28

56 33 18
                                    


🍀🍀🍀

"Dilaporkan dari pengadilan setempat, bahwasanya hari ini tanggal xxx akan dilaksanakan sidang kasus malpraktik dan perdagangan organ manusia yang dilakukan oleh salah satu dokter rumah sakit Harapan sehat"

Klik...

Suara TV yang tadinya menampilkan berita kini dimatikan oleh yang punya.

"Dah siap belum dek?" Ucap seseorang di seberang telepon.

"Ini lagi siap-siap, abang duluan aja kesana, nanti aku nyusul" Shaka sedikit berteriak karena sekarang ia berada di WIC, sedangkan hp nya berada di kasur tak jauh dari sana.

"Jangan sampe telat ya, hati-hati dijalan"

"Iya iya"

Hari ini sidang kasus Pradana Mahesa atau nama samarannya Dani Mahendra dilaksanakan, sudah sekitar 1 minggu polisi melakukan penyelidikan.

"Hari ini ya?" Tanya Madha saat Shaka sampai di ruang keluarga.

"Iya... lo udah siap kan?"

"Harus siap, kan ini yang gw mau dari dulu" Ucap Madha dengan tatapan sendu.

"Yaudah berangkat sana, nanti telat nggak dibolehin masuk lagi"

Shaka segera berangkat dengan motor kesayangannya, kali ini ia memilih untuk berangkat sendirian. Meta sudah kembali ke kalimantan untuk menyelesaikan penelitiannya.

'Ka... lo nggak boleh egois, lo harus relain dia, lo sama dia itu nggak akan pernah bersatu'

'Salah lo sih, udah biarin hati lo jatuh di tempat yang salah'

'Dari awal niat dia cuman minta tolong, lo bodoh banget malah suka sama dia'

Sepanjang jalan Shaka membiarkan hati dan pikirannya berkelahi. Pikirannya menyuruh untuk merelakan, namun hatinya berkata sebaliknya.

'Lo bodoh, bego, egois, tolol'

Butiran bening mulai turun dari awan membasahi bumi dengan deras. Shaka sedikit menambah kecepatan motornya, untung saja tas dan jaket yang ia pakai tahan air, sehingga ia tak perlu pusing memikirkan bajunya.

Hujan yang deras menyulitkan pengendara untuk melihat jalan dengan jelas. Hingga di persimpangan jalan, sebuah mobil tiba-tiba saja muncul dari samping kiri Shaka dengan kecepatan cepat. Shaka yang kaget tak dapat menghindar dari tabrakan tersebut.

Brak...

Tabrakan itu membuat tubuh Shaka terlambat begitu jauh, bulir bening yang turun dari langit berubah menjadi m3rah bercampur darah yang mengalir dari tubuh Shaka.

Di tempat lain, persidangan sudah berjalan sekitar 2 jam. Sedari tadi tak hentinya Aidan berusaha menelepon Shaka, tetapi tak kunjung mendengar suara adiknya itu.

"Shaka mana?" Bisik Aidan kepada Madha yang ada di sebelahnya.

"Tadi udah berangkat, seharusnya udah nyampe dari tadi atau lagi neduh kali, di luarkan lagi hujan deres, apa gw cari aja di luar?"

"Kita tunggu aja, kayaknya emang lagi neduh" Aidan berusaha tenang, meskipun pikirannya selalu memikirkan keadaan Shaka.

"Menurut bukti-bukti dan pernyataan para saksi, saudara Pradana Mahesa... anda dijatuhi hukuman pidana penjara seumur hidup dan pidana denda sebesar 6 miliyar rupiah, atas pembunuhan berencana terhadap Rustam Adikara, malpraktik, dan perdagangan organ manusia....

UNFORGIVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang