tangis Humayna pecah saat memeluk sang kakak.

"Gus Arsha jahat banget!" adu Humayna memukul punggung Harits. Harits tidak merasa kesakitan sama sekali, biarlah adiknya melampiaskan semuanya.

"Mas tau, udah jangan di pikirin. Mas selalu dukung keputusan kamu" jawab Haris mengelus kepala Humayna.

"Kak Azhar.. hiks.. hiks.." lirih Humayna dengan tidak sadar memanggil nama orang yang di cintainya.

"Na, udah ya jangan sebut nama Azhar terus menerus. Biarkan Azhar tenang di alam sana Na" pinta Harits dengan sangat memohon, ia sangat sakit jika mengingat kembali nama sahabatnya itu.

•>
•>
•>

Setelah kejadian itu, Arsha langsung di pindahkan kuliahnya di Yaman oleh kyai Raziq. Saat ini, Humayna sudah kembali ke rumah Ahmad dan Khadijah. Ia juga sudah aktif lagi menjalankan kuliahnya bersama Kayfa Nadzira.

Siang ini mereka sudah selesai kelas dan kebetulan saja hari ini mereka cuman ada jadwal 1 matkul.

"Enaknya pulang ini makan apa ya" tanya Nadzira kepada Humayna dan Kayfa.

"Ck, makanan Mulu" sahut Kayfa menatap sinis Nadzira.

"Dih biarin" sahut Nadzira menatap sengit Kayfa.

"Bakso yok!" ajak Humayna.

"Nah boleh tuh" sahut Kayfa.

"Tapi aku pengin seblak" ujar Nadzira dengan lesu.

"Seblak sendiri aja sono" balas Kayfa.

"Humayna!" Panggil seseorang dari belakang. Humayna dan kedua sahabatnya menoleh ke arah belakang bersamaan.

"Gus Azhar!" pekik Nadzira maupun Kayfa sedikit keras.

"Bukan kak Azhar tapi kak Alan" jelas Humayna dengan cepat.

"What / Mahda!" seru Nadzira dan Kayfa bersama.

"Hm"

Humayna menghampiri Azhar eh Alan dan meninggalkan kedua sahabatnya yang masih mematung.

"Ada apa kak?" tanya Humayna menatap nanar wajah Alan yang sangat mirip dengan almarhum Azhar, lalu dengan cepat ia alihkan pandangan ke arah lain.

"Kamu sibuk?" tanya Alan.

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang