Five (Pertemuan di stasiun)

101 37 26
                                    

"Mereka yang memiliki uang merasa paling berkuasa"

_________________________

Jenna duduk bersebelahan dengan lelaki tersebut. Kopernya ditaruh di samping tempat duduknya dan tas ransel yang digendong di punggungnya ia pindahkan ke depan. Merasa tidak nyaman berdekatan dengan lelaki asing membuatnya duduk dengan sedikit jarak yang menjauh.

"Kenapa kau mengajakku?" tanya Jenna setelah mulai bernapas tenang. Ia mencoba untuk menghilangkan ketegangan dengan berbasa-basi. Namun lelaki itu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah handphone. "Sebentar!" pintanya lalu membuka layar handphone-Nya. Bukan untuk mengabari keluarga ataupun teman melainkan hanya untuk melihat jadwal kuliahnya.

"Sorry, aku melihat jadwal kuliah, takutnya besok ada jadwal pagi," katanya setelah menaruh kembali handphone-Nya. "Tadi kau nanya apa?" Lelaki itu bertanya mengenai pertanyaan Jenna yang belum sempat dijawabnya.

"Kenapa kau mengajakku?" Jenna mengulang pertanyaannya.

"Oh, itu. Aku pikir kau tidur sangat pulas, jadi aku membangunkannya, jika tidak, kau akan tertinggal di sana." Lelaki itu memberikan senyuman karena perkataannya yang sedikit mengandung candaan.

"Ini adalah kali pertama aku menaiki kendaraan umum, jadi aku tidak tahu di mana kereta ini akan berhenti," kata Jenna kemudian memberitahunya.

"Oh. Kalau boleh tahu ke mana kau akan pergi?" Lelaki itu kemudian memberanikan diri untuk bertanya.

"Aku ingin pergi ke Hyderabad," sahut Jenna, menjawabnya dengan santai. Namun lelaki itu memasang wajah kaget. "Kau serius?" tanyanya memastikan. Dengan santai Jenna pun mengangguk.

"Oh my God! Kita memiliki tujuan yang sama," celetuk lelaki itu membuat Jenna menoleh ke arahnya. "Sungguh?" Kali ini giliran Jenna yang memastikan.

"Ya, tujuanku kota Hyderabad karena aku kuliah di sana," kata lelaki itu, kemudian memberitahunya. Jenna hanya memberi anggukkan dengan senyuman tipis di bibirnya.

"By the way, kenalin aku Davin!" Lelaki itu menyodorkan tangannya pada Jenna. Meski merasa sedikit canggung, namun Jenna tetap menjabat tangannya seraya berkata, "Jenna!"

Davin memberikan senyuman manis miliknya. "Kau dari Aligarh?" tanyanya setelah melepas jabat tangan.

"Iya." Jenna hanya menjawabnya singkat lalu memfokuskan pandangannya pada orang-orang yang tengah duduk berkumpul.

"Sebelumnya maaf kalau aku banyak bertanya, kalau boleh tahu, apa tujuanmu ke Hyderabad?" Davin kembali bertanya karena jenuh jika tidak ada obrolan padahal teman baru.

Jenna menoleh ke arahnya dan memandanginya seperti memperhatikan. "Ceritanya panjang, jika kau ingin tahu mungkin nanti aku akan menceritakannya," ucapnya, setelah mengalihkan pandangan dari wajah lelaki itu.

Davin mengangguk memahami maksud Jenna. Ia lalu melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 01:00 siang. Mengingat perjalanan yang masih jauh Davin mengajak Jenna untuk makan siang terlebih dahulu sebelum pemberangkatan kereta di jam setengah dua.

Di dekat stasiun terdapat beberapa tempat makan atau restoran. Mereka mengisi perut dengan memesan beberapa menu makanan yang tersedia di sana. Sebelum makanan tersaji keduanya duduk di meja bundar yang terdapat empat kursi. Dua kursi mereka duduki dan dua kursi lainnya dibiarkan kosong.

Cita Cinta JennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang