Zufyan Naeza?

118 5 0
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>

4 bulan telah berlalu kini kandungan Humayna sudah memasuki 9 bulan dan beberapa hari lagi humayna akan melahirkan sang buah hatinya.

"Alma" panggil Azhar.

Humayna menatap jengkel Azhar, baru pertama kali ia di panggil hanya memakai nama biasa oleh suaminya. Padahal biasanya memanggil menggunakan nama spesialnya 'Habina'.

"Siapa Alma hm!" Humayna berkecak pinggang.

Azhar meneguk salvianya dengan susah payah ia menatap takut istrinya. Padahal kan niat awalnya hanya untuk bercanda. "i-iya itu nama kamu kan?" elak Azhar dengan takut.

"Ho dasar Azhar" Humayna tidak mau kalah ia memanggil suaminya hanya menggunakan nama.

Sekarang gantian Azhar yang menatap jengkel Humayna, masa dengan entengnya sang istri memanggil nama kosongan saja tidak memakai embel-embel kak atau mas.

"Siapa yang ajarin kamu kayak gitu hm?" Azhar memeluk Humayna dan menghempaskan badanya dan juga badan Humayna ke kasur.

"Kamu lah, siapa suruh manggil nama ku pakai nama doang. Udah ngga sayang lagi sama aku? Mentang-mentang aku gendut sekarang, iya? Itu juga kan karena kamu" omel Humayna yang sudah seperti ibu-ibu.

"Jangan marah-marah de, kamu kayak gitu udah cocok jadi ibu-ibu tau" kekeh Azhar.

"Em.. Masih sayang apa ngga ya? Kayaknya aku tambah sayang deh soalnya istriku spek ning Humayna Almayra Putri Bashori jadi sayang banget kalo di sia-siain"

"Eh tapi lebih dari kata beruntung deh soalnya dapet pusatnya langsung bukan speknya"

"Em jadi bersyukur ya?" tanya Humayna dengan polos.

"Banget!!" teriak Azhar lalu ia mendusel-dusel dada Humayna.

"Ahaha, Aaa... Tolong geli ihhh" Humayna menjambak rambut Azhar.

Cup

Azhar mengecup singkat bibir Humayna "jangan teriak-teriak" tegur Azhar setelah itu ia bangkit dari tidurnya.

"Habizar mau kemana?"

"Mau ngajar di kelas 11-A Shofiyyah" jawab Azhar memakai kopyah putih favorit nya.

"Mau ikut hm?" tawar Azhar.

"Mang boleh?" tanya Humayna menatap binar Azhar.

Azhar menganggu. "Boleh sayang, ayok berangkat" Azhar sedikit menarik tangan Humayna untuk membantu berdiri setelah itu tangan mereka menggenggam satu sama lain keluar dari kamar.

Sesampainya di kelas 11-A shofiyyah Azhar memasuk kelasnya lebih dulu di ikuti Humayna dari belakang.

"Asalammualaikum anak-anak" salam Azhar dan juga Humayna.

"Waalaikumsalam Gus, Ning" jawab serempak.

"Ning Humayna ikut Gus Azhar ngajar?" tanya salah satu santri.

"Owh iya sebelumnya, saya izin membawa istri saya mengajar. Kalian tidak keberatan kan?" tanya Azhar menatap istrinya lalu mengelus lembut kepala Humayna.

"Tidak Gus!" jawab semua dengan senang.

"Moment langka ngga si?" ucap salah satu santri.

"Iya, lucu pisan coaple ini"

"Ya Alloh mau duplikatnya Gus Azhar satu" salah satu santri itu berdoa.

"Huu ngarang kamu nad" sorak beberapa teman Nadya.

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang