🍀🍀🍀"Anak cewek baru pulang jam segini,
abis jual diri lo diluar sana?" ucap Aidan melihat Nayla yang baru pulang. Pasalnya jam sudah menunjukkan pukul 01:00."Apa pedulinya lo sama gue? bukan urusan lo, mau gue jual diri sekalipun terserah gue lah," balas Nayla.
Nayla memang sudah melawan setiap ucapan siska dan Aidan. Sejak usianya 13 tahun ia sudah pandai melawan ucapan mereka. Ia tak mau terlalu menjadi perempuan menye menye.
"Sadar diri lah! kamu itu cuman numpang di rumah saya, nggak usah belagu. Kamu itu hanya pembawa sial yang dibiarin tinggal di rumah ini. Untung saja saya baik sama kamu, kalau nggak udah dari lama saya pengen ngusir kamu," ucap Siska yang baru datang.
"Saya tidak mengharapkan kebaikan anda wahai Nyonya Siska Wijaya Adikara. Saya tidak butuh uang yang selama ini anda berikan..."
"...saya diam selama ini bukan berarti saya takut, saya hanya menunggu waktu yang tepat untuk pergi dari rumah ini," sambung Nayla.
"Anak kurang ajar! kembalikan uang yang saya berikan kepada kamu!" teriak Siska.
"Baik. Saya akan kembalikan uang itu. Asal anda tau, sepersen pun tidak ada saya memakai uang yang anda berikan." Nayla mengambil dompet di dalam tasnya dan melemparkan ATM berisi uang untuk keperluan pendidikan Nayla yang sama sekali belum berkurang.
Nayla berjalan menuju kamar nya. Ia mengambil pakaian yang sudah ia siapkan berjaga jaga suatu saat nanti ia di usir.
"Dan satu hal lagi, Saya sudah berusaha untuk sabar tinggal di sini, dari dulu saya sudah menunggu usiran dari anda." Nayla melangkah pergi membawa semua koper yang ia siapkan tadi.
Aidan hanya diam melihat kepergian Nayla.
"Cih.. bisa apa kamu di luar sana hah?" ucap Siska meremehkan.Setibanya di depan pintu Nayla membalikkan badannya.
"Anda pasti senang kan? Tidak ada lagi beban di rumah ini, saya tau rahasia terbesar anda dan alasan kenapa anda membenci saya, saya pastikan anak anda akan kaget mendengarnya."
Ucapan itu membuat Siska terdiam mendengarnya.
'T-tidak mungkin dia tau, kenapa dia bisa tau? Tidak mungkin'
"Dan buat lo, sorry, ya, lo nggak bisa lagi melampiaskan emosi lo, cari orang lain aja buat alat pelampiasan lo. Gue jadi bingung kenapa pacar lo betah ya sama lo?"
Nayla berjalan keluar gerbang rumah. Jangan kalian kira Nayla tak punya uang. Selama ini ia membayar biaya sekolah nya dengan uang nya sendiri. Nayla sudah mulai bekerja sejak ia kelas 5 SD.
Ia bekerja di salah satu toko roti yang ada di dekat sekolahnya. Sepulangnya dari sekolah ia langsung pergi ke toko roti itu. Ia bekerja hanya sekitar 4 jam saja. Hingga sekarang pun Nayla masih bekerja di toko roti itu.
Dahulu saat Nayla awal bekerja toko roti itu hanya ruko satu lantai saja, namun sekarang sudah memiliki 3 cabang toko. Ketika pemilik toko itu meninggal, ia mempercayai Nayla untuk mengelola semua toko rotinya kerena sudah sejak lama bekerja dengannya.
Ia mengumpulkan uang hasil kerja nya hingga bisa membeli rumah sendiri. Walaupun rumahnya tak sebesar rumah Siska, setidaknya ia sudah terbebas dari para monster mengerikan itu. Nayla berdoa semoga setelah ini kehidupannya lebih baik dari yang ia rasakan selama ini.
Dan disini lah sekarang, rumah bertingkat dua hasil jerih payah seorang Nayla Shaka. Ya ia tak akan menggunakan nama belakangnya lagi seperti apa yang wanita itu ucapkan.Rumah yang tak terlalu besar namun terlihat sangat mewah. Tempat yang dapat memberikan kenyamanan untuk Nayla. Tempat di mana awal kehidupan baru dimulai.
Rumah ini mempunyai tiga kamar, satu di lantai bawah dan dua lagi di lantai 2. Ia sengaja membuat dua kamar di lantai dua. Ia akan menggunakan salah satu kamar untuk ruang kerjanya nanti.
"Gue dah capek bersandiwara di rumah itu, kenapa nggak dari dulu aja sih gue pergi dari rumah itu ya."
Sudah sejak dulu terpikir olehnya untuk kabur dari rumah itu, namun apa boleh buat. Kemana dia akan pergi sedangkan ia tak punya saudara di sini.
Nayla berjalan menuju dapur, kerongkongan nya terasa haus sesudah teriak teriak di rumah Siska. Ia juga memasukkan bahan makanan yang sempat ia beli di supermarket sebelum ke rumah ini ke dalam kulkas.
"Hoaam... ngantuk banget."
"Haus banget habis teriak-teriak tadi."
"Apa wanita itu nggak capek ya teriak mulu kerjaannya tiap hari? Gue aja teriak dikit tadi udah sakit kerongkongan gue."
Nayla mulai menaiki anak tangga dan masuki kamar yang bernuansa abu abu itu, ia berjalan menuju kasur yang ada di sudut ruangan. Badan nya harus di istirahat kan dahulu, ia ingin tidur nyenyak malam ini.
Dilain tempat Aidan yang sedang duduk di balkon kamarnya mencerna apa yang barusan terjadi. Itu baru pertama kali Nayla melawan mama dan dirinya seberani itu. Biasanya saat dimarahi dan disiksa ia hanya diam. Tak seperti hari ini yang berani melawan hingga pergi dari rumah.
"Apa maksud dia udah tau rahasia mama? Rahasia apa? gue jadi penasaran rahasia apa itu."
"Ck... Bodo amat lah, terserah dia mau ngapain, kenapa juga gue pikirin dia, menuhin memori otak gue aja," gumam Aidan sembari kembali dalam kamar.
Meskipun ia selalu menyakiti Nayla tetapi dari lubuk hatinya yang paling dalam ada rasa sakit ketika ia memukul dan menampar Nayla.
_____________
Pagi ini Nayla bangun jam empat pagi. Ia sudah terbiasa untuk bangun pagi untuk melaksanakan kewajibannya.
"Nyenyak banget tidur malam ini."
Nayla bangkit dari kasurnya menuju kamar mandi. Biasanya setelah beres-beres ia akan sarapan jam lima pagi.
Kenapa sarapan sepagi itu? Karena ia tidak mau mendengar teriakan Siska pagi-pagi. Cukup pulang sekolah saja ia di marahi.
Meskipun Nayla tidak melakukan apa pun, Siska selalu marah-marah dan teriak.
'Mungkin bagi dia nggak teriak, nggak hidup' pikir Nayla.
"Hari ini nggak perlu berangkat pagi buta lagi gue, nggak ada lagi tuh teriakan yang bikin kuping gue sakit," ujar Nayla sambil mengambil bahan makanan yang semalam ia masukkan ke kulkas.
"Semoga setelah ini gue bisa mewujudkan cita-cita gue jadi dokter. Kalo gue dah jadi dokter, gue nggak bakal mau ngobatin orang-orang kayak mereka, biarin aja dah meninggal." sangat jahat bukan, tapi itu nggak seberapa dibanding yang ia rasakan beberapa tahun ini.
Nayla sedari kecil sudah bercita-cita menjadi dokter. Ia ingin sekali mengobati orang lain dan tidak ingin orang lain merasakan kehilangan orang tersayang sepertinya.
"Gue mau pindah sekolah aja deh, dari sana gue bisa memulai kehidupan dari awal lagi."
"Ayo Nayla, lo harus kuat, semangat," ucapnya menyemangati diri sendiri.
_______________
🍁🍁🍁
Jangan lupa pencet ⭐
Bye 👋
![](https://img.wattpad.com/cover/300681420-288-k828382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN [REVISI]
FantasyKarya pertama dari KUMOKAAA✨️ __________ "Lo bisa liat gue kan, tolong bantu gue" "Hah? Gue ini dokter bukan detektif, nggak bisa gue" "Okey, jadi ceritanya itu kayak gini..... " Hanya kisah seorang perempuan yang mengungkap banyak misteri. Tentang...