geng Xeyvaren 💫

139 7 2
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>


Asalammualaikum Haii risolpers ada yang rindu sama cerita risol?, Seperti biasa maaf karena telat update soalnya risol sibuk gabisa bagiin waktu antara sekolah, ngaji sama ngetik hihi

Ya udah deh langsung baca ke intinya aja yaw^^

*
*

Sore hari ini, mereka benar-benar pergi untuk doable date. Mereka memilih ke pantai untuk melihat sunset di sore hari, Humayna dan Azhar mencari tempat yang tidak menginap karena mereka tau Harits mempunyai 5 tanggung jawab di rumah, tanggung jawab yang di maksud adalah mengurus ke 5 anaknya. Walaupun mereka di rumah ada Haykal dan umi Khadijah tetap saja ia harus tanggung jawab mengurus anak-anaknya.

Suara berisik air pantai yang sangat khas. Mereka ber 4 duduk di tepi pantai memandangi senja sore.

Azhar menyenderkan kepalanya di bahu Humayna. "Habina, Azna Azra lucu ya. Selain kembar aku salut sama Ibra, anak kecil yang masih berumur 6 tahun tetapi sudah lancar membaca Alquran" puji Azhar menatap senja sore.

Humayna menatap wajah Azhar. "mereka memang lucu Habizar. Habina juga udah ga heran Lagi karena Ibra mulai di ajar mengaji dari umur 3 tahun jadi dia sudah lancar membaca Al-Qur'an" timpal Humayna.

"Semoga anak kita bisa seperti mereka ber 5 ya sayang"

"Aamiin"

"Jadi ngga sabar kamu hadir di perut Umma nak" Azhar mengelus perut rata Humayna.

"Habizar, jangan gitu aku malu" cicit Humayna.

"Gapapa, kita udah halal"

Dari arah belakang ada Sinta dan juga Harits melihat moment romantis ZarNa.

"Ekhem, simigi inik kiti bisi sipirti miriki bir limi Yi siying" ledek Harits.

Humayna Azhar terkejut menatap ke arah belakang ia membulatkan matanya.

"Masih ragu anaknya jadi Sholeh, padahal emak bapaknya hafidz Hafidzah 30 juz, khatam banyak kitab, hafal hadist-hadist juga"

"Namanya juga manusia Gus, jadi masih bimbang aja. Apa lagi baru mau punya anak belum berpengalaman" Azhar membela diri.

Harits menepuk pundak Azhar. "saya yakin kamu bisa Zar, apalagi kamu santri. Aneh rasanya jika santri tidak bisa mendidik anaknya menggunakan ilmu agama. Sama aja ilmunya mati karena tidak di sumbangkan."

"Jadi ibarat gini, kamu mondok bertahun-tahun ga ada gunanya, sia-sia kamu menghafal semuanya"

Azhar bingung harus menjawab apa, yang di katakan Harits memang benar. Ilmu kalau tidak di sumbangkan sama aja bohong.

"Udah-udah jangan berdebat Mulu lihat itu mataharinya bagus banget" lerai Humayna menunjukan matahari yang akan terbenam.

Momen ini yang mereka ber 4 tunggu karena waktu ini di gunakan untuk foto-foto sebagai kenangan.

Setelah mereka rasa cukup dengan doable date kali ini, mereka memutuskan untuk pulang ke pesantren. Jam juga sudah menunjukan pukul delapan malam, Harits Sinta tidak bisa meninggalkan anak-anaknya terlalu lama.

Mereka sudah berada di dalam mobil. "mulai besok Azhar, Humayna mulai mengajar di pondok" ujar Harits.

"Besok banget ya?" tanya Azhar.

"Iya Zar, besok pagi kamu ngajar pelajaran bahasa Arab di lanjut malamnya ikut saya ngajar kitab di sanggar santri putra"

"Oke insyaalloh"

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang