26

39 26 8
                                    

🍀🍀🍀

"Sorry gue ngumpulin kalian semua dihari minggu di sini" 

"Kenalin di sebelah gue ada sahabat gue, namanya Meta, dia mau bantuin kita juga untuk ungkap kasus ini"

"Ini Aidan, dan itu Madha" Menunjuk satu-satu, meskipun Shaka tau Meta pasti tidak bisa melihat Madha.

"Dan ini Agam, dia salah satu pasien gue yang ngalamin kecelakaan ditabrak dokter Dani, dia minjam duit sama dokter Dani buat berobat ibunya, sepulang dari rumah dokter Dani buat minta keringanan, dia ditabrak" Shaka melihat ke arah agam yang berada di depannya. Mereka mengangguk mendengar ucapan Shaka.

"Jadi dari bukti yang udah kita kumpulin selama ini, gue rasa masih kurang buat kita ajukan ke polisi"

"Masih kurang gimana? sebanyak itu bukti yang kita dapet, bahkan kita juga punya video nya kan" Ucap Madha.

"Video itu nggak bakal cukup, polisi bakal ngira itu editan, malah kita nanti yang kena masalah"

Bruk... 

"Zaki, ngapain lo di sana?"

"S-sorry kak, gue nggak sengaja nguping, tadi mau nganterin ini" Jawab Zaki dengan sedikit gemetar.

"kebetulan lo udah dengar nih, jadi lo harus ikut bantuin kami, gimana?" Tanya Aidan.

"E-eeh... nggak papa gue ikut?" Zaki menatap semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Kalo lo mau, tinggal duduk di sini" Aidan menepuk kursi yang ada di sebelah kanannya, karena di sebelah kirinya ada Madha yang duduk di sana, dengan segera Zaki duduk di sebelah Aidan.

"Jadi rencananya gimana kak?" Tanya Agam yang sedari tadi diam.

"Gimana kalo kita ke rumah sakit Harapan Sehat,  nanti kita bakal ke ruang rahasia itu, buat memperkuat video yang kita dapek kemaren, gimana?" Usul Aidan.

"Sulit buat kita masuk ke sana, belum lagi nanti ada CCTV nya"

"Ekhem... lo lupa ya kak" Ucap Zaki tiba-tiba.

"Lupa apaan?"

"Ini nih kalo udah berumur, jadi pikun"

"Apa sih ni bocil, greget banget gue ngeliatnya, tinggal bilang apa susahnya sih" Madha sedikit kesal melihat tigkah Zaki.

"Bukannya gue sombong ya, gue ini ahli IT kalo kalia pengen tau" Zaki mengangakat dagunya dengan sombong.

"Berguna juga lo ya cil, nggak sia-sia lo ada di sini" Ucap Meta.

"Nah, masalahnya sekarang dari mana kita bakal masuk biar orang-orang nggak liat, sedangkan kita aja nggak tau banget seluk beluk rumah sakit itu" Ucap Aidan.

"Gue tau dari mana kita masuk biar nggak ketahuan sama orang-orang" Madha berucap meskipun hanya Shaka dan Aidan yang bisa mendengarnya.

_______________

Malam tenang, jalanan yang sepi tak berorang, jam menunjukkan pukul 00.10. Walaupun dingin teraa menusuk kulit, tak menghambat mereka untuk melancaran rencana yang telah mereka susun rapi kemarin.

Mereka sedang berada di unit Apartemen milik Aidan. Rumah sakit Harapan sehat tidak begitu jauh dari apartemen Aidan, sehingga mereka memilih di sini lah tempat berkumpul mereka.

"Yang ini udah... abis itu yang ini, eh lupa yang ini ketinggalan, dan.... selesai" Sedari tadi Zaki tak berhenti mengoceh sendiri.

"Semua CCTV udah mati nih, waktu kita cuman 3 jam, kalo waktuya udah habis CCTV nya bakal otomatis aktif lagi" Jelas Zaki.

UNFORGIVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang