29 || ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

360 32 2
                                    

ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

***

Reyhan menyulut ujung rokok keenamnya itu dengan pemantik api, lalu mengisapnya dengan perlahan. Aneh sekali, padahal sudah batang keenam, tetapi dia masih saja terbatuk kecil setiap kalian mengisap rokok itu. Mungkin karena dia sudah lama sekali meninggalkan kebiasaan buruk itu ? Setelah ia move on dari mantan pacarnya.

Dulu, ia sering kali merokok untuk mencari pelarian dari selingkuhannya manta pacarnya. Namun, kebiasaan itu hilang ketika ia telah melupakan sosok mantan pacarnya itu.

Sembari mengisap rokok, ingatan Reyhan melayang kepada Aluna mantan pacarnya. Saat kekasihnya itu masih bersamanya, dia tak sampai berpikir untuk merokok seperti ini karena Aluna adalah penghibur dirinya di kala sedih. Sosok Aluna bagaikan obat penenang untuknya. Bahkan sampai saat ini, belum ada satu pun wanita yang dapat mengganti posisi Aluna di dalam hatinya.

Setelah rokok keenamnya habis, Reyhan pun buru-buru menginjak-injak Putung rokoknya itu dengan kakinya yang di terbalut sendal.

"Kok gua sehancur ini kehilangan Aluna ya ?" Reyhan menghembuskan napas berat.

Cowok masih sangat menyayangi Aluna, sampai-sampai ia menolak tawaran dari para cewek-cewek yang menembaknya. Se-cinta itu ya aku sama kamu, Luna..

"Tenang Rey, keputusan lo udah bener. Lagian dia duluan yang selingkuhin lo." ucap Reyhan pada dirinya sendiri.

Saat hendak berdiri untuk masuk kembali ke dalam rumah, tiba-tiba sebuah amplop berwarna pink dengan pitah merah yang tergeletak di dekat pagar menarik perhatiannya. Reyhan pun segera mengambil dan membuat amplop itu. Kening mengerut ketika melihat isi di dalam amplop itu. "Sebentar kok gua kenal ama nih tulisan."

Temuin aku di depan pagar kamu, sekarang.

Setelah melihat tulisan tersebut, Reyhan pun segera keluar untuk menghampiri orang yang memberikan amplop ini kepadanya.

Ternyata tak di sangka, ketika ia melihat orang itu. Membuat dirinya mematung sesaat, ia adalah sosok yang ia rindukan selama ini yang membuat nya seperti orang bodoh tidak lain lagi mantan pacarnya, Aluna..

"Aluna.." lirih Reyhan melihat sosok Aluna yang berdiri di depannya.

"Apa kabar Rey ?"

"Kamu ada perlu apa kemari ?" Tanya Reyhan yang heran kenapa mantan pacarnya menghampiri rumahnya lagi.

"Ada yang mau aku bicarakan."

"Baiklah kalo begitu, ayo masuk dulu"

***


Mereka pun duduk di ruang tamu Reyhan. "Sebentar ya aku bawakan minuman."

Aluna pun hanya mengangguk pelan, ia melihat sudut-sudut rumah Reyhan. Tidak ada yang berbeda ya, sama seperti dulu..

Di saat ia melihat sudut-sudut rumah Reyhan, ada satu bingkai yang menarik perhatiannya. Ia pun segera berdiri dari duduknya untuk melihat bingkai foto itu.

Bingkai foto itu berisi foto nya bersama Reyhan disaat mereka masih berpacaran. Masih kamu simpan rupanya.

Ia pengen sekali mengulang kembali seperti dulu, ia merasa menyesal karena selingkuh dari Reyhan. Padahal Reyhan setulus itu dengannya, bisa-bisanya dirinya membuang berlian itu buat sebuah batu kerikil.

Kini, Aluna sudah putus dengan selingkuhan nya. Kabarnya selingkuhan nya juga menyelingkuhi nya.

Setelah putus dari selingkuhannya, Aluna pun menyadari perilakunya terhadap Reyhan. Kini, ia tahu rasanya di selingkuhin oleh orang yang dicintainya.

Ia sangat menyesal, sangat menyesal. "Coba waktu dapat diulang kembali." gumamnya.

Di tengah-tengah ia sedang asik melihat bingkai foto yang terpajang di dinding rumah yang berwarna putih itu, ia tidak menyandari bahwa Reyhan sudah berada di belakangnya membawakan secangkir teh.

Ia pun menyadari atas kehadiran Reyhan di belakangnya dan ia pun kembali duduk di sofa.

"Kamu masih suka teh kan ? Ini aku buatkan teh." ucap Reyhan menaro secangkir teh di atas meja untuk Aluna.

"bahkan minuman favoritku masih kamu ingat ya, Rey"

"Ada apa kamu kemari, Luna ?" Reyhan pun duduk di hadapan Aluna.

"Sebelumnya aku minta maaf atas perbuatan aku sama kamu selama ini." ucap Aluna

"Gapapa, mungkin kita bukan jodoh makanya Allah pisahkan kita berdua." sahut Reyhan.

"Jadi, ada apa kamu kemari ?"

"Jadi begini, aku bakalan tampil di sekolah."

"Wah keren, tampil apa ?"

"Tampil nyanyi, tapi kata guru harus di iringi dengan gitar."

"Temen-temen aku pada tidak bisa main gitar, tiba-tiba aku keinget kamu jadi aku mau minta tolong sama kamu."

"Tolong apa ?"

"Jadi lah gitaris ku."

Mendengar ucapan Aluna, membuat kaget sampai kesedak air yang ia minum. "Eh, maaf.."

"Gapapa-gapapa, aku kaget aja."

"Aku tidak memaksa kamu untuk jadi gitaris aku."

Reyhan pun terdiam sejenak. "Kalo kamu mau nolak, silakan.." lirih Aluna.

"Aku mau kok."

Aluna pun kaget dengan jawaban oleh Reyhan, ia kira bakalan di tolak olehnya ternyata sangat mengejutkan. "Serius ?!" ucap Aluna tidak percaya.

"Serius dong, sejak kapan aku tidak serius." Reyhan pun tersenyum.

Mendengar itu membuat hati Aluna merasa senang. "Terima kasih ya, Rey !" ucap Aluna dengan senyuman yang membuat mata nya hilang.

Reyhan yang melihat senyuman dari Aluna merasa senang, ini adalah jalan satu-satunya untuk ia memperbaiki hubungan mereka berdua.

"Akhirnya, aku dapat melihat senyuman manis kamu lagi.."

***

ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

Tujuh Belas || Treasure 12 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang