🍀🍀🍀
Saat asik berkelahi dengan pikiran Masing-masing, Shaka melihat dua orang yang sepertinya suami istri keluar dari ruangan yang di tunjuk Madha tadi.Shaka sangat kenal dengan wanita yang keluar itu, melihat itu membuat kekehan kecil keluar dari bibir Shaka.
Cihh....
"Ternyata itu nama selingkuhan 'dia', atau mungkin sekarang sudah menjadi suaminya"
"Kayak apa sih mukanya, penasaran gue" Pasalnya posisi pria itu membelakangi Shaka.
"Masih gantengan bokap gue pastinya"
Yap, 'dia' yang Shaka maksud adalah wanita yang telah menyiksanya sejak kecil. Shaka sudah tau jika mamanya berselingkuh, dulu ia pernah memergoki wanita itu berpelukan dengan pria yang berjas putih saat ia pulang sekolah. Apakah masih pantas wanita itu di panggil dengan sebutan 'mama', setelah semua perlakuannya.
Flashback on
Hari ini yang menjemput pulang sekolah bukan papanya melainkan hanya supir saja, karena papa mama nya sibuk bekerja hari ini.
"Pak nanti mampir bentar ke taman ya, mau beli jajanan di taman" Ucap Nayla kepada supir.
"Maaf non tapi kan non tidak boleh jajan pinggir jalan, nanti tuan marah non"
"Jangan kasih tau papa ya pak, nanti nayla kasih deh bapak permen, kalo sampe papa marahin bapak nanti nayla marahin papa"
"Baik non" Pak supir tidak bisa menolak ucapan anak bungsu tuannya.
Saat di taman ia membeli banyak jajanan, namun saat melihat sekeliling taman, matanya tidak sengaja melihat mamanya yang sedang berpelukan dengan pria yang sepertinya dokter karena melihat dari jasnya.
"Mama lagi pelukan sama siapa ya? Hahh apa jangan jangan mama sedang berselingkuh ya?"
Nayla tau kata berselingkuh dari TV yang menayangkan berita artis berselingkuh.
"Kalo kata TV orang yang berselingkuh akan bertengkar dan juga akan berpisah, nayla tidak mau mama papa berpisah, nayla nggak bakal kasih tau papa kalo gitu"
Usai menghabiskan jajanannya nayla kembali ke mobil dan memberikan sebungkus batagor untuk pak supir.
"Pak ini batagor untuk bapak, tapi bapak jangan kasih tau papa ya"
"Siap non" Pak supir mah seneng kalo soal makanan.
Flashback off
Dan dari situlah Shaka mengetahui wanita itu berselingkuh, namun ia tak ingin memberi tahu papanya karena takut papa mama nya berpisah.
"Lo ngeliat apa sih?" Tanya Madha melihat Shaka menggerutu.
"Nggak ada cuman lagi ngeliat taman, ternyata rumah sakit ini bagus juga ya"
Madha tidak ambil pusing karena dia sudah pusing memikirkan kenapa tidak ada dokter yang bernama Pradana Mahesa. Ia yakin jika dia tidak salah.
"Trus yang operasi gue waktu itu siapa dong? Nggk mungkin hantu kan" Ucap Madha takut.
"Heh ngapain lo takut segala sih, ngaca dong lo juga hantu eh lupa lo kan nggk keliatan di kaca ya"
"Eh iya juga ya, yaudah deh kita balik aja, mikirnya sambung di ruangan lo aja" Ajak Madha.
Shaka melangkah pergi keluar rumah sakit, dan tentu saja ia tidak bisa lagi melihat Madha.
"Haahh.... Dimana lagi gue bisa dapetin info tentang lo Madha, udah banyak tempat gue datengin tapi nggak ada juga"
Shaka sepertinya sudah mulai lelah mencari, mulai dari tempat kerja, panti asuhan, dan sekarang berakhir di rumah sakit, tapi tidak kunjung ia dapatkan informasi sedikitpun.
Saat ini mereka sudah berada di dalam ruangan Shaka.
"Gue nggak tau kemana lagi kita nyari info tentang lo" Ucap lesu Shaka.
"Sama gue juga kagak tau lagi, apa kita menyerah aja, mungkin gue di takdirkan kayak gini untuk selamanya"
"Jangan menyerah dulu dong, pasti ada jalan keluar untuk masalah lo"
"Lo beneran nggak punya teman atau saudara gitu?" Tanya Shaka.
"Kalo ada mah udah dari kemaren-kemaren gue kasih tau lo"
"Atau tempat yang sering lo kunjungi gitu ada nggak?" Tanya Shaka lagi.
"Hidup gue monoton, sehari-hari gue cuman kerja, tidur, kerja, hanya itu aja, gue nggak ada waktu buat yang namanya healing"
Shaka hany bisa menghela nafas mendengarnya, ia tidak tau kemana lagi ia akan mencari, informasi yang ia dapatkan terlalu sedikit atau bisa dibilang tidak ada yang ia dapatkan.
"Da, buat beberapa hari ke depan kayaknya gue nggak bisa bantuin lo dulu ya, besok ada jadwal jaga UGD, besoknya lagi ada jadwal operasi, hari minggu gue ada kondangan, seninnya sibuk nyusun laporan pasien, nggak papa kan gue izin dulu nggak bantuin lo" Ucap panjang lebar Shaka.
Shaka sudah banyak berbicara ya sekarang, dulu dia berbicara panjang lebar seperti ini hanya saat menjelaskan pasa pasien nya saja dan kepada orang terdekatnya. Apakah ia sudah menganggap Madha orang terdekatnya?
"Nggak papa cantik, makasih loh usah mau bantuin gue" Madha mengelus rambut Shaka dengan lembut.
"Jangan capek-capek ya, jangan telat makan, jangan sampai sakit, vitaminnya jangan lupa diminum, kalo udah capek jangan dipaksain, sama satu lagi sholat jangan sampe lupa juga" Madha sudah seperti bapak yang mengingatkan anaknya.
"Iya bapak Madhava Renjana, siap nggak sampe lupa kok semua itu, makasih ya udah di ingetin" Sekarang giliran Shaka yang mengusap rambut Madha yang disambut senyuman manis.
_______________
"Permisi tuan, saya mendapatkan beberapa informasi tentang 'dia' tuan" Ucap sopan pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan tuannya.
"Cepat berikan pada ku"
Dengan segera pria itu merebut kertas yang diberikan asistennya.
"Hanya ini yang kau dapatkan hah? Kau hanya mendapatkan namanya saja, sungguh tidak berguna"
Pria itu melemparkan kertas yang ia baca tadi, bagaimana tidak marah pasalnya di kertas itu hanya bertuliskan nama, tanggal lahir dan pekerjaan saja.
"Cari semua informasi tentang dia, dimana rumahnya, tempat kerjanya, aku ingin secepatnya kau memberikannya pada ku"
Asisten itu keluar dari ruangan itu dengan segera, takut jika berlama lama satu ruangan dengan bosnya.
"Aaa.. Ternyata kau sudah merubah identitasmu ya, maafkan aku baru sekarang mencari mu, maaf atas perbuatan ku selama ini"
"Dimana kau berada sekarang? Begitu sakit kah dirimu hingga mengubah identitas mu, maafkan aku telah melukaimu"
"Aku menyesal, sungguh aku sangat menyesal telah termakan omongan 'nya saat itu, tunggu aku sebentar lagi aku menemukanmu"
"Semoga kau mau memaafkan ku, apa kau tumbuh dengan baik saat ini? Pasti kau sangat cantik sekarang, aku rindu senyuman mu kala menyapa ku dulu, aku rindu memelukmu"
Pria itu mengisap rokok yang ada di sela jarinya dan menghembuskan kepulan asal dari mulutnya sambil menatap langit dari kaca besar di dalam ruangannya.
🍁🍁🍁
Jangan lupa pencet⭐
Bye 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFORGIVEN [END]
Fantasy"Lo bisa liat gue kan, tolong bantu gue" "Hah? Gue ini dokter bukan detektif, nggak bisa gue" "Okey, jadi ceritanya itu kayak gini..... " Hanya kisah seorang perempuan yang mengungkap banyak misteri. Tentang dirinya dan orang yang tiba-tiba datang...