2. Diantar Ke Kantor

2.4K 97 2
                                    

Kumala Pov

"Habis lurus ini kemana lagi."

"Di depan ada pertigaan belok kanan, baru tinggal lurus aja nanti berhenti di gerbang warna biru mas." Ujar Kumala memberi tahu arah jalan.

Setelah makan malam di kediaman keluarga Lingga, Kumala di paksa oleh Tante Megan untuk pulang dengan di antar langsung oleh Nehan. Dan berakhir di sini, Kumala dan Nehan keduannya hanya diam serta berbicara untuk menanyakan arah menuju kos-an Kumala.

"Makasih ya mas, udah di ajak makan malam malah di anter pulang juga." Ujar Kumala sambil memberikan senyuman kepada Nehan dan hanya di balas anggukan oleh pria itu.

"Sebentar, untuk tawaran yang tadi dirumah saya serius. Gimana jawaban kamu?" Ujar Nehan sambil menahan Kumala agar tidak keluar terbelih dahulu.

"Ehhhh. Soal yang tadi, saya kira Mas cuma bercanda biar menyenangkan hati Tante Megan doang. Tapi kalau emang Mas mau serius sama saya mending Mas tanya langsung sama Ayah saya."

"Saya orangnya gak asal bicara kalau saya mau, ya saya bilang mau kalau enggak ya saya bilang enggak. Kalau begitu beritahu dimana alamat rumah orang tua kamu biar saya segera menghadap dengan Ayahmu."

Kumala diam sesaat dia hanya berusaha mencerna semua yang terjadi malam ini yang berasa mimpi baginya. Siapa yang gak kaget coba, kalau tiba-tiba di jodohkan sama orang yang baru sekali lihat, Bahkan mereka baru bertemu kurang lebih 3 jam masa iya gitu mau di jodohi. Malah anaknya Tante Megan nurut-nurut aja lagi ini gimanaaaa!!!

"Kok malah ngelamun jadi dimana alamat orang tuamu?"

"Ini bener tah Mas?"

"Malah nanyak lagi. Udah sana masuk, kayaknya kamu beneran udah ngantuk." Ujar Nehan yang di balas anggukan oleh Kumala.

"Assalamualaikum." Ujar Kumala sambil buru-buru keluar mobil.

Kumala memasuki pagar tapi dia masih dapat melihat mobil Nehan yang sudah mulai menjauh. Ia pun melanjutkan jalan untuk memasuki kosannya.

" Kumalaaaaa Kumalaaaaa oyyyyy Kumalaaaaaa!!!!!!!" Suara yang terdengar seperti teriakan namum tertahan dan sedikit terdengar sayup-sayup.

Kumala pun melihan ke atas, dan benar saja dugaannya bahwa itu suara dari sahabatnya yang sedang melambai-lambaikan tangan ke arahnya.

"Seeeeepaaatuuu gueeee annntarrrr keee ataaaassss seeeekaaaaraaanggg." ujara 'Anggi' teman kerja Kumala.

"Iyaaaaaaa seeeeeebeeeentaarrrr."

Kalau ditanya kenapa mereka berbicara seperti itu, jawabannya karena sekarang sudah jam 10 malam yang membuat hampir semua penghuni kos-kosan sudah pada tertidur. Jadi, dari pada dikira ada maling.

Setelah membuka pintu Kumala mengambil sepasang sepatu dengan model heels sedang, yang semalam di pinjam Kumala untuk menghadiri pesta pernikahan teman kuliah-nya. Selanjutnya ia segera memulangkan sepatu itu kepada pemiliknya agar ia bisa segera mandi.

"Anggi ini sepatunya yaaaa, makasih udah di pinjemi. Gua pulang dulu yaaa. Ini sepatunya gua letakin di atas rak sepatu lo."

"Ehhhhh, sabar sabar sabar Mba ku, anda belom ada jelasi sesuatu sama saya." Tahan Anggi sambal menarik tangan Kumala.

"Jelasin apa lagi siiiii Bestiiiiii, ini tuh dah malem. Badan gue dah pada lengket semua ini, belom mandi besok aja dah kalau emang ada yang mau di tanyain."

"Bener yaaaaaa awas sampek lo boongi gue lagi." Ujar Anggi sambil mengarahkan jari telunjuknya di hadapan muka Kumala dan mendapat anggukan.

-oOo-

Rumah Kita -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang