Pembaca budiman, kita mengetahui bahwa bola pesta dan Queen's Ball menjadi kesempatan bagi para pemburu menunjukkan diri mereka, dengan restu sang ratu tentunya.
Di pesta dansa townhouse Hartford pada kamis malam Duke of Harington terlihat berdansa dengan satu gadis muda yang tidak begitu memenuhi syarat. Tindakannya ini sangat “mengejutkan” karena biasanya Harington menghindari para gadis terhomat. Ia bahkan telah absen selama tiga tahun terakhir dan memilih pergi jauh dari daratan London! Sikap itu dianggap tidak sopan seharusnya, namun para ibu-ibu keberuntungan melihatnya cukup mengesankan, terlebih keluarga Harington memiliki beberapa cucu yang menawan, para mama yang ingin menikahkan putrinya akan menulis nama mereka dikolom yang harus didekati.
Marquess of Rosbridge telah lama hilang selama dua bulan, sepupuh terdekat Duke of Harington yang tidak kalah menawan. Mungkinkah sang Marquess membaca berita terakhir penulis dan dengan sikap angkuh sepertinya yang sama keras kepalanya menghindari “pernikahan” sebagai momok mengerikan? Kehadirannya sangat dinantikan terlepas dari hilangnya sang Marquess dari pergaulan ton. Para ibu merasa cemas, dimana harapan terakhir mereka untuk merubah nasib di kota yang indah ini? Kita semua mengenal pria tampan di usia nya yang matang memilih gadis terhormat, terlepas dari tindakannya absen selama beberapa tahun.
Boleh jadi sepertinya penulis menganggap bahwa selera tak masuk akal terkadang mendukung kaum pria yang mengejar kesempurnaan dari tujuan mendapatkan pewaris, atau mungkinkan dugaan penulis meleset?
Lady Settlefield.
1851, London.33. 1 - UPHEAVAL OF BRANCHING
BRIDGE.•••
Saat fajar menyingsing, Marquess naik kereta dan berangkat ke London sebagai orang bebas. Dia lupa bahwa masih mengucapkan selamat tinggal pada petani itu; terlebih lagi mereka tidak memiliki kata-kata perdamaian sebanyak yang dia rencanakan.Countess terbangun karena suara derap kuda dan putaean roda, melihat keributan dari jendelanya. Dia melihat sosok gelap Marquess memasuki gerbong dan membuntutinya dengan matanya sampai kereta itu menghilang dibalik bayangan pepohonan yang teduh. Dari keberadaan bagasi Marquess di atas atap kereta ia menduga bahwa tidak akan bertemu pria itu untuk waktu yang lama. Dia berpikir dengan muram bahwa itu akan menjadi yang terbaik. Mengabaikan bagaimana rasa sesak di dadanya mengatakan sebaliknya.
Saraphine mencengkram tirai beludru menatap ke jalanan masuk kosong sampai matahari pagi muncul di cakrawala. Akan lebih baik bagi mereka tidak bertemu satu sama lain sementara waktu, meskipun tidak diketahui Marquess, kehadirannya mencekiknya terlepas dari semua kejadian yang menimpa mereka.
Menghela nafas panjang, Saraphine memilih beranjak mendekati meja. Tumpukan surat undangan pesta memenuhi buku-buku yang ia pinjam di manor Harington.
"Anda tidak pergi mengucapkan selamat tinggal pada His Lordship? Beliau tampaknya menunggu anda bangun, Miss." Marie meletakan bantal yang berantakan di tempat tidur, menepuk-nepuk seprai. Ia sedang dalam proses merapihkan ranjang dan menemukan sebuah buku agak usang di bawah tumpukan bantal dan selimut kusut.
"Yah, ia pergi karena urusan mendesak."
"Sayang sekali, His Lordship harus pergi untuk urusan mendesak itu. Hidup seorang ton ternyata sangat sulit."
Saraphine duduk menghadap cermin. Rambut merah panjangnya tergerai. "Marie, bisakah kau membantuku dengan rambutku?" Ia bertanya dengan manis menunjukkan ke rambutnya yang berantakan dan kusut. "Marie?"
"Maaf, Miss. Ini buku catatan anda, saya akan segera menyimpannya di rak."
"Tidak, tidak apa-apa. Taruh saja disana, itu adalah catatan harian semasa kecilku." Pelayan muda itu melakukan apa yang diperintahkan dan bergegas ke sisi wanita itu untuk membantu melakukan keajaiban pada rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Upheaval Of Peasants
RomanceTahun ini akan menjadi season yang paling menjanjikan, tapi tidak demikian halnya menurut pewaris Releighton yang merupakan bujangan paling sulit ditaklukkan di seantero London, yang selama ini tak menunjukkan minat sedikit pun untuk menikah. Tapi...