41. 𝓜𝓮𝓷𝓰𝓱𝓪𝓷𝓰𝓪𝓽🔻

263 46 2
                                    

HAPPY READING GUYS 🌷

🌼

Malam-malam Bulan datang ke markas Angkasa.

Baru saja Bulan turun,ia menjadi pusat perhatian anggota GRISTON yang berada diluar.
Namun mereka langsung menyadari itu adalah Bulan saat Bulan mulai berjalan mendekat.

"Angkasa di dalam?" tanya Bulan.

"Iyha bu bos, bos di dalam"

"Thksh"ucap Bulan lalu berjalan masuk.

Baru saja masuk Bulan melihat Angkasa dan teman temannya sedang bermain kartu, namun kini pandangan mereka tertuju padanya.

Angkasa terkejut,Bulan yang hampir seharian tidak ada kabar kini mendatanginya.

Bulan berjalan mendekat dengan senyum tipis.

"Sa, sibuk gak? jalan bentar yuk" ajak Bulan kepada Angkasa yang sedang duduk didepan nya.

Angkasa langsung mengangguk,dan menggenggam tangan Bulan keluar dari markas.

Kenzo geleng-geleng.
"Kembali deh mode bucin nya"

"Anjir lah padahal gue bentar lagi menang"_Andrean.

"Gue takut "_ucap Rizal sambil melihat punggung dua Angkasa yang hilang dibalik pintu.

Semua menatap kearahnya."Takut kenapa?"tanya Rio.

"Takut kalo yang baca bakal dikatain gila gara gara senyum senyum sendiri."

"Si anjir gue kira apaan"_Rio

"Gak papa, wattpad adalah dunia kedua mereka saat dunia asli mereka terlalu jahat. Mereka juga bebas berimajinasi disini jadi itu tidak masalah selagi mereka senang dengan itu"_Brayen.

🍪

Angkasa dan Bulan berjalan bersama, entah mengapa mereka merasa canggung satu sama lain.

Angkasa menggaruk tengkuk leher nya sambil menatap kearah lain.
Angkasa berdehem, sambil tangannya menggenggam tangan Bulan.

Bulan kaget sontak menatap Angkasa yang membuang muka.
Bulan pikir Angkasa akan marah kepada nya, Bulan balik menggenggam erat tangan Angkasa. Membuat Keduanya saling bertatap.

Taman malam hari sedikit sepi karena bukan hari libur.
Keduanya berhenti dipinggir air mancur.

Angkasa memegang kedua pundak Bulan, menatap nya dalam. Membuat Bulan tengelam dalam tatapan Angkasa.

Angkasa tiba-tiba membawa Bulan kedalam pelukannya erat seolah tak ingin kehilangan perempuan itu.

Bulan membalas pelukan Angkasa, lalu menenggelamkan wajahnya di dada Angkasa.
Angkasa mengusap lembut surai rambut Bulan.

"Kalo ada masalah cerita! jangan dipendam sendiri" Ucap Angkasa lembut namun tegas.

Angkasa mencium puncak kepala Bulan.
Angkasa melepaskan pelukan mereka, lalu menangkup wajah Bulan.

"Lan, aku bisa jadi rumah kedua kamu. Jangan pernah sungkan mau cerita apapun"

"..."

"Walaupun aku orang jahat, apa kamu bakal tetap menerima aku? " entah kenapa Bulan tiba tiba bertanya seperti itu.

"Apapun dan siapapun kamu, tetap aku terima"

"Bahkan seorang pembunuh? dan penjahat? "

"Tetap"

Bulan Nya Angkasa [-END-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang