Kulama POV
setelah perbincangan yang sedikit serius tadi, sekarang keduanya bisa berbincang secara santai.
"Kamu berapa lama istirahatnya?" Tanya Nehan
"Satu jam Mas."
"Kita cari mesjid terdekat dulu buat sholat baru balik saya antar ke kantor." Hanya di balas anggukan oleh Kumala.
Keduanya pun menuju kasir untuk menghampiri para karyawan.
"Mas Nehan, mau balik Mas?" Tanya salah satu karyawan yang berjaga di kasih.
"Iya dewi. Yang lain pada ke mana?"
"Lagi sholat Mas. Sayanya lagi libur sholat jadi di suruh jaga kasir dulu."
"Ya udah, saya balik duluan sampaikan salam saya sama yang lain. Saya duluan assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Karyawan tersebut sedikit menundukkan kepalanya kepada Kumala dan Nehan. Kumala juga membalas menuntukkan sedikit kepalanya pada karyawan tersebut.
-oOo-
POV Kumala
Setelah menunaikan sholat dzuhur Kumala dan Nehan mampir sebentar di cafe dekat masjid untuk membeli gelato ke sukaan Kumala.
"Besok selesai sholat jumat mau makan siang bareng gak?" Tanya Nehan.
"Besok aku udah mulai izin Mas. Mau pulang ke Aceh. Ibu sama Ayah udah nanyain aku kapan pulang Mas. Sekalian mau bilang kalau Mas mau dateng." Ujar ku setelah menghabiskan gelatoku yang tersisah tinggal setengah.
"Mas kira kamu pulang hari sabtu."
"Gak lah Mas masa mau nyambut orang jauh kok gak ada persiapan."Nehan yang mendengar jawaban Kumala hanya terkekeh.
"Orang jauh apaan. Gak usah repot-repot saya datang buat meminta izin dengan Ayahmu bukan ingin menginap. Lagi pula saya pergi sabtu pulang minggu malam."
"Kok cepat banget Mas?" Tanya Kumala.
"Sepupu Mas ada yang mau akikahan anaknya di hari senin, jadi gak bisa lama-lama."
"Kok gak di bilang sih Mas, kan bisa di undur jadwal Mas dateng ke rumahku."
"Masalahnya saya yang gak setuju. Niat baik harus di segerakan bukan?" Kumala hanya membalas dengan anggukan.
"Nanti saya gak bisa jemput kamu pas pulang kantor, karna harus beresin mobil yang udah ngantri di bengkel, biar bisa ambil cuti. Tapi besok saya yang antar kamu ke bandara."
"Gak papa Mas. Gak perlu repot-repot Mas aku juga bisa pergi sendirian kok. Lagi pula besok ke bandaranya aku ambil jam terbang pagi Mas, biar sampai sana tepat zuhur."
"Gak repot kok. Kamu udah biasa ngelakuin semua sendiri jadi, berasa gak butuh orang lain. Kalau sekarang di biasa kan ada saya udahan." Kumala terkekeh mendengar jawaban Nehan.
Benar apa adanya yang di bilang Nehan, sebagai anak pertama Kumala harus terbiasa hidup mandiri sejak kecil. Setelah kelahiran kedua adiknya yang hanya memiliki jarak satu tahun membuat Kumala sudah terbiasa mengurus dirinya sendiri bahkan ketika SMA Kumala mendaftarkan dirinya sendiri, dikala para teman-temannya di dampingi orang tuanya. Kumala tak perna mengeluh akan hal itu, karna ia tahu manfaat dari setiap didikan keras Ayahnya sejak dulu. Kumala terbiasa melakukan semuanya sendiri.
"Ya udah, kalau Mas maksa. Besok pesawatnya lepas landas jam 8. Aku rencanya otw bandara jam 06:30 biar gak ada drama ketinggalan pesawat."
"Oke. Besok saya udah samapi di kosan kamu jam setengah tujuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kita -END-
ChickLitKumala bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin. Ayahnya seorang petani dan juga mempunyai beberapa ternak yang di jadikan tabungan untuk sekolah anak-anaknya, sedangkan sang ibu menjadi ibu rumah tangga setelah menikah. Sedari kecil kumala ha...