Kumala POV
“Mas semalam Mama chat aku katanya hari ini kita di suruh ke sana.” Ujarku yang masih sibuk memotong buah-buahan.
“Ada acara apa?”
“Ya gak ada acara apa-apa Mas, kitakan sebagai anak juga gak boleh kacang lupa kulitnya. Mama itu kangen tau, kamu gak peka banget sih kode dari Mama.” Ujarku sambil berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangan sehabis memotong buah.
Mas Nehan hanya membalas dengan anggukan sambil mengambil buah yang tadi aku potongi.
“Jadi gimana Mas?”
“Ya udah nanti agak siangan kita ke sana.” Ujarnya sambil mngunyah buah-buahan.
“Masih mau lagi?”
“Mau. Kok enak ya.”
“Enaklah orang tinggal makan.”
“Ihhhh pelit banget sih sama suami sendiri. Nanti aku beliin lagi yang banyak.”
“Iyain dah biar cepet. Gimana kabar showroom-nya Mas ?”
“Masih dalam proses. Ohh iya ada yang mau aku bilang sama kamu.”
“Bilang apa ?”
“Jadi aku mau ada perjalanan keluar kota kira-kira satu minggu. Besok aku berangkatnya. Mau ketemu klien dari Bali sama Jakarta buat bahas kontrak show room berdua kok sama Gio. Soalnya Papanya Gio yang merekomendasikan buat ketemu langsung. Aku mau minta izin dari kamu, gimana menurut kamu?”
“Aku sih ngasih izin kali Mas, lagi pula kamu di sanakan mau ada keperluan jadi it’s okey mah kalau aku. Tapi yang buat aku sebel sama kamu itu karna bilangnya baru sekarang. Sedangkan kamu mau perginya besok, pada hal hari ini kita ada janjian sama Mama buat ketemu. Packing-nya kapan gitu. Kamu penerbangannya jam berapa Mas?”
“Kalau masalah packing itu gampang sayang. Gak usah banyak-banyak juga di bawa, soalnyakan Cuma seminggu di sana kalau ada yang kurang tinggal beli di sana. Aku ada penerbanganya pagi jam 8.”
“Nah kan itu kamu penerbangannya pagi. Kita packing sekarang aja kali ya Mas. Takut nanti malam gak sempat.”
“Ya udah sekarang juga boleh.” Ujarnya yang aku balas dengan anggukan.
Nehan POV
Setelah mengemasi pakaian hamper 1 jam kami pun langsung bersiap-siap untuk ke rumah Mama dan Papa sesuai janji yang sudah kami buat tadi. Sekitar 20 menit dari apartemen menuju kerumah Mama. Kumala yang terlihat simple dengan balutan gamis dan juga hijab syar’i senada dengan baju yang ia kenakan.
“Assalamualaikum .” Ujar Kumala sambil menggandeng tanganku.
“Waalaikumsalam.” Terdengar suara Mama yang menyahut salam dari dalam.
“Alhamdullilah yang di tunggu-tunggu datang juga. Masuk-masuk, Mama udah siapin makanan yang banyak buat kalian.” Ujar Mama sambil memboyong kami masuk ke rumah.
“Gak usah repot-repot kali Ma.Ini Kumala ada bawa kue sedikit Ma. Baru tadi pagi Kumala buat.” Ujar Kumala sambil memberikan paper bag yang berisi kue.
“Nah kamu juga repot-repot buat kue-kue segala. Tapi gak papa Mama juga suka kue buatan kamu.Ini itu gak buat mama kerepot juga. Kaliankan tamu spesial yang udang di undang dari 2 minggu yang lalu tapi baru bisa datang sekarang. Jadi ke hitung tamu penting toh.” Aku sendiri mengerti maksud dari ucapan Mama yang lebih terdengar sindiran. Tapi aku tetap memasang wajah cuek.
“Maaf ya Ma, Aku sama Mas Nehan memang lagi sibuk-sibuknya. Jadi jarang ke sini. Sekali lagi aku sama Mas Nehan minta maaf Ma.” Ujar Kumala.
“Udah gak usah di pikiri sekarang kalian makan. Gak baik bicara di meja makan.” Ujar Papa menimbrung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kita -END-
Genç Kız EdebiyatıKumala bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin. Ayahnya seorang petani dan juga mempunyai beberapa ternak yang di jadikan tabungan untuk sekolah anak-anaknya, sedangkan sang ibu menjadi ibu rumah tangga setelah menikah. Sedari kecil kumala ha...