Apa yang harus Saraphine lakukan sekarang?
Ia tidak memiliki pilihan selain menyetujui.
Menolak keputusan ayahnya sangat sulit dilakukan. London merupakan pusat para ton berkumpul, komunitas dan klub bagi orang-orang berdarah biru dan memiliki nama yang terpandang di publik. Mustahil bagi Saraphine mencari suami disana, semua pria ingin wanita yang baru diterjunkan ke sungai Thames; kegemaran bidadari pirang dan sepasang safir. Kedok mengelilingi kota London tentu mempunyai makna tersendiri dimana kemungkinan besar teman dekat ayahnya berencana melakukan serangkaian pesta dan menyuruhnya menunjukkan betapa inginnya ia menikah. Atau sebaliknya, memberikan kelas etiket lalu saat musim panas berikutnya. Saraphine ikut season ketiganya.
Sebagai pembuktian setelah melewati beberapa bulan perbaikan sikap.
Saraphine perlu mengulang pelajaran dasar tentang etika-etika bangsawan. Saat ia lebih memilih kelas berkuda daripada duduk didalam dan menyantap sup bubur orang tua. Atau berbicara kasar; diperlukan ketika begitu banyak pria mencoba menggodanya, tak memandang seberapa tinggi status orang yang menjengkelkan. Para pria dengan semua keistimewaan mereka, Saraphine memiliki teori bahwa itu meningkatkan kesombongan mereka atas dominasi di atas wanita karena dapat digunakan untuk keuntungan mereka. Saraphine menyukai pria yang sedikit lebih tinggi darinya dan bisa dia lihat tanpa menyebabkan lehernya sakit.
"Jadi, kau akan pergi ke Harlestein estate untuk menghabiskan musim panas menyengat ini?" Tanya Joanna dibawah desiran angin pepohonan, berteduh sembari memandang danau.
"Sungguh disayangkan kau menikmati waktu ditempat lain, bukan tanah kelahiranmu."
"Aku tidak bisa menolak permintaan ayah." Desah Saraphine menghela napas.
"Lalu, dengan siapa kau akan tinggal?"
Saraphine menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Ayahku memiliki kenalan dari kalangan Duke." Ia mengalihkan perhatian ke arah lain.
"Itu hebat! Duke adalah tingkat lebih besar dari lainnya, apakah mereka memiliki anak laki-laki sebagai pewaris?" Serbuan riang dari Cloudette mengacaukan ketenangan mereka dipinggiran danau, beberapa pria desa dari jalanan membawa jemari menatap kesana.
"Julian berkata ya, Duchess memiliki putra laki-laki. Tapi mungkin saja dia sudah tua dan akan mati, tidak lama lagi setelah melewati musim dingin." Dengus Saraphine mendongak keatas, memandangi dedaunan dari pohon beringin besar yang ia tempati.
Kedua gadis itu mengerutkan dahi. Sejenak saling memandang satu sama lain sebelum Cloudette dengan marah menegurnya.
"Berhenti mengatakan kata-kata yang begitu sembrono! Kita tidak tahu ada siapa saja disini, mungkin salah satu orang mengenalnya dan melaporkannya!" Serunya naik pitam, bagaimana jika seseorang mengenal atau mendengarnya kemudian melaporkan hujatan ini pada pihak bersangkutan? Mereka hanya warga kecil, penduduk di pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk kemewahan bangsawan kelas atas.
"Tapi aku benar, Clou. Memangnya kau pernah melihat duke yang berusia diatas tiga puluh tahun? Debbert's bahkan mencatat jumlahnya terbilang cukup langkah, rata-rata dari mereka sudah cukup berumur atau kusebutkan saja pria tua yang tidak memiliki cucu."
Cloudette tidak menjawab, selama beberapa detik ia mencoba mengingat-ingat.
"Aku pernah melihatnya." Sahut Joanna mengangkat bahu acuh memasuki percakapan.
"Dimana kau melihatnya?" Satu alis Cloudette terangkat tinggi.
"Didalam novel picisan yang kucuri dari perpustakaan milik tuan Doyle." Jawabnya, lalu melanjutkan ketika melihat gertakan muncul, merasa ini bukan waktunya bermain. "Ibuku mencatat daftar Duke muda berusia tiga puluh tahunan, mereka terlalu membanggakan diri sebagai seorang pemimpin. Hingga menikah rasanya cukup asing untuk dipikirkan karena kesibukan luarbiasa seorang duke yang mengerjakan tugas-tugasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Upheaval Of Peasants
RomanceTahun ini akan menjadi season yang paling menjanjikan, tapi tidak demikian halnya menurut pewaris Releighton yang merupakan bujangan paling sulit ditaklukkan di seantero London, yang selama ini tak menunjukkan minat sedikit pun untuk menikah. Tapi...