🍀🍀🍀
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan ya, Buk. Setelah gips-nya dilepas anak ibuk sudah bisa pulang. Jangan lupa untuk selalu rutin minum obatnya, jangan lari-larian dulu sebelum sembuh, paham?"
"Iya Dokter Shaka."
"Semoga lekas sembuh, ya," ucap Shaka sambil mengelus rambut pasiennya.
"Terima kasih, ya, Dok."
Shaka keluar dari ruang inap pasien, barusan ia selesai memeriksa salah satu pasien nya.
"Ka, makan siang bareng yuk, kebetulan Mama gue tadi pagi bikin bekal banyak nih," ucap Meta menunjukkan kotak bekal nya.
"Widih, kayak nya enak tuh, boleh deh."
Sekarang mereka sedang berada di kantin rumah sakit. Menyantap bekal yang dibawa Meta tadi. Mereka berdua bekerja di rumah sakit yang sama, hanya saja berbeda tempat. Shaka bekerja di ruang inap khusus anak, sedangkan Meta bekerja di ruang isolasi.
"Masakan Mama lo nggak perlu diragukan lagi deh, pasti enak," puji Shaka.
"Ya, iya lah, Mama gue gitu loh, gimana nggak berisi gini badan gue, tiap hari di masakin makanan enak gini," sombong Meta.
Pasalnya Meta selalu diberikan bekal oleh mamanya sedari dia kecil, bahkan saat sudah menjadi dokter saja mama nya masih memberinya bekal, tidak heran sih alasan tubuhnya seperti itu.
Jam sudah menunjukan pukul 12:36 siang. Berarti jam makan siang sudah habis enam menit yang lalu.
"Ta, gue balik kerja dulu, ya. Sampaikan makasih buat Mama lo ya, makanan nya enak," ucap Shaka mengacungkan jari jempolnya sambil sedikit berjalan.
"Iya, nanti gue bilangin. Yaudah byee."
Hari ini kerjaan Shaka tidak begitu banyak, hanya sekedar mengecek kondisi pasien. Sehingga sekarang ia bisa sedikit bersantai di ruangan nya.
"Misi, ada orang?"
Suara itu membuat Shaka terkejut, ia segera bangun dari posisi tiduran di sofa dalam ruangannya.
"Ada yang bisa dibantu?" tanya Shaka setengah sadar sambil menggosok matanya.
Biasanya orang yang datang ke ruangan Shaka hanya perawat dan dokter lain untuk menemuinya, atau keluarga pasien saja.
"Jangan di gosok matanya, nanti perih loh!"
Sepertinya Shaka kenal suara itu. Suara orang yang minta bantuannya kala itu. Apakah ia masih bisa di sebut orang?
"Lo masih ingat gue? Parah sih lo kalo sampe nggak ingat," ucap Madha.
Shaka yang nyawanya belum terkumpul berusaha mengingat siapa orang di depannya itu.
"Ooh, lo yang di IGD kemaren kan? Siapa nama lo? Manda?" ucap Shaka seketika mengingat siapa orang itu.
"Madha! Nama gue Madha bukan Manda, ya," protes Madha.
"Sorry sorry gue sulit mengingat nama orang."
"Ngapain lo kesini? Ada perlu?" tanya Shaka.
"Cuman mau ngingetin tentang ucapan gue kemaren sih, karena gue liat lo santai-santai aja sekarang," ucap Madha duduk di samping Shaka.
"Sorry, ya, dalam waktu dekat ini gue nggak bisa. Besok gue ada seminar di luar kota, minggu besok deh gue mulai bantuin lo. Nggak papa kan?"
"Nggak papa kok, lo mau bantuin gue aja udah bersyukur banget. Gue tau kok lo sibuk, dan dengan bodohnya gue minta tolong lo yang sibuk," ucap Madha menyalahkan dirinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/300681420-288-k828382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN [REVISI]
FantasyKarya pertama dari KUMOKAAA✨️ __________ "Lo bisa liat gue kan, tolong bantu gue" "Hah? Gue ini dokter bukan detektif, nggak bisa gue" "Okey, jadi ceritanya itu kayak gini..... " Hanya kisah seorang perempuan yang mengungkap banyak misteri. Tentang...