35. The Crow

529 112 16
                                    

♬♩♪♩ ♩♪♩♬

"Di mana kalian? Sudah berapa yang kalian temukan?" Perempuan tua itu terus saja mengoceh, membuat Jazel memijat keningnya.

Batu permata di cincin Jazel terbuka, memunculkan wajah Galla yang hilang-muncul karena kekuatan cincin yang melemah. Cincin permata berwarna coklat itu adalah alat komunikasi. Sebenarnya cincin itu bisa saja bekerja dengan baik jika saja batunya tidak retak karena pertempuran melawan Terrameirsaz waktu itu.

"Kami baru menaklukkan satu. Roh angin sudah ketemu, tapi belum bisa kami kalahkan," jawab Jazel seraya membereskan tendanya.

Iyris dan yang lain diam-diam ikut menguping percakapan atasan dan bawahan itu.

"Apa tidak ada tanda-tanda pergerakan dari istana?" tanya Jazel.

"Untuk sekarang daerah Melford aman, tapi... ada satu hal yang menjanggal." Wajah Galla yang hilang-muncul membuat Jazel sulit membaca ekspresi wanita tua tersebut.

"Apa?"

"Sebagain besar para Elf yang kalian bebaskan dari Elynum, mereka sepertinya membentuk aliansi dengan kelompok lain. Aku tidak tahu siapa kelompok itu, tapi mereka yakin bahwa raja masih hidup dan akan mencari Hutan Slyphi demi mencapai kehendaknya," jelas Galla.

"Apa itu buruk...?"

"Tentu saja, anak bodoh!" bentak Galla hingga Jazel terjingkat kaget. "Raja ada bersama kalian, itu berarti mereka juga akan menghentikan kalian untuk menuju Hutan Slyphi. Mereka percaya kalau tujuan raja dan bawahannya adalah untuk kejahatan. Dan lagi, aku tidak tahu mereka membentuk aliansi dengan kelompok mana. Jika biji pohon Arboriv jatuh ke tangan yang salah..."

"Ya ya, aku paham." Jazel mengangkut semua barangnya menuju kereta kuda dengan satu tangan. "Jadi sekarang apa yang harus kita lakukan?"

"Untuk saat ini, tetap lanjutkan pencarian kalian. Jangan pernah pergi ke pusat kota."

Sejenak Jazel merasa lega karena ia mendaftarkan nama palsu saat memesan penginapan di pusat kota Melford.

Batu permata pada cincin itu ditutup, menyelesaikan percakapan mereka.

"Apa yang lain sudah siap?" tanya Jazel pada Nyle yang tengah duduk sembari memakan roti yang sudah keras.

Nyle hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka akan mencoba mencari Airrismeirsaz untuk yang kedua kalinya. Kali ini hanya Iyris, Seyanor, Sheyon, dan Jake yang melakukan pencarian. Jazel diam di kereta kuda, menjaga perbekalan sekaligus Halsten dan Nyle.

"Kenapa tidak kau sendiri saja yang maju? Dasar pemalas," gerutu Jake begitu mendengar namanya disebut.

Jazel tersenyum licik. "Aku hanya manusia biasa, tidak akan berguna, jadi kau saja."

Dengan perasaan dongkol, Jake ikut bersama Iyris dan yang lainnya untuk pergi menuju rawa. Jaraknya tidak terlalu jauh walaupun harus berjalan kaki.

Saat di tengah perjalanan menuju rawa, Iyris menangkap pergerakan dari ujung matanya. Sesuatu itu seperti tengah mengikuti mereka.

Iyris menghentikan langkahnya, mengernyit untuk melihat lebih jelas. Di sekitar semak belukar, ia mendapati ekor berbulu tebal berwarna merah yang berkelok anggun. Tak lama kemudian, kepala seekor rubah mengintip dari balik semak-semak. Sama seperti sebelumnya, ekor rubah itu sangat panjang. Bisa dilihat dari jarak ekor dan tubuh rubah tersebut yang terpaut cukup jauh.

Whistle of the OcarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang