SEPERTI BIASA, DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SILENT READER, OKAY?! SO, TINGGALKAN JEJAK KALIAN ⏩⏬
"Bintang itu harus kita raih!"
~∞°^°∞~
"Di sana akan ada jalan setapak dengan banyak belokan, yang di setiap langkahnya terdapat duri yang harus kau lewati. Jangan menangis jika duri-duri itu melukaimu, karena luka itulah yang nantinya akan menguatkanmu."
"Ayah!" Jenna langsung terbangun dari tidurnya, setelah seorang lelaki tua itu pergi.
Hari ini tepat empat tahun kepergian kedua orang tuanya akibat kecelakaan maut. Kecelakaan yang masih menjadi misteri penyebabnya karena terjadi secara mendadak dan begitu saja. Yang lebih mengherankan, polisi tidak bertindak atas kejadian ini.
Malam ini adalah pertama kalinya ia bermimpi bertemu dengan sang ayah. Ia kemudian duduk mengatur napas. Tangan kanannya menyalakan lampu, kemudian menuangkan segelas air putih dan meneguknya. Di tengah malam itu ia terduduk memikirkan mimpi yang baru saja dialaminya. Di mana, dalam mimpi itu sang ayah duduk dan menasihatinya sebelum tidur. Seperti kebiasaannya ketika masih duduk di bangku kelas menengah. Dan sekarang, semua itu terulang dalam mimpinya. Mimpi yang berbeda dari mimpi-mimpi lainnya.
Setiap kata per kata yang diucapkan sang ayah dalam mimpi, Jenna pikirkan dengan baik. Bahwa hidup penuh dengan lika-liku, dan kebahagiaan tidak akan selalu mengikuti kita untuk menunjukkan jalannya.
Memang benar, tapi apa maksudnya itu? Apa hanya sekedar nasihat? Atau memiliki maksud lain? Pikir Jenna bertanya-tanya.
Setelah cukup lama berdiam diri, Jenna meraih handphone-Nya. Dilihatnya jam yang sudah menunjukkan pukul 02:30 pagi. Jenna menaruh handphone itu kembali, kemudian melanjutkan tidurnya.
°~***~°
Sebuah bangunan tinggi yang dibilang cukup megah di kota kecilnya. Yaitu Aligarh Moslem University (AMU). Sebuah universitas yang terletak di kota Aligarh. Kota Aligarh sendiri adalah sebuah kota kecil yang ada di provinsi Utar Pradesh, India.
Islam di Utar Pradesh merupakan agama terbesar di India. Salah satu kota kecilnya adalah Aligarh. Kota yang dipenuhi oleh orang-orang sederhana, namun berintelektual tinggi. Salah satu bangunan megah yang menjadi ciri kota Aligarh adalah universitasnya (AMU). Tempat di mana Jenna dan teman-temannya menempuh pendidikan.
Ya, pendidikan yang menjadi pilihannya empat tahun yang lalu.
Dari gedung tinggi itu Jenna keluar bersama dengan Shafa. Gadis yang sekarang sudah usia 21 tahun, dengan tubuh yang tidak begitu tinggi, hanya 163cm saja. Memiliki badan yang ideal, tidak gemuk, juga tidak kurus. Tas yang digendong di pundaknya, dan buku yang tidak pernah lepas dari pelukannya. Kini ia duduk di semester lima fakultas hukum.
Alasannya memilihi fakultas hukum karena sang ayah yang selalu menginginkannya menjadi seorang pengacara. Meski sejak kecil cita-citanya menjadi seorang pengusaha sukses, namun kematian keduanya orang tuanya mampu membuatnya berubah pikiran.
Dua anak gadis yang menggunakan dupata atau selendang yang hanya diletakkan di atas pundaknya, mereka keluar dari kampus. Tidak bolos, tapi jam pelajaran memang sudah habis.
"Jadi, mimpi apa yang kau alami semalam?" tanya Shafa, sambil mendorong sepedanya keluar kampus.
"Ayah datang ke dalam mimpi, tapi aku belum mengerti apa yang Ayah maksud," jelas Jenna, yang juga mendorong sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cita Cinta Jenna
Mistero / ThrillerDi umur 17 tahun aku kehilangan kedua orang tuaku. Di situlah awal mula kehancuran duniaku. Dengan terpaksa aku harus mengubur mimpiku. Kematian kedua orang tuaku dibayar oleh seseorang sebagai jaminan hidupku. Aku merasa sesuatu terjadi tanpa ada y...