Hai risolpers, sebenarnya cerita ini sudah END di part Zufyan Naeza. Yaps kali ini risol membuat cerita happy ending. Maaf jika endingnya kurang menarik risol juga ngga tau bakal mentok sampe sini hehe, jadi intinya... Cerita kisah tentang Humayna selesai sampai di sini, jika ingin lebih lengkap lagi mungkin saat cerita ini di jadikan novel buku. Oiya, Setuju ngga kira-kira jika risol membuat cerita tentang anaknya Humayna??? Jawab di kolom komentar ya!!
>>>>>>
"Zufy... Astaghfirullah jangan iseng ke adeknya" kesal Humayna sudah frustasi karena Zufyan terus menerus mengganggu adeknya yang sedang tidur. Yaps di umur 2 tahun, Zufyan memiliki adik perempuan bernama SALFAYRA SEYMIMA MAYRA AL-ANBIYA. Anak kedua Azhar dan Humayna.
"Ade lucu Mima, sayang kalo nda zufy ganggu" jawab Zufy melajurkan lidahnya. Walaupun Zufyan masih berumur 2 tahun tetapi dia sudah lancar berbicara, bahkan ia sudah menghafal 5 juz Alquran. berkat didikan Azhar maupun Humayna. Tidak heran karena orang tuanya saja Hafidz / Hafidzah bahkan Azhar mengkhatamkan beberapa kitab-kitab salaf.
"Baba, lihatlah putramu" adu Humayna kepada Azhar yang sibuk di depan layar laptop.
Azhar memberhentikan aktivitas nya saat Humayna sudah frustasi menghadapi putranya, ia menyudahi kegiatanya lalu menghampiri Humayna dan Zufyan yang berada di kasur.
"Abang zufy ga boleh nakal sama Ade" tegur Azhar memangku Zufyan.
"Minta maaf sama Mima okei" printah Azhar mengelus kepala Zufyan.
Zufyan mengangguk lucu ia mendekat ke arah Humayna berada. "Mima Na, maafin Abang yaa" bisik Zufyan lalu mencium pipi Humayna.
"Mima maafin tapi kalo nakal lagi Mima bawa kerumah jidah belajar di tempat jidah. Abang mau?" ancam Humayna rumah jidah adalah rumah Khadijah yang tak lain maksud Humayna adalah pondok pesantren Raudhatul Islam.
"Nda mau mima" Zufyan menggeleng dan memanyunkan bibirnya.
"Nanti kalo Abang di rumah jidah, nda ada yang gangguin Ade Salfa lagi Kan nda seru" tambah Zufyan.
Humayna melototkan matanya. "Abang.... Bener-bener kamu yaa" Humayna dengan suara reognya lalu meng-gelitiki badan Zufyan.
"Ahahha... Mima udah Mima, Abang gelii" ampun Zufyan.
"Mima nya ngga bosan-bosan gelut terus sama Abang zufy, Ade Salfa sama baba aja kita keluar yok beli eskrim" monolog Azhar seolah-olah berbicara dengan putrinya, Salfa. Ia menggendong membawanya keluar dari kamar.
Humayna yang mendengar itu tentu saja langsung naik darah, bagaimana tidak naik darah, Salfa saja masih ber umur 5 bulan masa mau di beri makan eskrim "HABIZAR!! Salfa masih bayi jangan macem-macem kamu!" teriak Humayna mengejar Azhar.
"Mima tunggu Abang juga ikut ngejar baba!!" teriak Zufyan yang ikut lari di belakang Humayna.
Azhar membawa Salfa keluar dari rumah. "Ade kita mainan petak umpet aja deh jadinya, soalnya kan kamu belum boleh makan eskrim" ucap Azhar menengok kearah kanan kiri mencari tempat yang cocok untuk bersembunyi.
Zufyan dari dalam rumah membawa pedang-pedangan miliknya dan berteriak. "Maling!.. maling!..."
"Mima, baba nda ada!!" teriak Zufyan yang sudah berada di depan pintu rumah.
Dari luar gerbang ada Aminah dan Ahsan yang berlari menuju rumah Humayna yang berada di sampingnya dengan panik. "Zufy mana malingnya?" tanya Aminah dengan panik lalu ia menggendong Zufyan.
"Malingnya lagi ngumpet Oma!"
"Malingnya ambil apa di rumah? Terus Mima sama baba dimana?" tanya Ahsan yang ikut panik.
"Malingnya ambil Ade Salfa Opa, Mima lagi ke kamar mandi sebentar" jelas Zufyan.
"Loh, Azhar Sama Ayna gimana si jagain anak. Astaghfirullah" keluh Aminah dengan frustasi.
Azhar yang mengumpat di belakang mobil merasa ada yang aneh, ada apa mertuanya datang kerumah. Akhirnya ia memutuskan keluar dari belakang mobil dan masih setia menggendong Salfa.
"Eh ada bunda, ayah" sambut Azhar menyalimi satu persatu mertuanya.
"Nah! Ini malingnya Oma, opa!!" tunjuk Zufyan yang berada di gendongan Aminah.
"Hah!" mereka tercengo mendengar tuduhan polos dari Zufyan.
"Lihat Oma opa, baba bawa Ade Salfa pergi. Makanya Abang teriak maling-maling" adu Zufyan.
Aminah dan Ahsan bernafas lelah menyaksikan keluarga yang ngga ada habis-habisnya berperilaku absurd.
Dari dalam rumah Humayna keluar rumah dengan raut wajah bingung. "bunda sama ayah kenapa ada di sini, mau main? sini-sini masuk" sambut Humayna membuka lebih lebar pintu rumahnya.
Humayna mendekat ke arah Azhar ia mencubit lengan Azhar. "Habizar, ada ayah sama bunda kok ngga di ajak masuk si"
Azhar menjimprak. "Aw, sakit Habizar" ia mengelus lengan yang di cubit habina nya.
Aminah meringis. "Em, ini bunda mau ngentasin jemuran"
"A-ayah juga mau cuci mobil" sambung Ahsan.
"Kita pamit pulang dulu ya, asalammualaikum" ujar Ahsan maupun Aminah lalu mereka bergandengan keluar dari rumah Humayna.
"Mima, Zufy mau ke rumah Oma" ujar Zufyan yang berada di gandengan Humayna.
Humayna menggeleng. "Oma mau ngangkat jemuran, ayok masuk main di rumah aja"
~END~
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Cinta Humayna[END]
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!! Cerita kelanjutan dari TERNYATA AKU SEORANG NING tetapi cerita kali ini akan lebih menceritakan kisah perjalanan Humayna setelah kepergian Azhar. yang belum baca TASN langsung baca saja ceritanya supaya kalian bisa lebih nyambung...