Gwaenchana💫

129 3 0
                                    

~Qiraat sa'ida~
•>
•>
•>

Acara maulid nabi baru saja selesai tadi jam 3 pagi. Sekarang jam menunjukan pukul setengah 6, Humayna dan Azhar masih berada di kamarnya karena sedang menemani Humayna istirahat. Dan teman-teman Hadrah Humayna Azhar, mereka sudah pulang setelah sholat subuh tadi.

"Habina masih cape ngga? Sini aku pijitin" tawar Azhar mengelus kepala Humayna.

"Kakiku sakit mas, tapi tenang aja kok ngga separah tadi" balas Humayna.

Azhar meraih kaki Humayna lalu memijitnya. "Jangan kecapean lagi ya, kalo udah mulai cape bilang aja jangan kaya tadi malam. Mau tidur lagi hm?"

"Iya Habizar, lagian juga semalem banyak temen kamu temen aku juga. Ngga enak kalo izin ke kamar duluan."

Humayna menggeleng "Ngga mau kata bunda anak perempuan ngga boleh tidur pagi"

"Terus gimana, nanti kamu mau aktif lagi di majlis al-hikmah?" tanya Azhar.

"Iya Habizar aku mau tetap ikut lagi"

"Kalo misalkan aku ngga izinin? Kamu mau tetap ikut atau ngga"

Humayna menatap ke arah lain. "Aku mau nurutin ucapan kamu, kalo kamu juga ngga ikut Al-fiahtul'ilmi lagi" tanya Humayna mengancam balik suaminya lalu terkekeh pelan.

Azhar mengarukan kepalanya yang tidak gatal menyengir kuda. "Em anu, jangan gitu dong sayang. Ya sudah kamu boleh ikut tapi janji jangan sampai kecapean. Di dalam perut kamu ada anak kita yang harus di jaga"

"Oke janji kamu aku pegang seng!"

Alis Azhar mengangkat bingung. "Seng apa? Genteng?. Ya Alloh tega banget mimamu sayang, masa ngatain baba seng" adu Azhar membisikan di perut Humayna.

"Astaghfirullah baby babamu salah paham maksud Mima seng itu sayang, bahasa gaul jaman sekarang, babamu sangat kudet bukan" Humayna mengelus perutnya berbicara mendramantis.

"Kok ngatain aku kudet si sayang" tanya Azhar tidak terima.

"Yaa kamu ngga tau kata seng, padahal kan trend banget" jawab Humayna tidak mau kalah.

"Sudah-sudah, aku punya kata-kata buat kamu nih"

"Kata-kata apaan tuh?"

"Apa perbedaan Humayra dengan Humayna"

"Em... kalo Humayna itu ada huruf N, dan kalau humayra ada huruf R. Benarkah cintaku?" tebak Humayna.

Azhar menggeleng. "Salah"

"Yh... terus apa?"

"Humayra itu kekasih Rasulullah, kalo Humayna itu kekasih Muhammad imama Azhar al-Anbiya"

Pipi Humayna memerah lalu menabok lengan Azhar, tidak hanya itu ia memeluk Azhar untuk melampiaskan rasa saltingnya.

"Belajar gombal dari mana?" tanya Humayna.

"Dari... risol sayang, bagus kan?" jawab Azhar dengan bangga.

"Jantungku ngga aman Habizar!!" teriak Humayna.

"Jedag jedug seperti pargoy" tambahnya.

"Jangan teriak-teriak dong Habina, nanti ada yang denger"

"Habizar, aku pengin sesuatu"

"Pengin apa hm?"

"Pengin semua santri Abah termasuk Habizar, mas Harits, Haykal, Abah, ayah pargoy di lapangan utama. Lagunya senam kewer-kewer yang gambarnya Joker"

Azhar sangat terkejut mendengar keinginan istrinya. "Astaghfirullah, mana boleh seperti itu"

"Yang lain aja" tolak Azhar menatap lesu istrinya.

Perjalanan Cinta Humayna[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang