Pov Kumala
"Cieeeee Kumala di anter siapa tuh. Tumben banget biasanya naik motor." Goda salah satu rekan kantor Kumala.
"Apaan sih Mba orang temen doang kok."
"Temen atau temen nihhhh."
"Dah lah Mba aku mau ke dalem, kerjaan aku udah manggil-manggil buat di kerjain."
Kumala pun masuk ke kantor dan mendudukan dirinya di kursi depan komputernya.
Sedikit cerita tentang keluarga Kumala, setelah ia selesai menuntaskan pendidikan di salah satu universitas negeri di Bandung Kumala langsung memasukkan surat lamaran pekerjaan di berbagai kantor. Tapi seperti kebanyakan kota besar, pasti bukan hal yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang kita.
Dulu, Kumala sempat berjualan donat di toko roti yang lumayan terkenal selama kurang lebih enam bulan dan memutuskan berhenti karena ia mendapatkan wawancara di salah satu perusahan. Kumala memulai karirnya menjadi konsultan keuangan yang sudah di jalanin selama empat tahun. Mulai dari gaji dua juta perbulan sampai sekarang bisa mendapatkan gaji tujuh juta perbulan yang sebagian besar uangnya ia bagi untuk membantu biaya kuliah adik-adiknya.
Adik pertama Kumala sedang menempuh pendidian di Universitas Negeri di Kota Padang yang sudah memasuki semester akhir. Sedangkan, adik keduannya juga sedang menempuh pendidikan di Akademi Militer yang ada di Kota Magelang. Hal ini lah, yang membuat Kumala harus terus menunda menikah karna ia berfikir apa ada lelaki yang masih membolehkannya kerja ketika sudah menikah?
Kumala bukan tidak mau menikah dan mengabdi sebagai ibu rumah tangga di rumah. Jujur Kumala ingin sekali, jika sudah berkeluarga ia sendirilah yang memasak dan mengurus semua kebutuhan anak-anak dan suaminya. Tapi, mimpi itu untuk sekarang belum bisa di wujudkan dalam waktu dekat menurutnya, ia berharap setelah 'Mingke' adik pertama Kumala sudah lulus serta bisa membantu ekonomi keluarga dan membatu adik bungsunya lulus Akademik Militer.
"Malaaaa, cari makan di luar yokkk." Ajak teman Kumala yang sedang membereskan berkas-berkas di mejanya.
Kumala pun melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan waktu makan siang.
"Mau makan dimana Nar?"
"Makan bakso depan simpangan itu enak kayaknya Mala."
"Kuyy lah tapi, pakai motor lo ya. Soalnya gue gak bawa motor."
"Napa lagi motor lo?" Ujar Kinar.
"Gak papa kok, tadi pagi ada aja yang ngajak pergi kerja bareng." Keduanya berjalan menuju parkiran dan langsung tancap gas menuju warung bakso pinggir jalan yang juga merupakan warung bakso langganan anak kantor.
"Bang, bakso komplitnya satu pakai mihun sama minumnya es jeruk satu. Lo apa Mala?"
"Saya samain aja pak minumnya teh manis dingin aja pak."
"Oke, ditunggu ya neng."
Keduannya hanya membalas anggukan dan kembali fokus pada hp masing masing.
'Assalamuaikum ini saya Nehan.'
' Jadi gimana jawabannya Mala. Kamu bisa gak nemenin saya ke acara pernikahan teman saya?'Kalau di pikir-pikir mending ikut ke acara pernikahan temen Mas Nehan dari pada ketemu teman Anggi yang udah pasti bakal ngeroasting habis-habisan yang udah jelas gak memandang bulu sesuai sama apa yang di ceritakana Anggi tentang teman-temannya dulu.
'Waalaikumsalam Mas.'
'Iya bisa kok Mas.'
'Kamu keluar kantor jam berapa?
Biar saya jemput.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kita -END-
ChickLitKumala bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin. Ayahnya seorang petani dan juga mempunyai beberapa ternak yang di jadikan tabungan untuk sekolah anak-anaknya, sedangkan sang ibu menjadi ibu rumah tangga setelah menikah. Sedari kecil kumala ha...