Awal dari segalanya💫

317 18 15
                                    

~Qiraat sa'ida~



Pagi hari di lingkungan pesantren rodhatul Islam, Humayna sudah bersiap-siap akan pergi ke kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari di lingkungan pesantren rodhatul Islam, Humayna sudah bersiap-siap akan pergi ke kampus.

Humayna akan memulai lagi awal dari segala nya, ia juga harus bisa meng-ikhlaskan kepergian Azhar walaupun itu sangat lah sulit untuk diri nya.

Humayna Almayra Putri Bashori, berumur 20thn, seorang Hafidzah lulusan S1 perguruan di Yaman. Memiliki pujaan hati bernama Muhammad Azhar Al-Anbiya, pemuda yang tahun lalu di kabarkan meninggal dunia karena kecelakaan pesawat.

"Umi, Ayna berangkat ke kampus dulu ya" pamit Humayna menyalimi wanita paruh baya yang sedang memasak di dapur, yang tak lain adalah Khadijah. Umi Humayna.

"Ngga sarapan dulu nduk?" tanya Khadijah menatap putrinya yang sudah siap akan berangkat ke kampus.

Humayna menggeleng "Mboten umi, Ayna sarapan di kampus saja" jawab Humayna

"Kamu ngga papa kan nduk?" tanya Khadijah yang melihat mata sembab Humayna, ia menatap sendu putri pertama nya itu.

"Laa umi, memang nya Ayna kenapa?" Elak Humayna memanglingkan wajahnya.

"Matamu sembab Na, akhir-akhir ini kamu pasti sering menangis" tebak Khadijah.

Humayna menggeleng dengan cepat. "Ah, apa si ngga umi, mata Ayna memang gini" elak Humayna.

Humayna menatap langit-langit agar air matanya tidak jatuh kembali. "Maaf umi Ayna berbohong. Ayna setiap malam menangis merindukan kak Azhar, Ayna belum bisa ikhlas jika kak Azhar beneran pergi dari dunia ini" batin Humayna.

"Nduk, sudah setengah tahun kepergian Azhar. Ayok mulai belajar mengikhlas kan, Supaya Azhar di alam sana bisa tenang. Jangan terlarut larut dalam kesedih ngga baik" Khadijah memegang pundak putrinya untuk memberikan kekuatan.

"Nggih umi, insya alloh" jawab Humayna sama seperti sebelum-sebelumnya.

"Hamassah, kamu pasti bisa" Khadijah menyemangati putri nya. (hamassah=semangat)

"Syukron umi" balas Humayna.

"Ya sudah umi, Ayna berangkat dulu. Di depan sudah ada Iza, Kayfa" pamit Humayna beranjak dari meja makan

"Iya sayang hati-hati"

"Byee umi, asalammualaikum"

"Waalaikumsalam sayang"

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang