Kumala POV
Setelah menyantap makan siang Kumala, Ayah, dan Ibunya duduk di kursi belakang rumah yang masih berhadapan langsung dengan pepohonan rindang belakang rumah Kumala.
"Jadi apa yang mau Kakak bicarain ke Ayah."
"Minggu lalu Kumala di undang kerumah orang yang Kakak tolong waktu dijalan pulang kerja namaya Tante Megan. Tante Megan ngundang Kumala makan malam dan juga menjodohkan anak tunggal mereka sama Kumala. Awalnya Kumala kira anak Tante Megan gak akan setuju tapi perkiraan Mala meleset Ayah. Anaknya Tante Megan malah setuju dan ngelamar Kumala langsung sebelum Ayah cerita soal Dandi yang bilang mau ngelamar Kakak." Kumala menjeda ceritnya.
"Setelah makan malam itu Anaknya Tante Megan Mas Nehan namanya. Dia langsung mau jumpa sama ayah secepatnya. Mau minta izin katanya. Jadi hari minggu Mas Nehan sama keluarganya mau datang ke sini Yah." Sambung Kumala yang sambil menatap wajah sang Ayah yang terlihat tenang medengar ceritanya.
"Jadi calon Mantu Ayah mau dateng?"
Kumala hanya tertawa kecil untuk menutupi rasa kaget karna melihat reaksi sang ayah yang terlihat sangat bersemangat.
"Ihhhh Ayah apaan sihh. Jadi Ayah setuju?"
"Kalau Ayah pribadi yang belom bisa langsung setuju gitu aja kan belom lihat orangnya langsung. Jadi belum bisa bilang iya. Tapi emang Kakak udah merasa pas sama Mas Nehan ini?"
"Kumala udah nanya langsung sama Allah soal ini dan udah di jawab langsung lewat mimpi yang di kirim sama Allah sepertinya. Bukan cuma sekali loh Yah, tapi tiga kali. Dalam mimpi itu selalu menunjukkan kalau Mas Nehan insyaallah orang baik." Jawab Kumala.
"Kalau menurut Ibu gimana?" Tanya Kumala pada sang ibu.
"Ibu ya ndak gimana-gimana sama kayak Ayah. Ibu belum liat Nak Nehan itu gimana jadi belum bisa nilai. Tapi kalau dia menurut Kakak udah cocok dan srek ya Ibu ngikut. Toh yang ngejalanin itu Kakak, bukan Ibu atau Ayah. Kita cuma bisa ngarahin aja sebagai orang tua." Kumala menjawab dengan anggukkan.
Setelahnya obrolan mereka pun mengalir sampai satu jam berlalu. Kemudian, Kumala izin masuk kamar.
'Assalamualaikum Mas. Mas maaf ya, Mala baru bisa chat Mas sekarang.'
'Alhamdulillah Mala sampai rumah dengan selamat.'
'Soalnya tadi pas sampai di rumah tepat waktu zuhur. Jadi, Mala harus sholat dulu. Terus tadi Mala langsung cerita ke Ayah dan Ibu kalau Mas berserta keluarga mau dateng jadi, Mala baru sempat chat Mas.'
'Waalaikumsalam.'
'Iya gak papa.'
'Saya juga baru selesai makan siang bareng yang lain.'
'Bagaimana reaksi Ayah dan Ibumu Mala?'
'Ya gak gimana-gimana Mas. Ayah sama ibu ingin secepatnya jumpa Mas dan keluarga.''Insyaallah saya dan keluarga besok berangkat.'
'Semoga selamat sampai tujuan ya Mas.'
'Aaminn.'
'Kalau gitu saya kerja dulu ya.'
'Biar besok kerjaan bisa di tinggal.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kita -END-
ChickLitKumala bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin. Ayahnya seorang petani dan juga mempunyai beberapa ternak yang di jadikan tabungan untuk sekolah anak-anaknya, sedangkan sang ibu menjadi ibu rumah tangga setelah menikah. Sedari kecil kumala ha...