Rumah Sakit💫

184 13 1
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>

Asalammualaikum Haii risolpers, sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak vote untuk memberi sport risol^^. Makasih

___________

Setelah kejadian Alan tiba-tiba tidak sadarkan diri, sekarang keluarga Al-bashori sedang berjalan menuju rumah sakit Sehat mandiri menggunakan mobil Humayna.

Humayna menangis di pelukan Khadijah mukanya pucat akibat kebanyakan menangis.

"Umi, kak Alan ngga kenapa-napa kan?" tanya Humayna.

"insyaalloh Alan ngga kenapa-napa nduk. Berdoa sama Alloh ya"

Tidak lama kemudian Humayna dan yang lain sampai di rumah sakit mereka berjalan melewati lorong dengan perasaan campur aduk.

"Sabar Na, jangan gegabah" pesan Sinta yang berjalan di samping Humayna.

"Iya mba" lirih Humayna.

Sesampai di ruangan VIP yang di beri tahukan Harits, mereka melihat Harits dan Haykal masih menunggu di depan ruangan.

"Iykal!" seru Humayna berhamburan memeluk kembaranya.

"Gimana kondisi kak Alan?" tanya Humayna sesenggukan.

Haykal mengelus kepala Humayna dengan perasaan sedih "Alan ngga kenapa-napa Na, dia cuman kecapean kok" jawab Haykal supaya Humayna tidak menangis lagi.

"Aku pengin ketemu kak Alan, apakah sudah boleh masuk" izin Humayna melepaskan pelukan Haykal.

Haykal mengangguk. "masuk lah, Alan sudah menunggumu"

Humayna mengangguk semangat ia menghapus sisa air matanya dan sedikit berlari membuka pintu ruang inapnya.

Bruk

"Aw.." ringis Humayna ia tersungkur di lantai mengelus lenganya yang terasa sakit.

"Kamu tidak papa?" tanya wanita paruh baya berumur seperti uminya. Humayna mendongkak dan....

"Umma Nanda?" seru Humayna membulatkan matanya.

"Umma sedang apa di sini?" tanya Humayna dengan heran.

Uma Nanda menatap sendu Humayna. "Nanti Umma jelasin Na, sekarang temui Alan terlebih dahulu dia membutuhkan kamu sekarang" ujarnya mengalihkan pembicaraan setelah itu meninggalkan Humayna.

Humayna mengangguk ia berjalan mendekat ke brankar yang di tiduri oleh Alan. Alan tersenyum melihat kedatangan istrinya.

"Kak Alan" panggil Humayna duduk di kursi Deket brankar. Ia menatap sedih Alan berbaring lemas di atas brankar rumah sakit.

"Habina" lirih Alan membawa Humayna ke dalam pelukanya.

Humayna menggelengkan kepalanya. "Kak Alan saya mohon Jangan panggil saya dengan sebutan itu kak, biarlah kak Azhar saja yang boleh memanggil saya dengan panggilan itu" pinta Humayna meneteskan air matanya kembali, sakit sangat sakit hatinya.

"Saya Azhar habina, ingatanku sudah kembali dengan sempurna" ujarnya memberi tahu. Azhar menangis di pelukan orang yang di cintainya.

Deg

"Ngga mungkin kenapa bisa..." kata Humayna meremas sprei brankar.

"Bisa, karena saat itu ada seseorang yang menolongku"

"Habina, Dia Gus Arsha. Saya sangat bersyukur karena Gus Arsha saat itu menolongku saat itu, tapi saya juga kecewa, cuman karena cinta sama kamu dia rela mengasingkan namaku menjadi Alan di ambil dari kata Al-Anbiya."

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang