28. Dia Siapa?

707 33 0
                                    

Kumala POV

"Setelah ini agenda kita apa lagi?" Ujar Pak Dion.

"Jam 3 nanti ada pertemuan klien dari solo Pak Hermawan membahas tentang kerjasama yang minggu lalu sempat tertunda. Dari informasi yang di beritahu sekertarisnya Pak Hermawan hanya memiliki waktu 1 jam setelahnya beliau akan kembali ke Solo lagi pada pukul 15:30. Jadi sebelum pukul 3 sore kita harus sudah berangkat ke Café Anggrek pukul 14:30 pak."

"Baik kalau gitu, kamu boleh keluar untuk istirahat." Ujar Pak Dion. Aku pun mulai mengundurkan diri dengan untuk mencari makan siang.

Setelah sampai di ruanganku yang memang berada tidak jauh dari ruangan Pak Dion. Aku pun langsung mengambil tas ku dan mulai berjalan menuju Parkiran. Kalau dulu aku tidak terlalu ribet ke parkiran mobil yang jaraknya lumayan jauh dari pintu utama keluar kantor sekarang keadaanya sudah jauh berbeda setelah menikah dengan Mas Nehan. Saat ini kemana-mana Mas Nehan lebih menyarankanku untuk naik mobil dari pada naik motor dengan alasan lebih aman ketimbang naik motor yang resiko kecelakaanya lebih tinggi.

Setelah sampai di parkiran, aku langsung mengeluarkan mobil dan mulai berjalan menuju restoran korea. Entah kenapa selama hampir 3 hari belakangan aku selalu mampir ke restoran korea dan selalu memesan menu yang sama yaitu Bibimbap dan juga Kimbab.

"Mbak yang kemarin kan ?"

"Lohh Masnya udah kenal?"

"Udah lah. Orang Mbaknya aja kemari 4 hari berturut-turut terus saya pula yang terus datang ke meja mbak."

"Gitu ya Mas. Saya juga gak tau tiap hari pengen makan-makanan korea terus akhir-akhir ini. Malah makanannya itu-itu aja lagi."

"Biar saya tebak, pasti Bibimbap dan Kimbab sama minumannya watermeln punch. Benerkan Mbak?" Ujar pramusaji tersebut dengan yakin.

"Benar sekali. Kalau Masnya tukang Go Food udah saya kasih bintang 5 Masnya sampai bisa hafal menu kesukaan saya." Ujarku sambil menutup buku menu.

"Mbak bisa aja . Mohon di tunggu ya Mbak." Ujar pramusaji tersebut.

Setelah pramusaji tersebut pergi aku langsung mengambil ponsel dan membuka room chatku dan Mas Nehan yang langsung menghubungi Mas Nehan.

'Assalamualaikum Mas.'

'Waalaikumsalam. Kamu lagi di mana kok kayak rebut gitu?'

'Ini lagi di restoran korea. Mas sendiri lagi di mana?'

'Perasaan kamu ke restoran korea mulu yank.Gak bosen apa makanan gituan mulu. kalau aku lagi di bengkel ini masih banyak mobil yang belum di kerjain.'


' Gak tuh. Aku gak bosen makan-makanan korea mulu.Mas masih ingat sama pesan aku tadi pagi gak?'


'Yang mana satu yank.'

'Ihhh kamu itu pikun banget sihhh.'


'Becanda yank, ya allah sensian amat. Aku inget kok.'


'kamu sih selalu bikin aku rasanya pengen meledak-ledak ngomel sama kamu kalau kamu lagi buat tingkah yang aneh-aneh. Udah tau istrinya sensian kamunya suka ngelekin aku sama buat kesel aku.'

Rumah Kita -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang