~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>"Habina, sebelum pergi aku mau mandi dulu" ujar Azhar mengambil baju di lemari.
Humayna yang sedang membereskan meja rias menatap bingung Azhar. "Loh bukanya tadi udah mandi mas?"
Azhar selesai mengambil baju dan berjalan mendekati Humayna. "Badan mas berkeringat dee, bau asem nanti kamu ngga mau deket-deket mas"
"Hahaha ya ngga lah! Habizarku kan selalu bau wangi" kekeh Humayna, ia membelakangi Azhar karena jujur saja Azhar memanggil dirinya dengan kata De jantungnya berdetak 2x lipat dari biasanya.
"Ya sudah mau mandi kan?" tanya Humayna.
Azhar mengangguk "Iya, mas mandi dulu ya. Apa mau bareng?" ledek Azhar.
Humayna melototkan matanya. "ngga mau! aku udah mandi"
"Mandi lagi"
"Habizar ih! Baby lihat babamu" adu Humayna mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
Azhar berjongkok menyetarakan tingginya dengan perut Humayna ia mencium perut Humayna setelah itu mengelus perut Humayna. "baba mandi dulu ya sayang, biar wangi. Ngga kayak mima, belum mandi jorok" kekeh Azhar meledek Humayna.
"Owh gitu ya ngatain aku jorok" marah Humayna menepis tangan Azhar dari perutnya.
"Nanti malem jangan harap bisa ketemu baby ZarNa" ancam Humayna berjalan keluar kamar.
Sebelum Humayna memegang kenop pintu, Azhar lebih dahulu memeluk Humayna dari belakang. "eh jangan dong kan aku bercanda Habina, kamu ngga jorok kok, istriku kan rajin. Nanti malem boleh ya ketemu baby ZarNa" bujuk Azhar mengecup pipi kanan Humayna.
"Lepasin iih! Udah ah sana mandi noh keteknya bau" pekik Humayna menutup hidungnya.
"Mandi bareng" rengek Azhar.
"Perasaan Habizar dulu ngga seperti ini. Dulu Cool, sekarang kok jadi manja gini" batin Humayna dengan heran.
"Mau mandi bareng tapi nanti malem ngga jenguk baby ZarNa atau ngga mandi bareng nanti malem jenguk baby ZarNa?" Ancam Humayna tersenyum jail.
Azhar melototkan matanya apa-apaan ini, masa istrinya sudah berani mengancam. "ya udah deh tapi janji ya nanti malam"
"Hm"
"Aku mau mandi sebentar jangan kangen ya sayang" Azhar mengecup singkat pipi Humayna setelah itu ia melepaskan pelukannya memasuki kamar mandi.
"Untung suami saya"
•>
•>
•>"Azhar mana nduk?" tanya Ahmad.
"Lagi mandi bah" jawab sopan Humayna, ia duduk di antara Ahmad dan Khadijah.
Khadijah tersenyum mengelus perut Humayna. "jidah ngga sabar kamu keluar nduk"
"Masih lama umi, 8 bulan lagi" balas Humayna.
"Umi, kok tiba-tiba aku pengin tidur bareng umi Abah lagi ya" ujar Humayna dengan tiba-tiba.
Sinta dan Harits sama-sama memijat jidatnya. "Ngga heran si kalo orang nyidam" kekeh Sinta.
"Astaghfirulloh Na, kamu udah punya suami loh. Nanti Azhar tidur sama siapa coba?" tanya Khadijah tidak habis pikir.
"Ikut tidur di kamar umi lah" jawab enteng Humayna.
"Ngga, ngga bisa." tolak khadijah dengan cepat.
Ahmad mematung mendengar keinginan calon cucunya ini. Setelah berfikir lama Ahmad tersenyum ia mengelus perut Humayna. "cucu akung pengin tidur bareng jidah akung ya?" kekeh Ahmad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Humayna[END]
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!! Cerita kelanjutan dari TERNYATA AKU SEORANG NING tetapi cerita kali ini akan lebih menceritakan kisah perjalanan Humayna setelah kepergian Azhar. yang belum baca TASN langsung baca saja ceritanya supaya kalian bisa lebih nyambung...