14

146 112 6
                                    


🍀🍀🍀

"Saya harus segera memeriksa pasien, saya tidak mau pasien saya menunggu. Permisi"

Shaka berusaha melepaskan cekalan tangan Aidan tapi tenaganya kalah oleh tenaga Aidan.

"Abang udah tau semuanya, tentang yang sebenarnya terjadi selama ini, tentang penyebab papa kecelakaan, tentang yang terjadi padamu, semuanya" Ucap Aidan.

"Saya tidak ingin mengingat itu lagi, semuanya sudah saya kubur dalam-dalam" Ucap Shaka dingin.

Madha yang tidak sengaja mendengar suara Shaka dari salah satu kamar inap pasien mendekatkan dirinya ke pintu ruangan itu untuk mendengar apa yang terjadi di dalam sana. Karena kalo tentang Shaka ia selalu akan kepo. Ia tadi sedang berjalan-jalan menyapa rakyatnya yang ada di rumah sakit ini.

"Maaf, abang tau kok kamu belum bisa maafin abang, abang selalu dihantui rasa bersalah, setiap malam selalu mimpi papa yang nyuruh buat abang minta maaf atau mimpi kamu yang nangis akibat perlakuan abang, itu membuat abang tambah menyesal"

"Kamu tau kan abang bisa liat arwah dari kecil?" Tanya Aidan.

Shaka hanya diam membiarkan Aidan menyambung ucapannya.

"Suatu hari papa datang, papa datang waktu abang terbangun karna mimpi tentang kamu, papa nyuruh abang untuk minta maaf dan menceritakan semua fakta yang selama ini di sembunyikan dari abang"

Flashback

Aidan tidak bisa tidur lagi karena terbangun akibat bermimpi adiknya menangis di sudut kamarnya. Sekarang diminta berada di balkon kamar apartemen nya, mengisap sebatang rokok sambil menikmati angin malam dan kendaraan yang berlaku lalang meski sudah malam, jam menunjukan pukul 2 malam.

"Aidan"

Mendengar namanya di panggil, Aidan menoleh ke sumber suara dan mendapatkan Rustam (papanya) berdiri di sampingnya. Kali ini ia tidak bermimpi, memang sedari kecil ia bisa melihat arwah atau orang yang sudah meninggal, tidak ada yang tahu jika dia bisa melihat arwah selain adiknya.

"Papa?" Aidan tentu kaget, walaupun sudah sering melihat hal seperti itu.

"Kamu masih belum menemuinya?" Aidan sangat paham dengan apa yang papanya maksud.

"Maaf pah, Aidan belum bisa menemukan dia, Aidan sudah berusaha mencarinya, tapi tak ada yang Aidan dapatkan" Jawab Aidan tertunduk.

"Ada kebenaran yang akan papa beri tahu kepada mu nak"

"Apa itu pa?"

" Kamu dan Nayla bukan saudara kandung, kau bukan anak kandung papa" Rustam sengaja menghentikan perkataannya untuk melihat reaksi anaknya.

"Apa? Maksudnya apa?"

"Dulu papa dan mama dijodohkan oleh kakek mu, kami berdua tidak saling mencintai pada awalnya, sebelum menikah mama mu sudah mempunyai pacar yaitu suami mama mu sekarang. Pernikahan kami tidak berjalan dengan lancar, papa berusaha untuk membuka hati untuk mama mu sedangkan mama mu masih bertahan dengan pacarnya.

Dua bulan berjalan tidak ada yang berbeda sedari awal, mama mu tiba-tiba mengatakan bahwa dia sedang hamil, tentu saja bukan anak papa karena dari awal nikah kami tidak pernah sekamar. Saat itu pacar mama mu tidak bisa menikahinya karena ingin melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

Mendengar hal itu papa membuat komitmen dengan mama mu untuk menganggap anak yang saat itu ia kandung sebagai anak papa dengan syarat mama mu tidak berhubungan lagi dengan pacarnya dan membuka hatinya untuk papa. Saat itu mama mu setuju dan sejak itu lah benih cinta perlahan mulai tumbuh di antara kami, dan kau tau siapa anak yang mama mu kandung saat itu? Anak itu adalah kamu. 

Saat itu papa pikir mama mu menepati janjinya, dia tidak lagi berhubungan dengan mantan pacarnya itu lagi. Setelah 3 tahun akhirnya adikmu Nayla lahir. Walaupun kamu bukan anak kandung papa, tapi bagi papa kamu dengan Nayla sama, kalian tetap anak-anak papa"

"Awalnya papa kira kami sudah saling mencintai saru sama lain karena sudah memiliki anak-anak, namun papa salah ,mama mu masih berhubungan dengan mantan pacarnya itu, pria itu sudah kembali dari luat negeri dan ingin mengajak mama mu menikah, tentu saja papa tidak setuju saat mama mu ingin cerai dari papa. Sudah ratusan kali pria itu mencoba membunuh papa agar bisa menikah dengan mama mu. Hingga suatu hari mereka bekerja sama untuk membunuh papa dengan menabrak papa saat menjemput Nayla pulang sekolah. Setelah mereka berhasil membunuh papa, ternyata mereka belum puas. Mama mu menyiksa nayla yang menurut mereka apa saja yang berkaitan dengan papa harus musnah, dan menghasutmu agar ikut membenci Nayla juga. Tapi putri papa anak kuat ia bisa bertahan hingga umur 17 tahun, dan setelah putri papa pergi dari rumah itu, mereka dengan bahagia melangsungkan pernikahan"

Aidan terdiam, fakta yang dikatakan papanya itu sangan membuat dia shock. Sungguh kejam mamanya melakukan itu semua, tanpa sengaja ia mengepalkan tangannya dengan keras. Rustam yang melihat tangan  Aidan  yang mengepal segera mengusap punggung anak nya itu.

"Jangan membenci mama mu, bagaimana pun sikapnya dia masih ibumu, orang yang telah melahirkan mu hingga ada di dunia ini, jangan pernah membenci orang tua mu" Rustam menepuk pelan bahu Aidan dan menghilang seketika.

Flashback off

"Ternyata papa benar ya, putrinya anak yang kuat, sangat kuat" Aidan mengusap air mata di sudut matanya.

Aidan tau jika Shaka akan terkejut dengan apa yang ia katakan. semoga dengan penjelasan ini ia bisa mendapatkan maaf dari Shaka. 

Shaka begitu shock dengan fakta yang ia dengar pagi ini. Kenapa belakangan ini hari-hariya dipenuhi dengan fakta yang tiba-tiba saja ia dengar.

"Apa yang kamu katakan itu benar?" Tanya Shaka.

"Segitu tidak percaya lagi kamu dengan abang? Yang abang katakan itu benar tidak kurang dan tidak lebih juga" 

"Kenapa papa baik sama orang-orang yang sudah menyakiti papa?" Gumam Shaka yang masih dapat didengar oleh Aidan.

"Papa sangat baik, bahkan saat menceritakan itu semua raut muka papa sangat tenang, tidak ada terlihat raut muka marah pada wajah papa"

"Meski kita tidak saudara kandung, abang sayang banget sama kamu, maafin abang ya, abang menyesal karena udah ke hasut sama omongan mama, sekali lagi abang minta maaf" Aidan menundukkan kepalanya menunggu ucapan dari Shaka.

"Selama 7 tahun kamu dan ibumu menyiksa saya, tanpa kamu tahu kebenaran dari ini semua. Selama itu saya tetap sabar menerima. Kamu bayangkan anak yang tak tahu apa apa di kambing hitamkan seolah olah ia pembunuhnya di sini tapi nyatanya orang yang menyiksanya lah pembunuh kejam itu" Shaka menatap tajam Aidan.

"Saya merasa kasihan padamu karena tidak tau apa-apa tentang masalah ini, begitu kasihannya kamu termakan ucapan wanita itu, tapi rasa kasihan saya tidak mengurangi rasa kebencian saya pada kalian. Dengan mudah itu kamu mengucap kata maaf sedangkan kamu tidak pernah tau apa yang saya rasakan sampai ke titik ini" Ucap Shaka sedikit teriak.

Madha yang awalnya berdiri di luar mendengar Shaka yang berteriak membuatnya khawatir akhirnya masuk ke dalam ruangan itu dan melihat shaka bersama abangnya?

Shaka menghembuskan nafas dengan kasar. Ia mencoba untuk tenang dan tidak terbawa emosi.

"Saya bukan orang baik yang mudah memaafkan orang lain. Saya tidak butuh kata maaf dari mu, hanya perlu tunjukkan pada saya jika kamu benar-benar sudah menyesal dan berubah"


🍁🍁🍁
Jangan lupa pencet ⭐
Bye 👋

UNFORGIVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang