26 || ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

369 35 2
                                    

ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

***

“Seharusnya lu yang mati ! Bukan ibu !” Teriak Dilan kepada Dimas.

“tapi, dek dengarkan dulu penjelasan abang.”

“Abang ? Emang gua punya abang kayak lo ?”

“dek, ibu meninggal itu karena maut sudah siap untuk jemput ibu.”

“udah-udah gua gak mau dengarin penjelasan apa-apa dari lo, pokoknya ibu meninggal gara-gara lo !” setelah mengeluarkan kalimat yang menyayat hati, Dilan pun langsung pergi keluar rumah. Ibu, maafkan Dimas Bu..

***

Keesokan harinya, Dilan pun tak kunjung pulang. Dimas tampak khawatir dengan keadaan sang adik, Karena rasa khawatir sudah membalut seluruh jiwa nya.

Dimas pun langsung meraih handphone nya untuk menelepon Dilan.

Nomor nya berdering namun, selalu di tolak. “se-benci itu kamu dengan abang ya dek..” lirih Dimas.

Tak lama kemudain, ada telepon dari Ezra. Dimas pun langsung menjawab telepon dari teman nya itu.

“halo, ada apa bro ?”

“gua ketemu dengan adek lo.”

“dimana ?!”

“ntar gua sharelock.”

Setelah di beri tahu Ezra keberadaan Dilan, Dimas pun langsung mengendarai motornya menuju lokasi dimana Dilan berada.

Disana sudah Ezra yang sedang memantau Dilan dari Jauh. Tak lama kemudian, Dimas pun tiba. “dimana Dilan, Ra.” tanya Dimas yang daritadi khawatir atas keberadaan sang adek.

“tuh di sana.” Ezra pun langsung menunjuk keberadaan Dilan.

Tak disangka, ia melihat Dilan sedang dibully oleh teman-temannya. Melihat kejadian itu Dimas pun langsung menghampiri nya.

Dimas langsung mendorong pundak orang yang membully Dimas. “mau apa lo ?!” ucap Dimas.

“ouh ini abang lo, Dilan ?”

“iya gua abang Dilan, emang kenapa ?”

“adek loh tuh adalah pesuruh gua dan sekarang gua bully karena, dia gak mau nurutin perintah gua.”

Tujuh Belas || Treasure 12 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang