trio CANANSO

159 15 6
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>

( Ayna cape. Kenapa kak Azhar harus pergi, kalo memang kak Azhar ngga di takdirkan untuk Ayna kenapa Ayna mengenal kak Azhar )
-Humayna-

Haii asalammualaikum risolpers

Masih nungguin kisah Humayna selanjutnya nih...

Okey langsung gas baca aja

Jangan lupa tinggalkan vote yang solpers..

*
*
*

Jam enam pagi, Humayna bersama kedua sahabatnya sudah siap akan pergi ke Banyumas. Sinta juga ikut bersama rombongan Humayna tidak lupa ia membawa si kembar.

"Umi, Abah Ayna pamit yaa" ucap Humayna menyalimi kedua orang tua nya.

"Iyaa, hati-hati di jalan Na." ujar Ahmad mengelus kepala Humayna.

"Jangan ngebut bawa mobilnya nduk" Khadijah mengingatkan.

"Siap mi, tenang aja nanti Ayna gantian sama Iza" jawab Humayna memastikan agar uminya tenang.

"Ayna, sampaikan pesan kepada ayah bunda kalo Abah umi ngga bisa ikut ke Banyumas. Insyaalloh bulan depan kita sekeluarga ke sana" ujar Ahmad menunduk sedih. Sebenarnya ia ingin sekali bertemu dengan Ahsan tetapi ia sibuk dengan urusan pesantren.

"Okey Abah nanti Ayna sampaikan" jawab Humayna.

"Jidah, akung... Azna pelgi dulu ya" pamit Azna berlari ke arah Ahmad Khadijah.

"Cucu akung mau kemana hm?" tanya Ahmad mengendong cucu nya.

"Azna mau ke tempat nenek cama Azla, umi, ante Nana"

"Hahaha.. iyaa hati-hati di jalan yaa Azna" ujar Ahmad menyium Azna dengan gemas.

"Azla ngga mau dicium akung juga hm?" tanya Ahmad beralih menatap Azra yang berada di gendongan Sinta.

"Azla mau di cium jidah ajaa" balas Azra menolak ciuman dari sang kakek.

Semua orang tertawa mendengar jawaban dari Azra.

"Hati-hati ya sin, salam buat ayah mamah. Maafin umi, Abah belum bisa Dateng kesana" pinta Khadijah memeluk mantu kesayangan nya.

"Iyaa umi nanti Sinta sampaikan" jawab Sinta tersenyum tulus.

Sinta menatap Harits yang berdiri di samping Ahmad. "Mas Harits" panggil Sinta.

"Dalem sayang" jawab Harits tersenyum manis.

"Wisata masa depan ya Rab.." batin Nadzira menahan salting. Aneh memang padahal jawaban itu untuk Sinta bukan dirinya.

"Buset kak sin, mentang-mentang udah sah bucin seenak jidat. Kaga tau tempat memang" kesal Kayfa di dalam hati.

"Ade berangkat dulu mas" pamit Sinta.

"Iya sayang, hati-hati di jalan ya. Jaga kembar dengan baik, biarkan Ning Shesya, Gus Ibra, dan Gus Izkha di sini"

"Iyaa mas, Ade titip mereka ya" jawab Sinta setelah itu menyalimi tangan Harits dengan takzim.

Setelah acara pamitan, Sinta menyusul Humayna Kayfa dan Nadzira yang sudah masuk ke dalam mobil.

"Mba Sin, Azra Azna di belakang bareng kita ya" pinta Kayfa.

"Terserah kembar mau ngga?"

"Yo jelas mau dong Ning" sahut Nadzira dengan tidak sabar langsung memasukan si kembar ke dalam tempat duduknya.

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang