44. 𝓟𝓪𝓼𝓻𝓪𝓱🔻

239 48 0
                                    

HAPPY READING GUYS

🌼

Angkasa mengendarai motor nya kembali ke markas dengan kecepatan melebihi rata-rata.

Dibalik kaca helm full face nya, tanpa izin pemilik nya air matanya mengalir dari kelopak matanya. Pikirannya sudah tidak karuan, ada sesuatu yang hilang dari hati nya.

Hujan tiba-tiba turun,membuat jalanan licin dan jangkauan penglihatan menurun.

Angkasa menambah kecepatan motor nya sampai hampir limit. Menyebabkan roda motor nya tergelincir, Angkasa terpental sementara motor nya tergelincir berputar hingga menabrak pembatas jalan.

Angkasa menghela nafas nya, badan nya terlalu sakit membuat nya tidak memiliki kekuatan menegakkan tubuh nya.

Pandangan angkasa mulai buram, indra pendengarannya seperti mati begitu saja. Samar-samar Angkasa melihat seorang perempuan berjalan mendekat kearahnya. Angkasa tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan tersebut.

Darah mengalir bersama air hujan yang menjelajahi jalanan yang sepi. Bau amis menyebar seiringan dengan air bercampur darah yang mengalir.

"Lann" Gumam Angkasa sebelum kesadaran nya benar-benar hilang.

**
Dikamar rumah sakit..
:
"Sa" Suara lembut khas perempuan, memangil Angkasa.

"Lan" Gumam Angkasa lirih sambil mengerjapkan matanya perlahan.

Baru saja Angkasa bisa melihat seseorang didepan nya,tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat.

Bulan langsung memakai masker dan topi nya ia pakai sampai menutup mata nya.

Bulan segera keluar, Bulan menarik pintu  bersamaan dengan sisi luar pintu yang didorong.

Pintu terbuka, Bulan berhadapan dengan Brayen yang seperti nya mengenali dirinya.

Takut mereka yang di sana mengenali nya, Bulan langsung melangkah pergi.
Anak-anak GRISTON menatap kepergian Bulan, lalu masuk.

Saat Bulan berjalan cepat di sebuah lorong menuju rooftop dengan menunduk, tidak sengaja dia menabrak Aida kakaknya. Ternyata anak-anak VIRES ikut menyusul menjenguk Angkasa karena ingin menanyakan tentang kondisi Bulan.

Teman-teman Bulan segera membantu Aida berdiri.
Jessy yang posisinya dibelakang menyipitkan matanya, menatap Bulan.

Bulan langsung berdiri dan menundukkan kepalanya berjalan pergi begitu saja.

"I..i.itu..itu, itu kak Bulan" tunjuk Jessy sedikit histeris.

Sontak aksi kejar-kejaran tidak terelakkan.
Bulan segera naik tangga menuju rooftoop.

"Lan, berhenti!" ucap teman-temannya bergantian sambil mengejar Bulan.

Sesampainya di rooftoop, Bulan langsung menuju helikopter milik nya lalu terbang begitu saja.

Dari atas didalam komputer Bulan melihat temannya yang terengah-engah sambil terus meneriakkan namanya.

"Sorry, I have to go " Kata yang bisa Bulan ucap kan saat teman temannya sudah tidak bisa menjangkau melihat teman temannya.

Aida terduduk di lantai rooftoop,mengacak ngacak rambutnya frustasi.

🍪

Panji setelah mendengar putri nya diculik dan putri kesayangannya pergi menyelamatkan nya, tentu tidak tinggal diam.

Panji mengerahkan anak buah nya untuk mencari informasi dimana Aliza dan Bulan sekarang.

Sementara Farida ia melamun namun air matanya terus mengalir.
Ibu mana yang tidak gelisah saat kedua anak nya dalam bahaya? Bahkan Farida merasa nafasnya tercekat.

Panji yang duduk di sebelah Farida, kondisinya tidak jauh berbeda,sama sama gelisah. Dari tadi Panji terus memainkan tangannya sambil sesekali melihat ke arah ponsel miliknya.

Tidak lama ada sebuah panggilan masuk, tapi bukan dari anak buahnya, melainkan dari Jessy.

Jessy menelfon Panji untuk mengabarkan bahwa Angkasa sudah siuman.Tanpa pikir panjang Panji dan Farida langsung berangkat kesana.

🍪

Suasana di bilik Angkasa sepi, tidak ada yang mengeluarkan suara. Kebanyakan dari mereka melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka. Panji dan Farida.

Angkasa melihat wajah khawatir dari kedua orang tua didepan nya, hati nya merasa bersalah.

"Nak Angkasa kamu baik-baik aja? " Tanya Farida sambil mengusap rambut Angkasa.

"Untung saja gak ada luka serius sama kamu Sa"_Panji.

Jessy berjalan mendekat memeluk Panji.
" Tadi kak Bulan disini pah" Ucap Jessy  membuat Panji mengerutkan kening nya.

"Kapan?" Tanya Panji sambil membalas pelukan  Jessy.

"Barusan" Suara Jessy melunak.

"Tapi kak Bulan pergi gitu aja" Lanjut Jessy.

Panji menatap anak anak VIRES, seolah menanyakan kebenaran pernyataan tersebut.

Anak-anak VIRES mengangguk membenarkan.

Angkasa turun dari ranjang nya, berjalan mendekat kearah Panji.
Jessy langsung melepas pelukan nya dan berdiri di sebelah Panji.

Tiba-tiba saat sudah berada dihadapan Panji, Angkasa langsung berlutut dengan wajah menunduk.

"ANGKASA" Teriak semua orang terkejut.
"Maaf kan saya om, saya belum bisa menjaga Bulan" Ucap Angkasa dengan nada yang sangat menyesal.

Panji menghembuskan nafas panjang,kejadian ini tidak ada hubungannya dengan Angkasa apalagi salah Angkasa.

Panji memegang kedua bahu Angkasa lalu menuntun nya untuk berdiri.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu, jadi jangan merasa bersalah" Ucap Panji dengan senyum tipis.

"Sekarang kita hanya bisa pasrahkan semuanya kepada Bulan" Ucap Panji Sambil menepuk bahu Angkasa.

Semua yang berada di ruangan mengangguk.

🍪

PANTAU TERUS UPDATE BULAN NYA ANGKASA!!
KENAPA? KERENA.....

BEBERAPA BAB MENUJU END GYUS!

**
🥀🌷🥀
Terimakasih
Jangan lupa Vote dan tinggalkan komentar yha..
Dan jangan lupa shere keteman teman kalian sebanyak-banyaknya.!

🍁
SEE YOU NEXT BAB GUYS
🍂

Bulan Nya Angkasa [-END-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang