33. 𝓟𝓮𝓷𝔂𝓲𝓴𝓼𝓪𝓪𝓷 𝓟𝓮𝓻𝓵𝓪𝓱𝓪𝓷🔻

309 55 4
                                    

▪️◾◼️⬛🖤⬛◼️◾▪️

! Peringatan!
Banyak adegan kekerasan, mohon bijak dalam membaca!!

▪️◾◼️⬛🌑⬛◼️◾▪️

Setelah pemakaman Oma Selesai, Bulan segera pulang ke mansion.

"Siapkan samsak tinju, kosongkan isinya! lalu masukkan salah satu dari mereka kedalam nya!" Perintah Bulan kepada Velix.

"Baik Nyonya"

Di gym pribadinya. Bulan memukul samsak berisi Dario dengan sekuat tenaga, meluapkan emosi nya.

Mengabaikan sakit dan nyeri di bahunya pasca operasi.

Sementara Lan di ikat dibiarkan melihat semuanya.

Berulang kali Dario menjerit histeris kesakitan, membuat Lan memohon mohon pada Bulan untuk di ampuni.

Bulan tidak menanggapi itu semua, ia menyeringai mendengar jeritan kesakitan dan suara memohon mohon.

"I won't stop until I'm completely satisfied."
"Aku tidak akan berhenti sebelum aku benar benar puas." ucap Bulan disela sela nya memukul.

Beberapa lama kemudian Bulan berhenti.

"Keluarkan dia" ucap Bulan kepada penjaga di sana.

Samsak di turunkan, para penjaga mengeluarkan Dario dari samsak.

Kondisi teramat mengenaskan, tubuhnya bersimbah darah, terlihat salah satu kaki dan tangan nya yang patah. Dario nyaris seperti tidak bernafas karen nafasnya lemah.

Bulan menyeringai jahat.

"How is Mr. Dario? Sick?"
"Bagaimana tuan Dario? Sakit?"

Ucap Bulan sambil berjongkok di sebelah tubuh Dario.

"Kurung dia di gudang!" perintah Bulan.

Setelah Dario diseret pergi, meninggalkan jejak darah. Bulan menatap Lan penuh arti.

"Now it's your turn, sir."
"Kini giliran mu Tuan" ucap Bulan menatap tajam Lan yang ketakutan.

"Masukkan dia!" perintah Bulan.

Berbeda dengan Dario yang di hajar dengan tinju. Samsak berisi Lan di tendang habis habisan oleh Bulan dengan sangat kuat, dan bertubi-tubi.

Suara erangan kesakitan juga ia dengar dari Lan, membuat Bulan bersemangat menendang.
.
.

Setelah dua bajingan itu dibiarkan tergeletak di gudang, Bulan memilih membersihkan dirinya.

Setelah selesai Bulan membaringkan tubuhnya di kasur, kini ia kembali ke mode Bulan seperti biasa.

Dia memainkan hp yang sebelumnya tidak sempat ia mainkan.

Bulan tersenyum tipis melihat beberapa chat dan panggilan masuk yang tidak sempat ia jawab dari teman temannya, grup chat VIRES dan....Angkasa.

Bulan membalas satu satu chat mereka, yang rata rata menayangkan keadaan dan kapan pulang.

Dia hanya memandangi notifikasi Angkasa tanpa berniat membuka nya. Jujur Bulan merindukan Angkasa, sangat teramat.

Bulan memejamkan matanya sambil mengingat momen momen kebersamaan keduanya.
.
.

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿

Bulan Nya Angkasa [-END-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang