25

50 24 9
                                    


🍀🍀🍀

"Nanti gue bakal buat laporan ke polisi, biar pelakunya bisa bertanggung jawab"

"Jangan, dia orang jahat, nanti lo ikut kena lagi" Sentak Agam.

"Orang jahat mana yang mau minjamin lo duit" Ucap Madha.

"Madha bilang, orang jahat mana yang mau minjamin lo duit" Shaka menjadi jembatan antara Madha dan Agam. Shaka juga sudah memperkenalkan Madha pada Agam, menceritakan semua tentang Madha.

"Pokoknya dia jahat, dia suka bunuh orang, sama katanya dia juga suka jual organ orang, gue aja terpaksa buat minjam ke dia, kalo aja ibu gue nggak sakit dan harus di operasi, gue nggak bakal minjam duit ke dia"

Madha dan Shaka serentak saling lirik satu sama lain seolah apa yang sedang mereka pikirkan itu sama.

'Nggak mungkin dia kan?'

"Jangan bilang kalo yang nabrak lo itu namanya Dani"

"Nama yang nabrak lo itu Dani ya?" Tanya Shaka.

"Kok lo tau kak?"

"Kan bener kata gue, emang bener tuh orang, dimana-mana bikin rusuh aja"

"Orang yang sama dengan orang yang udah bikin Madha kayak gini"

"Hah? Jahat banget dia"

Ternyata sudah banyak korban-korban Dani, tak hanya dari pasiennya saja.

"Boleh gue tau ibu lo sakit apa?"

"Gue lupa nama sakitnya, kata dokter harus di operasi, dengar itu pikiran gue cuman gimana caranya gue dapetin duit segitu"

Shaka prihatin mendengar ucapan Agam,
"Lo mau nggak kerja di tempat gue? Gue punya cafe yang lagi butuh karyawan, mau nggak?"

"Bener kak? Alhamdulillah Ya Allah, makasih kak, makasih banyak ya kak" Mendengar hal itu, Agam tidak mampu menahan air matanya untuk turun. Madha tersenyum melihat kejadian di depan matanya.

"Balik dari rumah sakit ini, gue bakal langsing kerja kak"

"Lo istirahat dulu, nanti kalo udah pulih total baru lo boleh masuk kerja"

"Siap kak" Ucap Agam semangat.

_______________

"Aish... sedikit lagi saya bisa dapatkan dia. Dasar orang miskin, sudah hidup susah, sok-sok an meminjam uang, seperti mampu saja membayarnya"

"Sudah baik saya tolong agar cepat mati, malah memilih letih-letih bekerja, ujung-ujungnya juga akan mati kelaparan"

Kepulan asap yang berhembus sudah memenuhi penjuru ruangan, mulutnya tak henti berceloteh entah dengan siapa ia berbicara.

Tok...tok...tok...

"Masuk"

"Ada apa?" Menatap orang di depannya dengan tatapan menghunus.

"Maaf pak, baru saja tuan Tony mengirim sebuah barang untuk tuan"

"Barang apa itu?" Dani membuka kotak hitam yang diberikan asistennya.

UNFORGIVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang